Kekar , Joint , Fracture , Rekahan ,

Diposting oleh Selamat datang di blog on Jumat, 29 Maret 2013

Kekar adalah suatu fracture (retakan pada batuan) yang relatif tidak mengalami pergeseran pada bidang rekahnya, yang disebabkan oleh gejala tektonik maupun non tektonik (Ragan, 1973).


Kekar merupakan salah satu struktur yang paling umum dijumpai pada batuan. Kekar atau joint adalah rekahan-rekahan pada batuan yang berbentuk lurus, planar dan tidak terjadi pergeseran.

Joint set adalah kumpulan kekar pada satu tempat atau pada suatu batuan yang memiliki ciri khas yang dapat dibedakan dengan joint set lainnya.


Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang bekerja pada
batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara umum dicirikan oleh:
 a). Pemotongan bidang perlapisan batuan; 
 b). Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb;
 c). Kenampakan breksiasi. Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter
retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut. 

Perbedaan kekar dengan struktur retakan biasa adalah, kekar terjadi dalam pola-pola yang teratur. Biasanya berupa garis lurus yang arahnya tegak lurus vektor tegasan (stress). Terkadang beberapa kekar saling berpotongan, membagi sebuah batuan besar menjadi balok-balok yang saling terpisah. Kekar terjadi pada lingkungan geologi yang bertekanan rendah.

Kekar memegang peranan penting di geofisika, misalnya sebagai jalur migrasi minyak bumi atau air tanah. Apabila kekar dilewati larutan hidrotermal, maka mineral dapat mengendap di sana, membentuk urat mineral. Selain itu, pemetaan kekar sangat penting dilakukan sebelum membuat desain waduk.


Kekar umumnya terdapat sebagai rekahan tensional dan tidak ada gerak sejajar bidangnya. Kekar membagi-bagi batuan yang tersingkap menjadi blok-blok yang besarnya bergantung pada kerapatan kekarnya. Dan merupakan bentuk rekahan paling sederhana yang dijumpai pada hampir semua batuan. Biasanya terdapat sebagai dua set rekahan, yang perpotongannya membentuk sudut berkisar antara 45 sampai 90 derajat.

Kekar mungkin berhubungan dengan sesar besar atau oleh pengangkatan kerak yang luas, dapat tersebar sampai ribuan meter persegi luasnya. Umumnya pada batuan yang getas. Kebanyakan kekar merupakan hasil pembubungan kerak atau dari kompresi atau tarikan (tension) berkaitan dengan sesar atau lipatan. Ada kekar tensional yang diakibatkan oleh pelepasan beban atau pemuaian batuan. Kekar kolom pada batuan volkanik terbentuk oleh tegasan yang terjadi ketika lava mendingin dan mengkerut.


Kekar juga mempunyai nilai ekonomis. Dapat memperbesar permeabilitas yang penting bagi migrasi dan menampung air tanah dan minyak bumi.

Analisa kekar sangat diperlukan dalam eksplorasi dan pengembangan sumber daya alam. Rekahan-rekahan mengontrol endapan mineral, tembaga, timbal, seng, merkuri,perak,emas dan tungsten.

Larutan hidrotermal yang berasosiasi dengan intrusi batuan beku mengalir sepanjang kekar-kekar dan mengendapkan mineral-mineral sepanjang dinding kekar, membentuk urat-urat mineral (mineral veins).

Kekar dapat terjadi pada semua jenis batuan, dengan ukuran yang bervariasi dari beberapa millimeter (kekar mikro) hingga ratusan kilometer (kekar mayor). Sedangkan yang berukuran beberapa meter disebut dengan kekar minor.Kekar dapat terjadi akibat adanya proses tektonik, proses perlapukan dan perubahan temperature yang signifikan.


Kekar merupakan jenis struktur batuan yang berbentuk bidang pecah. Sifat dari bidang ini memisahkan batuan menjadi bagian-bagian yang terpisah. Tetapi tidak mengalami perubahan posisinya. Sehingga menjadi jalan atau rongga atau kesarangan batuan yang dapat dilalui cairan dari luar beserta materi lain seperti air, gas dan unsur-unsur lain yang menyertainya.

Klasifikasi kekar atau joint terdiri dari beberapa klasifikasi yaitu :

1. Berdasrkan Cara Terbentuknya:
  • Srinkage Joint (Kekar Pengkerutan)

Srinkage Joint adalah kekar yang disebabkan karena gaya pengerutan yang timbul akibat pendinginan (kalau pada batuan beku terlihat dalam bentuk kekar tiang/kolom) atau akibat pengeringan (seperti pada batuan sedimen). Kekar ini biasanya berbentuk polygonal yang memanjang.





  • Kekar Lembar (Sheet Joint)

Yaitu sekumpulan kekar yang kira-kira sejajar dengan permukaan tanah. Kekar seperti ini terjadi terutama pada batuan beku. Sheet joint terbentuk akibat penghilangan beban batuan yang tererosi.
Penghilangan beban pada sheet joint terjadi akibat :
1.Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh
2.Proses erosi yang dipecepat pada bagian atas batuan beku
3.Adanya peristiwa intrusi konkordan (sill) dangkal


2.  Berdasarkan Bentuknya
  • Kekar Sistematik: yaitu keakar dalam bentuk berpasangan arahnya sejajar satu dengan yang lainnya .


