“cepat pulang,cepat kembali jangan pergi lagi”
Lagu yang selalu kudengarkan menjelang tidur,hmmm sudah lebih dari 1 bulan,Rudi tak mengabariku,sejak dia mendapat beasiswa Psikologi S2 di Australia,ruang komunikasi kami semakin sempit.Rio adalah lelaki yang sudah 2 tahun dekat denganku namun sampai saat ini dia belum menyatakan cintanya padaku.Aku tak pernah menanyakan tentang bagaimana hubungan kita,aku takut dia marah jika aku tanyakan mengenai hubungan kita selama ini.Makan hati juga sih digantung kaya gini,tapi mau gimana lagi aku senang kalau dia membutuhkanku,aku senang bersamanya,dan aku sangat menyanyanginya.
Malam semakin larut,dan aku masih terhanyut dalam lamunanku.Aku berharap malam itu Rio membalas e-mailku yang kukirimkan seminggu yang lalu.Namun,sepertinya itu hanyalah hayalan belaka,apa mungkin dia sudah melupakanku,atau jangan-jangan dia sudah kepincut bule? ah,hatiku semakin tak menentu.Jam sudah menentukan pukul 2 dini hari,aku masih berharap juga,sampai akhirnya aku putuskan untuk tidur,sambil menyimpan harapan,ah mungkin besok pagi Rudi membalas e-mailku.
Esok harinya aku mengecek inbox e-mailku,tidak ada pesan baru “ah ternyata belum ada balasan” gumamku meringis.Rasa kecewaku bercampur satu dengan rasa rinduku.”Oh,Tuhan lindungi dia disana” gumamku dalam hati.
Hari terus berganti,dan rinduku pun semakin tak tertandingi.Aku semakin bingung hadapi dunia ini sendiri,aku tak mampu membendung emosi serta rinduku.”Ah,Australia andaikan jaraknya hanya 1 jam dari Kotaku,akan kususul pujaan hatiku itu” celetukku.
Di Jakarta aku tidak mempunyai teman,ma’lumlah aku bukan tipe wanita supel,dengan rekan kantorpun paling sebatas teman makan siang.Aku hanya bisa terbuka dengan Rudi,sosok lelaki cuek dengan gaya supercool.Hujan turun sore itu,dan semakin membuatku rindu pada Rudi,biasanya kalau hujan turun ,Rudi selalu mengajakku makan bakso didekat apartemenku.”Bakso mang Akim tu enak banget la,meskipun pinggir jalan,tapi rasanya ga kalah deh sama baso gedean” celetuk Rudi dengan penuh rasa bangga.Dia lelaki pertama yang membuatku menyukai makanan pinggir jalan.
Aku segera beranjak dari lamunan karena perutku sudah bernyanyi.Saat aku sedang menyiapkan makanan,tiba-tiba ponselku bunyi,nomornya tak kukenal tapi aku angkat sajalah,”Halo,lina apa kabarmu?” terdengar suara yang sangat tidak asing bagiku.”Aku baik-baik saja,siapa ini?” jawabku,”Aku,Rudi.Aku tunggu kamu besok di Kedai Kopi ya,lin” mendengar itu hatiku bahagia sekali,akhirnya rinduku pun terjawab ,tapi kenapa dia pulang tiba-tiba,ah tak jadi masalah yang penting dia kembali.”Oke,Rud” lalu percakapan kami di telepon pun berakhir.
Setelah makan malam,aku langsung mendarat kekamar,aku harus tidur nyenyak karena sudah hampir 5 bulan ini aku tidak enak makan dan tidur hanya untuk menanti kabar dari Rudi.Keesokan pagi,aku siapkan baju terbaikku ,aku tak mau pertemuanku dengan Rudi terkesan biasa saja,aku harap dia tidak berkedip melihat penampilanku sekarang.
Aku berlari keluar apartemen dengan semangat membara,aku strater mobilku dengan hati yang riang”sepertinya,aku harus katakan sekarang” gumamku.Aku tak mau kehilangan dia lagi,setidaknya jika dia harus kembali ke Australia,kami sudah punya status yang jelas.
