Sabtu dan Minggu kemarin saya mendapat dua nasihat dari folower saya di twitter. Nasihat pertama berbunyi begini: “Heran ya ada motivator SuksesMulia tapi saat jeda maghrib bukannya membaca Al Quran malah twitteran.”
Nasihat ini baik tapi terkesan lucu. Kenapa? Karena ketika itu saya sedang di Balikpapan, di kota ini sudah Isya. Lagi pula, sebagai musafir, saya boleh menjamak sholat. Kebetulan saat itu saya pun sudah selesai membaca Al Qur’an, karena memang sedang menghafal surat Al Waqiah [saya jadi malu belum hafal. Hehehe…]
Ada lagi nasihat selanjutnya. Nasihat kedua berlatar belakang kejadian berikut ini. Minggu kemarin saya membeli tiket Surabaya-Jakarta melalui calo. Kok lewat calo? Semula saya akan terbang ke Jakarta Senin pagi. Namun ada jadwal seminar mendadak di BRI, Senin pagi pukul 08.00 WIB. Bila terbang Senin pagi saya pasti terlambat dating ke lokasi seminar.
Akhirnya, tim saya mencarikan tiket ke travel langganan, ternyata semua kosong. Solusinya? saya go show ke bandara. Saya cek semua penerbangan ternyata penuh. Saat saya bingung, ada yang datang menawarkan satu-satunya tiket kepada saya. Walau nama penumpangnya bukan atas nama saya, sungguh amatlah bodoh bila tawaran itu saya tolak.
Begitu saya tulis di twitter bahwa saya dapat tiket atas nama orang lain munculah nasihat di time line saya, “Malu dong motivator nasional beli tiket lewat calo, tidak mendidik.”
Dari dua kejadian itu saya dapat pelajaran penting. Pertama, jangan pernah memberi nasihat bila kita tidak punya informasi yang akurat. Mengapa? Nasihatnya bisa salah alamat. Karena itulah penting kita mengetahui kondisi si penerima nasihat dan kejadian yang melatarbelakanginya.
Pelajaran kedua, saat kita memberi nasihat tak boleh kita menghakimi, tak boleh kita menuduh, apalagi menjatuhkan si penerima nasihat. Orang yang salah memang harus dinasihati tapi tak boleh disudutkan apalagi divonis dengan sesuatu yang negatif.
Terima kasih kepada dua followerku di twitter yang telah memberikan pelajaran kepada saya. Selama ini saya juga terkadang asal-asalan memberikan nasihat kepada orang lain. Namun setelah nasihat Anda berdua saya berkomitmen “berilah nasihat dengan bijak.”
Semoga Anda dan sayapun menjadi semakin bijak.
Salam SuksesMulia!
{ 0 komentar ... read them below or add one }
Posting Komentar