  • Kekar Non Sistematik: yaitu kekar yang tidak teratur biasanya melengkung dapat saling bertemu atau bersilangan di antara kekar lainnya atau tidak memotong kekar lainnya dan berakhir pada bidang perlapisan
3. Kekar Berdasarkan Ganesanya

  • Kekar Kolom
Kekar Kolom umumnya terdapat pada batuan basalt, tetapi kadang juga terdapat pada batuan beku jenis lainnya. Kolom-kolom ini berkembang tegak lurus pada permukaan pendinginan, sehingga pada sill atau aliran tersebut akan berdiri vertikal sedangkan pada dike kurang lebih akan horizontal, dengan mengukur sumbu kekar kolom kita dapat merekonstruksi bentuk dari bidang pendinginan dan struktur batuan beku.



  • Kekar Gerus
Kekar Gerus (Shear Joint), yaitu kekar yang terjadi akibat stress yang cenderung mengelincirkan bidang satu sama lainnya yang berdekatan.
Ciri-ciri di lapangan :
1)Biasanya bidangnya licin.
2)Memotong seluruh batuan.
3)Memotong komponen batuan.
4)Biasanya ada gores garis.
5)Adanya joint set berpola belah ketupat.




  • Kekar Lembar
Kekar lembar (sheet joint ) adalah sekumpulan kekar yang kira-kira sejajar dengan permukaan tanah, terutama pada batuan beku. Terbentuknya kekar ini akibat penghilangan beban batuan yang tererosi. Penghilangan beban pada kekar ini terjadi akibat:
1.Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh
2.Tiba-tiba diatasnya terjadi erosi yang dipercepat
3.Sering terjadi pada sebuah intrusi konkordan (sill) dangkal

  • Kekar Tarik (Esktension Joint dan Release Joint)

Kekar Tarikan (Tensional Joint), yaitu kekar yang terbentuk dengan arah tegak lurus dari gaya yang cenderung untuk memindahkan batuan (gaya tension). Hal ini terjadi akibat dari stress yang cenderung untuk membelah dengan cara menekannya pada arah yang berlawanan, dan akhirnya kedua dindingnya akan saling menjauhi.
Ciri-ciri dilapangan :
1)Bidang kekar tidak rata.
2)Selalu terbuka.
3)Polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya akan berpola kotak-kotak.
4)Karena terbuka, maka dapat terisi mineral yangkemudian disebut vein.

Kekar tarikan dapat dibedakan atas:
1)Tension Fracture, yaitu kekar tarik yang bidang rekahannya searah dengan tegasan.
2)Release Fracture, yaitu kekar tarik yang terbentuk akibat hilangnya atau pengurangan tekanan, orientasinya tegak lurus terhadap gaya utama. Struktur ini biasanya disebut STYLOLITE.

  • Kekar Hybrid
Kekar Hibrid (Hybrid Joint) merupakan campuran dari kekar gerus dan kekar tarikan dan pada umumnya rekahannya terisi oleh mineral sekunder.

4.Berdasarkan Genesa & Keaktifan Gaya yang membentuknya
  • Kekar Orde Pertama
Kekar orde pertama adalah kekar yang dihasilkan langsung dari gaya pembentuk kekar .Umumnya mempunyai bentuk dan pola yang teratur dan ukurannya relative besar .

  • Kekar Orde Kedua
Kekar orde kedua adalah kekar sebagai hasil pengaturan kembali atau pengaruh gaya balik atau lanjutan untuk mencapai kesetimbangan massa batuan .




More about Kekar , Joint , Fracture , Rekahan ,

HDD

Diposting oleh Selamat datang di blog on Sabtu, 09 Maret 2013


To many people, a hard disk is a "black box" of sorts--it is thought of as just a small device that "somehow" stores data. There is nothing wrong with this approach of course, as long as all you care about is that it stores data. If you use your hard disk as more than just a place to "keep stuff", then you want to know more about your hard disk. It is hard to really understand the factors that affect performance, reliability and interfacing without knowing how the drive works internally. Fortunately, most hard disks are basically the same on the inside. While the technology evolves, many of the basics are unchanged from the first PC hard disks in the early 1980s.
Photograph of a modern SCSI hard disk, with major components annotated.
The logic board is underneath the unit and not visible from this angle.
Original image © Western Digital Corporation
Image used with permission.
In this section we dive into the guts of the hard disk and discover what makes it tick. We look at the various key components, discuss how the hard disk is put together, and explore the various important technologies and how they work together to let you read and write data to the hard disk. My goal is to go beyond the basics, and help you really understand the design decisions and tradeoffs made by hard disk engineers, and the ways that new technologies are being employed to increase capacity and improve performance.
More about HDD

Satuan Satuan Morfologi

Diposting oleh Selamat datang di blog

 Bentuk-bentuk pada permukaan yang dihasilkan oleh peristiwa-peristiwa geomorfik berdasarkan kesamaan dalam bentuk dan pola aliran sungai dapat dikelompokkan ke dalam satuan yang sama. Tujuan dari pengelompokkan ini adalah untuk dapat memisahkan daerah konstruksional dengan daerah detruksional. Kemudian masing-masing satuan dapat dibagi lagi menjadi subsatuan berdasarkan struktur dan tahapan (untuk konstruksional) serta berdasarkan deposisional (untuk destruksional).


