AMFIBI Penghuni Awal di Muka Bumi

Diposting oleh Selamat datang di blog on Kamis, 03 Desember 2015

Terbentuknya Bumi dan Awal Kehidupan
Berdasarkan satu teori yang dinamakan “Teori Kabut Pilin” (Nebular Hypothesis), bumi bersama dengan ‘saudara- saudaranya’ planet yang lain, terbentuk pada sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu, dan tergabung dalam satu susunan (keluarga) tata surya yang dinamakan “Keluarga Matahari” (The Solar System). Saat pertama kali terbentuk bumi masih dalam kondisi cair pijar bagaikan lautan api, atmosfer belum terbentuk sehingga hujan meteorit mudah jatuh ke permukaan bumi tanpa ada satu apapun yang menghalangi. Dalam kondisi seperti itu sangat mustahil ada satu kehidupan di dalamnya. Hal tersebut berlangsung hingga 3,5 milyar tahun yang lalu, kemudian mulai berkembang suatu kehidupan yang dicirikan dengan munculnya ganggang dan bakteri.

Indikasi Kehidupan
Keberadaan kehidupan di muka bumi dapat diketahui melalui keberadaan sisa organisme yang pernah hidup saat itu yang dinamakan fosil (bukti kehidupan organisme yang terawetkan pada lapisan batuan dalam kurun waktu yang sangat lama, puluhan ribu, jutaan hingga ratusan juta tahun). Informasi kehidupan yang pernah berlangsung tersebut dapat dideteksi dari keberadaan fosil yang ditemukan pada masa sekarang. Suatu kaidah yang dikemukakan oleh James Hutton, yaitu “Present is The Key to The Past”, penemuan saat ini adalah kunci masa lalu. Dengan melakukan penelitian terhadap temuan suatu fosil, dapat diketahui sejarah kehidupan dan keberadaan penghuninya, serta lingkungan kehidupan di muka bumi pada masa lalu.

Amfibi Primitif
Salah satu kehidupan yang muncul di muka bumi pada masa awal adalah binatang amfibi. Binatang ini dapat hidup di dua jenis alam, di air dan di darat, misalnya katak dan salamander.

Amfibi primitif muncul pada akhir Zaman Devon, yaitu pada Masa Paleozoikum (540-245 juta tahun yang lalu), setelah kemunculan ikan pada Zaman Devon. Amfibi yang pertama muncul ialah Ichthyostega yang diduga merupakan peralihan dari ikan crossopterygian (Eusthenopteron), yang mempunyai kebiasaan dalam pergerakannya pindah ke daratan.

Ichthyostega berasal dari bahasa Yunani yang berarti “fish roof”, diyakini oleh para ahli paleontologi sebagai amfibi pertama dan juga tetrapoda (vertebrata yang berjalan dengan empat kaki, contoh mamalia, reptil) pertama yang muncul di akhir Zaman Devon (Famennian, 360 juta tahun yang lalu, (KCM, Kompas Cyber Media, 05/09/2005). Itulah sebabnya Ichthyostega disebut juga sebagai "ikan berkaki empat". Fosilnya ditemukan di Pulau Greenland sebelah timur, dideskripsi dan diberi nama oleh Säve-Soderbergh (1932). Fosil tersebut diidentifikasi berumur Devon Akhir.

Satu spesies lainnya, yaitu Ichthyostega wimani masuk dalam genus Ichthyostegospis (http://en.wikipedia.org/wiki/Ichthyostega). Genus ini berhubungan erat dengan Acanthostega gunnari, juga ditemukan di Greenland Timur; Jarvik (1952, 1980, 1996). 

Acanthostega gunnari yang ditemukan di Greendland (www.wikipedia.org)

Kenampakan tengkorak Ichthyostega lebih mirip ikan, memiliki tulang belakang/ punggung yang lebih kuat, sirip yang sangat membantu pergerakannya. Ichthyostega dewasa mempunyai panjang tubuh sekitar 1,5 m, memiliki sirip pada ekornya, kaki belakang yang lebih kecil dari kaki depan lebih menyerupai sirip, mempunyai 7 buah jari pada masing-masing, sedangkan jumlah jari pada kaki depan belum diketahui dengan pasti tetapi ada kemungkinan sama jumlahnya dengan yang terdapat pada kaki belakang.

Ichthyostega dan sketsa kerangkanya

Penyesuaian dengan Kehidupan Daratan 
Amfibi primitif seperti Ichthyostega dan Acanthostega berbeda dengan Crossopterygians (Eusthenopteron atau Panderichthys). Crossopterygians memiliki paru-paru dan bernafas dengan insang, selain itu mereka menggunakan tubuh dan ekornya untuk bergerak, sedangkan siripnya untuk keseimbangan. Lain halnya dengan Ichthyostega yang bernafas dengan paru-paru dan memiliki kulit khusus untuk menahan dan menghambat kekeringan cairan dalam tubuh mereka. Untuk bergerak, Ichthyostega menggunakan tungkainya dan ekornya untuk keseimbangan.

Jennifer A. Clack mengatakan, Ichthyostega banyak menghabiskan waktu untuk berjemur di bawah matahari, seperti iguana laut dan anjing laut. Sedangkan aktivitasnya untuk makan, minum dan berkembang biak dilakukan di dalam air.

Di bawah ini diperlihatkan satu ilustrasi kehidupan ikan (Coelacanth) dan amfibi pada Zaman Devon Akhir.

Keberadaan Ichthyostegoids (Elginerpeton, Acanthostega, Ichthyostega,) pada 20-30 juta tahun kemudian diganti oleh temnospondyls dan anthracosaurs seperti Eryops, amfibi yang memiliki kemampuan berjalan di daratan.

Amfibi lainnya yang hidup di Masa Paleozoikum diantaranya:
  • Eogyrinus, tetrapoda terbesar Zaman Karbon, panjang tubuhnya dapat mencapai hingga 4 m, berleher pendek, posisi bahu begitu dekat dengan kepalanya, merupakan perenang yang hebat dan predator, hidup di akhir Zaman Karbon (300 juta tahun yang lalu), fosilnya ditemukan di Eropa.
  • Seymouria, tetrapoda bertubuh kecil, fosilnya ditemukan di utara Seymour, Texas, pada batuan sedimen berumur Perem (275 juta tahun yang lalu).
  • Eryops (berarti “simuka letih”), ditemukan pada lapisan sedimen berumur Perem Awal di Texas, berbadan lebar dan berat, memiliki tengkorak yang datar, panjang tubuhnya antara 1,5-1,8 m.
  • Metoposaurus, ditemukan pada lapisan batuan sedimen berumur Trias Akhir, di Amerika Serikat, Eropa, Afrika Utara, dan di India, panjang tubuhnya sekitar 2 meter.
  • Gerrothorax, berumur Trias Akhir, panjang tubuhnya sekitar 1 meter.
  • Microbrachis, berumur Karbon Akhir, panjang tubuhnya hanya 15 cm-an.
  • Diplocaulus, amfibi dengan kepala mirip mata panah, fosilnya ditemukan dalam lapisan berumur Perem di Texas, hidup di dasar sungai atau danau, panjang tubuh 90 cm-1 meteran.
  • Ophiderpeton, bentuknya mirip ular, panjang tubuh 75 cm, berumur Karbon Akhir.
  • Triadobatrachus, nenek moyang kodok, ditemukan dalam lapisan berumur Trias Awal di Madagaskar, ukuran tubuhnya sekitar 12 cm.
  • Trimerorhachis, ditemukan pada lapisan batuan berumur Perem di Texas.
  • Cacops, ditemukan di Texas, dalam lapisan batuan berumur Perem.
  • Fosil kodok lain, Vieraella, ditemukan dalam lapisan berumur Jura Awal di Amerika Selatan, ukuran tubuh sekitar 4 cm, mempunyai bentuk mirip dengan kodok sekarang



Sumber : Warga Geologi, Maret 2009

{ 0 komentar ... read them below or add one }

Posting Komentar