Mobilku pun terhenti depan kedai kopi.Aku mulai mencari sosok yang kuidamkan itu,aku tak perlu waktu lama untuk mencarinya,aku tepuk bahu Rudi “hai Rud” dengan nada yang sedikit berteriak.”Halo,lin”jawabnya simple,”Apa kabarmu,Rud,ko pulang ga ngasih tau dulu sih?” tanyaku dengan antusias,”aku pulang bawa berita besar,lin” jawabnya dengan mata berkaca-kaca.”Apa Rud?” tanyaku penuh harap,jangan-jangan dia mau melamarku gumamku dalam hati,”Bulan depan,aku akan menikah lin,tolong siapkan pesta pernikahanku ya lin,kamu kan WO nomor 1 dikota ini” gumamnya penuh bahagia,bagaikan tersengat listrik 11.000 volt,aku terdiam,aku mematung,aku berharap ini hanya mimpi buruk tapi bukan ini kenyataan yang harus kuterima,inilah jawaban penantianku selama 5 bulan ini.Sesegera mungkin aku pasang mimik bahagiaku,”Selamat ya Rud,calon istri kamu pasti bule ya?” tanyaku sambil menahan sesak didada,”hehhehehehe,liat aja nanti” tandasnya dengan penuh canda.Rudi kamu makhluk dari apaan sih?? jadi selama ini kita temenan gitu?? kesalku dalam hati.
Pertemuan kamipun berakhir saat aku menerima panggilan dari kantorku.Aku pamit meninggalkan Rudi,aku lupa dengan rasa rinduku selama ini.Dijalan aku hanya bisa menangis,aku benci dengan Rudi.Tapi mau dikatakan apalagi mungkin bukan jodohnya,dan mungkin ini juga salahku sendiri,aku tak pernah berikan dia sinyal yang kuat.
Dikantor,aku pun tak boleh menekuk muka,aku harus bersandiwara seolah tak terjadi apa-apa.Pekerjaaanku pun selesai,ketika aku sedang merapikan mejaku,tiba-tiba ponselku pun berbunyi,”Hai,lin coba lihat ke bawah,buka jendela kantormu” sahut Rudi,Akupun menurutinya,pasti dia mau pamerkan bule itu,aku buka jendela kantorku yang berada dilantai 3,aku lihat Rudi menulis sesuatu di papan yang membuatku ingin loncat dari jendela “Lina,will u marry me?” aku langsung berlari menuju jalan,aku menangis,tangis bahagiaku tak terkendali,Rudi mengusap rambut ikalku,dia berkata sambil membisik ”U’re my choice,lin”.Aku tarik tangan Rudi ke taman kota,seberang jalan kantorku.”Rud,kamu apa-apaan sih 7 bulan ga kasih aku kabar,kamu ngebiarin aku kesepian” tanyaku dengan wajah cemberut “Aku ngetes kamu,lin.Aku ingin tahu setia kamu sampai mana,aku yakin kamu pasti nunggu aku” jawabnya “yey GR banget,” jawabku penuh kegembiraaan,”eh,pertanyaan aku belum dijawab lin,kamu mau apa ga?” aku tersentak mendengarnya,oh iya aku lupa saking bahagianya,hhehehe “Aku ga usa jawab,kamu pasti tahu jawabannku,tapi mana mungkin kalau bulan depan,itu terlalu cepat Rud” jawabku hati-hati.”Ya,iyalah lin aku tahu itu,mana mungkin bulan depan,aku juga kudu balik lagi ke Ausi,aku juga balik kesini cuma gara-gara ada berkas yang ketinggalan + kangen sama kamu,lin.Pagi aku di Ausi sepi banget,aku ga nemuin cewe manja dan rese kaya kamu,disana.” jawabnya penuh antusias.”hmm,Rud.” aku hanya mampu berkata itu,aku sudah kehabisan kata karena bahagiaku.
Akhirnya do’aku pun terkabul,aku dapatkan status yang jelas dari Rudi,dia berjanji sesudah pendidikannya berakhir dia akan mempersuntingku.”I’m wait u,darling” gumamku dalam hati,dan kecupan Rudi pun buyarkan lamunanku,dan akhirnya siang itu menjadi siang yang indah untukku.Terimakasih Tuhan kau sudah menjawab do’aku ;’)
{ 0 komentar ... read them below or add one }
Posting Komentar