  1. Sungai 
Pada hakekatnya aliran sungai terbentuk oleh adanya sumber air (hujan, mencairnya es, dan mata air) dan adanya relief dari permukaan bumi. Sungai-sungai juga mengalami tahapan geomorfik yaitu perioda muda, dewasa, dan tua. 

Sungai muda dicirikan dengan kemampuan untuk mengikis alurnya, dimana hal ini dapat terjadi jika gradien sungai cukup terjal. Sungai muda biasanya sempit, dengan tebing terjal yang terdiri dari batuan dasar. Gradien sungai yang tidak teratur (seragam) disebabkan oleh variasi struktur batuan (keras-lunak). Sungai pada stadium dewasa akan mengalami pengurangan gradien sungai sehingga kecepatan aliran dan daya erosi (pengikisan) berkurang, sehingga mulai terjadi pengendapan. Sungai demikian disebut dengan graded. Jika sungai utama mengalami graded berarti telah tercapai kedewasaan awal, dan jika cabang-cabang sungai tersebut juga telah mengalami graded maka telah mencapai kedewasaan lanjut, dan jika alur-alur sungai juga telah mengalami graded, maka sungai tersebut telah mencapai perioda tua. 

Pada umumnya aliran sungai dikendalikan oleh struktur batuan dasar, kekerasan batuan, dan struktur geologi, serta beberapa hal lainnya membentuk pola-pola aliran sungai, antara lain :

a. Pola dendritik, dengan pola aliran menjari dan menyebar seperti dahan-dahan pohon, mengalir ke semua arah, dan menyatu di induk sungai. Umum terdapat pada daerah dengan struktur batuan yang homogen atau pada lapisan endapan sedimen yang horizontal.

b. Pola aliran rektangular, dibentuk oleh cabang-cabang sungai yang berbelok, berliku-liku, dan menyambung dengan membentuk sudut-sudut tegak lurus, yang umumnya dikendalikan oleh pola kekar dan sesar yang berpola berpotongan secara tegak lurus. Umum terdapat pada daerah batuan kristalin, serta perlapisan batuan keras yang horizontal.

c. Pola aliran trelis, berbentuk pola trali pagar. Sungai-sungai yang lebih besar cenderung mengikuti singkapan dari batuan lunak. Pola ini umum pada daerah yang terlipat dan miring kuat.

d. Pola aliran radial, dengan pola sentrifugal dari suatu puncak, misalnya aliran sungai pada pegunungan kubah atau gunung api muda.

e. Pola aliran anular, merupakan aliran dimana sungai-sungai besarnya mengalir melingkar mengikuti struktur dan batuan yang lunak, dan umum terbentuk pada daerah kubah struktural yang telah terkikis dewasa. Pola aliran anular dengan demikian merupakan variasi dari pola aliran trelis.

Gambar Pola Aliran Sungai


Pada sungai yang telah mencapai stadium dewasa terdapat dataran banjir yang terbentuk dari pengendapan material klastis yang diendapkan pada daerah di dekat sungai membentuk point bar. Pada sisi kiri kanan sungai sering terbentuk akumulasi yang tebal sedimen sepanjang sungai dan membentuk tanggul alam (natural levees). Jika arus aliran sungai makin melemah, material klastis yang terbawa oleh aliran sungai akan terendapkan pada tekuk lereng, sisi dalam meander, pertemuan antara dua aliran sungai, dan perubahan gradien. Jika endapan aluvial sungai yang telah terbentuk kemudian terkikis kembali oleh aliran sungai akan terbentuk undak-undak sungai, dan merupakan peremajaan sungai pada masa dewasa atau tua 

Jika aliran sungai dari mulut lembah di daerah pegunungan dan kemudian memasuki wilayah dataran, maka material klastis yang dibawanya akan terendapkan dan kemudian menyebar meluas dengan sudut kemiringan makin melandai. Fraksi kasar akan terakumulasi di dekat mulut lembah dan fraksi halus akan terdapat pada dataran, dan dikenal dengan kipas aluvial. Kipas aluvial dapat terjadi pada kaki-kaki gunung api, kaki tebing dari gawir, dll. 

Selanjutnya material klastis yang terbawa oleh aliran sungai hingga laut, dan membentuk delta. Bentuk-bentuk delta dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain bentuk sungai, gradien sungai, besarnya beban, kuat arus laut, arah arus laut, dsb.



2. Dataran dan Plateau 

Dataran dan plateau adalah wilayah-wilayah dengan struktur yang relatif horizontal. Dataran mempunyai relief rendah dengan lembah-lembah dangkal, sedangkan plateau mempunyai relief yang tinggi dengan lembah-lembah yang dalam. Secara umum beberapa jenis dataran, antara lain : 

a. Dataran pantai (coastal plains) yang terbentuk oleh timbulnya dasar laut. 

b. Interior plains, yang mirip dengan dataran pantai tetapi yang terletak sudah jauh dari laut. 

c. Dataran danau (lake plains), terbentuk oleh timbulnya dasar danau karena pengeringan danau. 

d. Dataran lava (lava plains) dan plateau lava (lava plateau), terbentuk oleh aliran lava encer. 

e. Dataran endapan glasial (till plains), terdiri dari endapan glacial yang menutupi topografi tidak rata. 

f. Dataran aluvial (alluvial plains), yang terbentuk dari endapan aluvial dari kipas aluvial di kaki pegunungan hingga jauh ke dataran banjir dan dataran pantai. 



Plateau pada stadium muda merupakan daerah dengan lapisan horizontal dan kebanyakan telah terkikis dalam oleh aliran sungai. Daerah plateau dapat lebih tinggi terhadap sekitarnya dan dibatasi oleh gawir atau dapat pula lebih rendah dari pegunungan disekitarnya. Plateau dewasa mempunyai kenampakan umum mirip dengan pegunungan biasa namun kecenderungan lapisan batuannya horizontal. Plateau tua umumnya merupakan daerah dataran yang luas yang telah mengalami pengikisan dengan perlapisan yang horizontal. Bukit-bukit sisa erosi, yang juga berstruktur horizontal disebut mesa (dengan ketinggian 150-200 m). Dimensi yang lebih kecil dinamakan butte, dan jika lebih sempit dan tinggi seperti pilar-pilar disebut dengan pinnacles atau needles. 



3. Pegunungan kubah (dome mountains)

Kubah diartikan sebagai struktur dari suatu daerah yang luas dengan sifat lipatan regional dengan sudut kemiringan yang kecil. Ada beberapa sebab terjadinya kubah, antara lain oleh intrusi garam atau diapir, intrusi lakolit, dan intrusi batuan beku seperti batolit. Dalam tahapan muda pegunungan kubah akan dikikis oleh sungai-sungai namun belum dalam, bentuk kubah masih utuh, pengikisan dimulai di puncak dengan membentuk cekungan erosi. Kadang-kadang inti kubah yang keras tampak di dasar cekungan erosi kubah. Pada tahapan dewasa, pengikisan di puncak makin meluas dan mendalam. Undak-undak gawir terbentuk sesuai dengan banyaknya lapisan-lapisan yang resistan, serta punggungan-punggungan dengan lapisan miring (hogbacks) terbentuk . Pada tahapan tua, mempunyai bentuk akhir dari pengikisan kubah akan membentuk peneplane. Pola aliran annular hampir-hampir hilang. Kubah besar dan tinggi dihasilkan oleh intrusi-intrusi batolit; yang lebih kecil dihasilkan oleh intrusi lakolit, dan berbentuk kubah landai yang dihasilkan oleh sill. Kubah-kubah kecil dapat dihasilkan oleh intrusi garam atau diapir lempung.





Sketsa bentuk (morfologi) hogbacks


Punggungan-punggungan lapisan miring (hogbacks) dapat terbentuk oleh beberapa kejadian antara lain kubah, antiklin, sesar, intrusi, dan sebagainya. Faltion merupakan hogbacks yang terletak terdekat dengan inti kubah yang keras seperti batuan kristalin dengan ujung atas umumnya runcing. 

Inti kubah yang terdiri dari batuan kristalin sering memberi arti sebagai sumber mineral logam; pertambangan sering dijumpai kubah-kubah garam tentunya memberi makna sebagai sumber garam. Jika tidak berpotensi akan mineral, inti kubah yang bertekstur kasar sering merupakan daerah hutan dan sekaligus merupakan daerah tadah hujan. Juga lereng-lereng terjal dari hogbacks sebaiknya merupakan daerah hutan untuk mencegah longsoran dan untuk tujuan konservasi air.



4. Pegunungan Lipatan (Folded Mountains)

Istilah pegunungan lipatan digunakan untuk suatu jenis pegunungan dengan struktur lipatan yang relatif sederhana. Pada tahapan muda morfologinya masih menggambarkan adanya lingkungan antiklin dan sinklin. Bila erosi melanjut maka pengikisan sungai lateral dapat menajam ke hulu dan juga sepanjang puncak antiklin. Pada tahapan dewasa pengikisan di puncak antiklin dapat melanjut, melebar ke arah dalam sepanjang puncak antiklin dan akhirnya terbentuk lembah antiklin dengan kenampakan morfologi terhadap struktur geologi menjadi terbalik (interved relief), bukit-bukit antiklin (anticlinal ridges), dan lembah-lembah sinklin (sinclinal ridges), serta bukit-bukit yang terbentuk oleh lapisan-lapisan yang miring searah disebut bukit-bukit homoklin (homoclinal ridges).

Pada tahapan tua, daerah pegunungan lipatan oleh pengikisan menjadi peneplane dan sungai mengalir di dataran tersebut seolah tanda mengindahkan adanya lapisan lunak ataupun keras. Daerah pegunungan lipatan umumnya berbukit-bukit terjal, dengan lembah-lembah yang panjang, adanya perulangan antara lembah lebar dan lembah sempit akibat perbedaan kekerasan batuan, adanya gawir terjal dan pegunungan landai pada hogbacks atau homoclinal ridges. Daerah pegunungan lipatan yang terdiri dari batuan-batuan sedimen sering pula mengandung nilai-nilai ekonomis seperti batugamping, batulempung, batupasir kuarsa, gipsum, dan sebagainya.



Sketsa bentuk morfologi pegunungan lipatan (atas), dan 
hasil proses erosi pada pegunungan lipatan (bawah).



5. Pegunungan Patahan (Block Mountains)

Pegunungan ini merupakan hasil deformasi oleh sesar. Pada tahapan muda pegunungan patahan memperlihatkan gawir-gawir terjal yang memisahkan antara satu blok pegunungan dengan blok yang lain atau antara blok pegunungan dengan blok lembah. Umumnya bidang gawir tajam relatif rata, belum tersayat oleh lembah-lembah. Bentuk blok dapat persegi, berundak, atau membaji tergantung kepada pola sesar.



Sketsa proses geomorfik pada pegunungan patahan




Pada tahapan dewasa menyebabkan adanya pengikisan pada bagian muka atau punggungan blok dengan beberapa kenampakan bagian muka dari blok masih lebih terjal dari pada bagian punggungan, masih terlihat adanya kelurusan garis dasar sesar, adanya triangular facets yang merupakan sisa-sisa bidang sesar setelah terkikis, adanya dataran aluvial berupa kipas aluvial yang terletak berjajar dalam garis lurus sepanjang kaki bidang muka dan blok, serta munculnya mata air. Pada tahapan tua, daerah pegunungan patahan menjadi mendatar dan kehilangan bentuk simetrinya, dengan daerah aluvial yang meluas.



6. Gunung Api 

Pertumbuhan gunung api merupakan salah satu dari bentuk konstruksional, dimana pembentukannya dapat terjadi melalui letusan, longsoran, injeksi kubah lava, dan sebagainya diselingi dengan erosi. Pada umumnya proses erosi berjalan lebih lambat dari proses pembentukan gunung api. Disamping itu gunung api dapat pula mengalami proses konstruksi lain seperti sesar dan lipatan.




Gunung api yang telah mencapai tahapan dewasa oleh letusan baru dapat segera menjadi muda kembali. Perubahan-perubahan bentuk oleh kegiatannya dapat terjadi seperti pembentukan kubah lava, aliran lava, aliran lahar, pembentukan kerucut porositer, pembentukan kaldera. 

Bentuk-bentuk gunung api dipengaruhi oleh letusan dan aliran lava. Pada letusan gunung api akan menghasilkan tufa dan breksi vulkanik membentuk cinder cones. Compasite cones terbentuk jika kegiatan erupsi letusan dan aliran lava terjadi secara bergantian. Kerucut gunung api sederhana mempunyai kawah (crater), pada letusan-letusan yang berulang pada titik yang berbeda dalam suatu kawah dapat menghasilkan kawah ganda (nested craters), dan pada letusan dahsyat dapat menghasilkan kaldera (kawah yang sangat besar, berdinding terjal, dan umumnya mempunyai dasar kawah yang rata). Gunung api baru dapat tumbuh di dasar kaldera, dan disebut gunung api sekunder. 

Gunung api di dalam tahapan tua sudah tidak memperlihatkan bentuk kerucut lagi. Hanya sisa diatrema saja yang kadang-kadang terlihat mencuat diantara dataran, dan disebut volcanic necks.


More about Satuan Satuan Morfologi

Mineral Mineral Pembentuk Batuan ( Reaksi Bowen )

Diposting oleh Selamat datang di blog on Senin, 04 Maret 2013

Mineral pembentuk batuan adalah mineral-mineral yang menyusun suatu batuan dengan kata lain batuan yang terdiri dari berbagai macam mineral. Ada juga terdapat batuan yang hanya terdiri dari satu mineral saja, seperti Dunit yang hanya terdiri dari satu mineral yaitu Olivine.
Dalam proses pendinginan magma dimana magma itu tidak langsung semuanya membeku, tetapi mengalami penurunan temperatur secara perlahan bahkan mungkin cepat. Penurunan temperature ini disertai mulainya pembentukan dan pengendapan mineral-mineral tertentu yang sesuai dengan temperaturnya. Pembentukan mineral dalam magma karena penurunan temperatur telah disusun oleh Bowen (seri reaksi Bowen).  



Sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik, yang pertama kali terbentuk dalam temperatur sangat tinggi adalah Olivin. Akan tetapi jika magma tersebut jenuh oleh SiO2 maka Piroksenlah yang terbentuk pertama kali. Olivin dan Piroksen merupakan pasangan “Ingcongruent melting” dimana setelah pembentukan Olivin akan bereaksi dengan larutan sisa membentuk Piroksen. Temperatur menurun terus dan pembentukan mineral berjalan sesuai dengan temperaturnya. Mineral yang terakhir terbentuk adalah Biotit.

Mineral sebelah kanan diwakili oleh mineral kelompok Plagioklas (mineral felsik). Anorthit adalah mineral yang pertama kali terbentuk pada suhu yang tinggi dan banyak terdapat pada batuan beku basa seperti Gabro atau Basalt. Andesin terbentuk pada suhu menengah dan terdapat pada batuan beku Diorit atau Andesit. Sedangkan mineral yang terbentuk pada suhu rendah adalah Albit, mineral ini tersebar pada batuan asam seperti Granit dan Riolit. Reaksi berubahnya komposisi Plagioklas ini merupakan deret “Solid Solution” yang merupakan reaksi kontinyu, artinya kristalisasi Plagioklas Ca (Anortit) sampai Plagioklas Na (Albit) akan berjalan terus jika reaksi setimbang.

Mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral Potasium Feldspar (Orthoklas), ke Muscovit dan terakhir Kwarsa, maka mineral kwarsa merupakan mineral yang paling stabil diantara seluruh mineral mafik atau mineral felsik.


Sehingga dengan memperhatikan reaksi Bowen, kita memperoleh berbagai kemungkinan himpunan mineral utama didalam batuan beku diantaranya:


1. Kelompok batuan Ultrabasa dan Basa, mineralnya antara lain:
  • Olivin 
  • Olivin – Plagioklas
  • Piroksen
  • Olivine – Piroksen
  • Olivin – Plagioklas - Piroksen
  • Piroksen - Plagioklas
2. Kelompok batuan Intermediet, mineralnya antara lain:
  • Piroksen – Horblende - Plagioklas
  • Hornblende – Plagioklas
  • Hornblende – Plagioklas – Biotit – Kwarsa
3. Kelompok batuan Asam, mineralnya antara lain:
  • Hornblende – Plagioklas – Biotit – Orthoklas
  • Hornblende – Plagioklas – Biotit – Muscovit
  •  Muscovit – Biotit – Orthoklas



Mineral utama sebagai penyusun utama pembentuk batuan antara lain: 

a. Kwarsa (Quartz)

Mineral ini mempunyai susunan kimia dengan rumus SiO2 dan terhitung mineral yang banyak sekali tersebar, warna asli tidak berwarna putih, tetapi karena adanya pengotoran dari unsur lain sehingga berwarna lain, bentuk kristal prismatic hexagonal, tidak mempunyai belahan, pecahannya: conchoidal, kekerasan: 7 (skala mohs). Ciri yang khas dari mineral ini, terdapat garis-garis mendatar pada sisi bidang kristalnya. Mempunyai warna tersendiri, sering berwarna jernih atau putih suram. Pengisian dari berbagai zat didalamnya, memberikan warna yang berbeda-beda, ada yang berwarna kekuning-kuningan, ungu (amnetis), coklat dan lain-lain. Biasanya tidak mempunyai bentuk yang baik, karena merupakan mineral yang menghablur terakhir dari magma, sehingga terpaksa harus mengisi celah-celah dan rongga-rongga sisi yang terdapat diantara kristal-kristal dari mineral yang telah terbentuk lebih dahulu. 

b. Feldspar

Merupakan golongan mineral yang paling umum dijumpai di dalam kulit bumi sebagai Silikat dari Alumina dengan Kalium, Natrium, dan Kapur. Sistim Monoklin/Triklin terlihat belahan dalam 2 arah. Kekerasan 6 Felspar dibagi atas 2 golongan, yaitu: 

1. Potash Felspar (K Al Si3O8) 

Terdiri dari mineral ortoklas, mikrolin dan sanidin adularis. Warnanya putih, pucat atau merah daging, abu-abu. Kilat seperti kaca (petreous). Bidang belahan baik, tidak ada striasi (garis-garis paralel yang lembut). Ortoklas (KALSiO2), sebagai sumber utama unsur K (Kalium) dalam tanah, umumnya berwarna abu-abu, kemerahan, belahan dua arah, kekerasan 6, bersifat asam. 

2. Plagioklas Feldspar (Na, Ca)Al Si3O8 

Warna putih atau abu-abu berwarna lain, kilap pitreus. Bidang belahan baik kedua arah ada sitriasi. Mudah dibedakan dari Ortoklas karena adanya kembaran yang dapat dilihat dibawah loupe, lebih-lebih di bawah mikroskop. Sering berbentuk zona dan berubah menjadi Serisit, Kaolinit atau Epidot. 

Plagioklas felspar terdiri atas 6 macam mineral, yaitu: 

a. Albit 
b. Oligoklas 
c. Andesin 
d. Bitownit 
e. Labradorit 
f. Anorthit 

Makin ke bawah makin berkurang mengandung Na dan makin bertambah akan mengandung Ca. Albit, Andesin disebut Plagioklas asam atau Na Plagioklas. Anortit, Bitonit disebut Plagioklas basa atau Calcic Plagioklas. Plagioklas (Na, Ca) AlSi3O8 kenampakannya menyerupai Ortoklas, hanya warnya biasa putih abu-abu dan secara optic Plagioklas mempunyai kembaran. Plagioklas terdiri dari mineral-mineral Albit, Oligoklas, Andesine, Bitonit, Labradorit dan Anortit. 

c. Feldspatoid 

Merupakan mineral pengganti Feldspar, karena terbentuk bila dalam suatu batuan tidak cukup terdapat SiO2. Dalam batuan yang mengandung SiO2 bebas, mineral ini tidak terbentuk, karena yang terbentuk adalah Felspar. Feldspatoid ini terdiri atas beberapa mineral, antara lain: Leucit (K Al Si2O) sebagai pengganti orthoklas. Warnanya putih agak jernih dan bentuknya aquant/bulat. Nephelin (Na Al Si2O6) sebagai pengganti Plagioklas (Albit). Warna abu-abu. Bentuk berisi 6 atau bulat. Sodalit warnanya putih, abu-abu atau kebiruan. 

d. Mika (Glimmer) 

Ada tiga macam, yaitu muscovit, biotit, dan phlogopit. 

1). Muscovit, disebut juga mika putih. Rumus kimianya K Al (OH)2 (Al Si3 O10). Mudah dikenal, karena sifatnya yang mudah dibelah-belah dalam helaian-helaian yang sangat tipis, transparan dan fleksibel, tidak berwarna, abu-abu, kehijauan atau coklat muda, kilap vitreum, kekerasan 2-3. 

2). Biotit disebut juga Mika hitam, dengan rumus kimia K2 (Mg, Fe)2 (OH)2 AlSi3 O8. Mudah terbelah dalam satu arah dan biasanya berbentuk segi enam, tidak transparan, fleksibel. Warna: hitam hingga coklat tua, kilap vitrous, kekerasan 2,5 - 3. 

3). Phlogopit disebut juga mika coklat. Tidak banyak dijumpai. 

e. Amfibol 

Terutama terdiri dari mineral Hornblende. Susunan Kimianya Ca2(MgFeA1)3(OH)2(SiA14O11)2. Berbentuk prismatik, biasanya berisi kelipatan tiga, agak panjang dengan belahan dua arah menyudut kira-kira 900. Merupakan kumpulan mineral-mineral yang berbentuk prisma pendek berisi delapan. Warna : coklat tua hingga hitam. Kekerasan 5 - 6. yang terpenting dari golongan ini adalah Hornblende. 

f. Piroksen 

Terutama terdiri dari mineral Augit. Berbentuk prismatik pendek berisi kelipatan 4 dengan belahan 2 arah menyudut. Merupakan kumpulan dari mineral-mineral yang berbentuk prisma pendek bersisi delapan. Striasi bersudut kira-kira 900. Pyroxen adalah senyawa yang kompleks dari Calsium, Magnesium, Ferum, dan Silikat. Warna coklat tua hingga hitam. Kekerasan 5 - 8. Mineral golongan ini antara lain : Enstatit, Hypersten, Diopsid, dan yang paling banyak terdapat ialah Augit dengan rumus kimia Ca (MgFe) (SiO3)2 (AlFe)2 O3. 

g. Olivin 

Biasanya berwarna hijau terdiri dari (FeMg)2SiO4. Pada umumnya terdapat dalam batu Basalt dan Gabro. Olivin membentuk kristal yang ideal, karena terbentuk pertama-tama dari magma. Warna hijau atau kuning kecoklatan. Biasanya berbutir halus dan granular. Pecahan concoidal (seperti kerang). Kekerasan 6,5 - 7. 

h. Kalsit 

Mineral ini berwarna putih, sering ada pengotoran, mempunyai belahan 3 arah berbentuk Rombuder, susunan kimianya CaCO3. 

i. Grafit

Mineral ini  unsurnya Karbon (C) berwarna hitam, lunak, umumnya pada batuan ubahan.



More about Mineral Mineral Pembentuk Batuan ( Reaksi Bowen )

Belajar CSS

Diposting oleh Selamat datang di blog on Sabtu, 02 Maret 2013



CSS adalah singkatan dari Cascading Style Sheets, yang berfungsi untuk mengontrol tampilan dari sebuah halaman website.
Ada 3 cara untuk memasukkan CSS ke dalam dokumen HTML yaitu:
1. Dengan menambahkan langsung di tag dokumen html, sebagai contoh:
<p style="color:blue">Membuat tulisan warna biru</p> <p style="font-family:arial;font-size:150%;color:green">Membuat jenis font, ukuran dan warna</p> <p style="color:yellow;background-color:red;width:60px;text-align: center">Test</p> <p style="font-style:italic;">Membuat tulisan miring</p>
Maka hasil dari style diatas adalah sebagai berikut:
Membuat tulisan warna biru
Membuat jenis font, ukuran dan warna
Test
Membuat tulisan miring
2. Dengan menaruhnya di dalam header dokumen html.
Sebagai contoh kita akan membuat CSS untuk mengontrol tampilan paragraf di dokumen html, cara penulisannya adalah sebagai berikut:
<style> <!-- p { color:green;font-family:arial;font-size:120%;} --> </style>
Kemudian kita masukkan style tersebut di antara tag <head> dan </head> :
<html> <head> <style> <!-- p { color:green;font-family:arial;font-size:120%;} --> </style> </head> <body> <p>Saat ini saya sedang belajar CSS</p> <p>Pengaturan paragraf dengan menggunakan CSS di dalam header dokumen html</p> <p>Dengan contoh ini, maka setiap paragraf atau yang berada diantara <p>dan</p>akan memiliki format yang sama</p> </body> </html>
3. Kemudian yang ketiga adalah dengan membuat file CSS tersendiri yang tespisah dari dokumen html, secara umum yang terakhir ini adalah yang paling sering digunakan. Untuk menghubungkan dokumen html dengan CSS tersebut kita cukup menambahakan yang berikut ini di header dokumen html:
<link rel="stylesheet" href="style.css" type="text/css">
Sehingga di dokumen html akan terlihat seperti berikut ini:
<html> <head> <title>Titel websiteku</title> <link rel="stylesheet" href="style.css" type="text/css"> </head> <body> </body> </html>
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana CSS mengontrol sebuah halaman website, berikut kita akan membuat sebuah halaman website sederhana yang menggunakan CSS.
Buka Notepad kemudian salin kode berikut, dan simpan file tersebut dengan nama “csstest.html”
<!DOCTYPE HTML PUBLIC "-//W3C//DTD HTML 4.01 Transitional//EN" "http://www.w3.org/TR/html4/loose.dtd"> <html> <head> <title>Titel websiteku</title> <link href="style.css" rel="stylesheet" type="text/css"> </head> <body> <div id="halaman"><!-- div id halaman dimulai --> <div id="judul"><!-- div id judul dimulai --> <h1 class="judul">Disini judul websiteku</h1> <h2 class="sub-judul">Disini sub-judul websiteku</h2> </div><!-- div id judul berakhir --> <div id="konten"><!-- div id konten dimulai --> <div class="kiri"><!-- div class kiri dimulai --> <p>Disini navigasi bagian kiri</p> </div><!-- div class kiri berakhir --> <div class="tengah"><!-- div class tengah dimulai --> <p>Disini konten websiteku</p> </div><!-- div class tengah berakhir --> <div class="kanan"><!-- div class kanan dimulai --> <p>Disini navigasi bagian kanan</p> </div><!-- div class kanan berakhir --> </div><!-- div id konten berakhir --> <div class="footer"><!-- div class footer dimulai --> <p>Disini Footer websiteku</p> </div><!-- div class footer berakhir --> </div><!-- div id halaman berakhir --> </body> </html>
Yang berada diantara <–– dan ––> hanya sebagai keterangan agar lebih mudah dimengerti, anda bisa menghapusnya. Sekarang buka file tersebut dengan browser, maka kita akan melihat halaman yang polos dengan tulisan seadanya.
Sekarang salin CCS berikut kemudian simpan ke folder yang sama dengan “csstest.html” dengan nama “style.css”
#halaman {/* "id" dilambangkan dengan "#" */ width: 800px; margin: 0 auto;/* agar dokumen berada ditengah */ padding: 0 auto; } #judul { width: 100%; height: 100px; background: #5F9EA0; margin: 0;/* pengaturan sisi bagian luar */ padding: 0;/* pengaturan sisi bagian dalam */ } #konten { width: 100%; margin: 0; padding: 0; } .kiri {/* "class" dilambangkan dengan "." */ width: 25%; height: 300px; float: left; background: #ADD8E6; } .tengah{ width: 50%; height: 300px; float: left; background: #FDF5E6; } .kanan{ width: 25%; height: 300px; float: right; background: #ADD8E6; } .footer{ height: 40px; background: #8FBC8F; clear: both; } .judul { color: Red; padding: 10px 0 0 10px; /* penulisan untuk semua sisi: atas kanan bawah kiri */ } .sub-judul { color: #ff0; padding: 0 10px 10px; } p { padding-left: 10px;/* penulisan untuk satu sisi saja */ }
Yang berada diantara /* dan */ hanya sebagai keterangan agar lebih mudah dimengerti, anda bisa menghapusnya.
Sekarang buka file “csstest.html” dengan browser anda.
More about Belajar CSS

Menyertakan URL Sumber Setiap Copy Paste Artikel Web

Diposting oleh Selamat datang di blog



Artikel ini akan mencoba menyertakan URL sumber ketika seorang melakukan copy paste konten yang ada di website.
Pencurian Artikel tanpa tanggung jawab memang kadang menjengkelkan, buat orang yang sudah capek memikirkan konten apa yang bagus untuk website nya, capek menuliskan nya, lalu dengan gampang dan tanpa rasa bersalah orang lain malakukan copy paste ke website mereka dan langsung di posting sebagai milik mereka. