A. Teori Tektonik Lempeng
Teori tektonik lempeng berawal dari dugaan pergerakan lempeng yang pertama kali dikemukakan oleh Abraham Ortelius pada tahun 1596, yaitu seorang ahli pembuat peta dari Belanda. Dia menyatakan bahwa benua Amerika menjauh dari Eropa dan Afrika karena gempabumi dan banjir.
Kemudian pada tahun 1800an, seorang ahli geologi yang bernama Eduard Suess menjelaskan bahwa lempeng yang menggabung dinamakan daratan Gondwana.Pada tahun 1912-1929 seorang ahli meteologi dari Jerman mengemukakan bahwa bentuk benua dapat dicocokan seperti puzzle, dimana benua dulunya bersatu dalam sebuah superbenua disebut Pangea, kemudian Pangea pecah pada tahun 200 juta tahun yang lalu yaitu pada masa Mesozoikum.
Pembuktian Teori Tektonik Lempeng
1. Kesamaan fosil tumbuhan dan hewan
2. Iklim
3. Batuan dan strukturnya
4. Sabuk pegunungan yang sama umurnya
5. Morfologi dasar samudra
Ada beberapa kelemahan dalam hipotesa Wegener, diantaranya dia tidak bisa menjelaskan penyebab terjadinya pergerakan lempeng dan bagaimana lempeng tersebut bergerak melalui lantai samudra.
Pada tahun 1929, Arthur Holmes mendukung hipotesa Wegener, dimana dia mengemukakan bahwa mantel bumi mengalami konveksi panas, tetapi ide ini hanya diterima oleh sedikit ilmuan pada waktu itu. Kemudian pada tahun 1940an-1950an dilakukan studi penelitian mengenai lantai samudra menggunakan sonar dan magnetometer, dalam penelitian tersebut diketahui bahwa lantai samudra tidak datar, ada daerah pegunungan ditengah Atlantik. Ada beberapa bukti mengenai pemekaran lantai samudra diantaranya dari umur batuan, kemagnetan batuan, magma di laut dalam, sampel batuan sumur bor di amerika selatan dan afrika mempunyai umur yang sama.
B. Batas Antar Lempeng Dunia
Batas lempeng berasosiasi dengan peristiwa geologi seperti gempabumi, gunungapi, volcanic arch (busur magmatik), zona pemekaran, transform fault, dan palung (trench) dan lain sebagainya.
Lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Ada 4 macam hubungan batas antar lempeng yaitu:
1. Batas Divergen
Batas divergen terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling menjauh (break apart). Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.
2. Batas Konvergen
Batas konvergen terjadi apabila dua lempeng tektonik saling mendekat, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menunjam satu sama lain (one slip beneath another). Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenches) terbentuk di wilayah ini.
3. Batas Transform
Batas transform terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah.
4. Batas Unknown
Batas suatu lempeng dimana terjadi ketiga proses interaksi yaitu proses Divergensi, Konvergensi, dan Trasform.
C. Bukti lempeng tektonik
1. Pola gempabumi
Terjadinya gempa diseluruh dunia membentuk pola khusus yang menggambarkan batas lempeng. Gempabumi dengan hiposentrum yang dalam terjadi di zona subduksi dan gempabumi dengan hiposentrum yang dangkal terletak di punggungan samudra
2. Hot Spot, dimana panas di mantel dapat muncul dipermukaan bumi. Di zona hot spot akan terlihat jelas pergerakan lempeng bumi.
D. Definisi dan Perbaikan Teori
Pada tahun 1965 Tuzo Wilson sebagai promotor hipotesa rekahan lantai samudra menambahkan konsep patahan transform ke model teori tektonik lempeng. Pada tahun 1965 diselenggarakan symposium oleh Royal Society London, pada simposium ini awal diterimanya teori tektonik lempeng oleh para ilmuan, pada simposium tersebut juga Edward Bullard dan rekan kerjanya menunjukkan dengan perhitungan komputer bahwa dua benua diantara samudra atlantik memiliki kecocokan jika menutup laut. Pada tahun 1966 Welson mempublikasikan papernya mengenai rekonstruksi tektonik lempeng, dan pada tahun 1967 W. Jason Morgan mengemukakan bahwa permukaan bumi tersusun atas 12 lempeng dimana semuanya bergerak relatif satu sama lain, dua bulan selanjutnya Xavier Le Pichon mempublikasikan model lengkap yang tersusun dari 6 lempeng makro dunia. Pada tahun yang sama Mc Kenzie dan Parker telah menjelaskan model yang mirip dengan konsep Morgan menggunakan translasi dan rotasi pada sebuah bola untuk menentukan pergerakan lempeng.
{ 0 komentar ... read them below or add one }
Posting Komentar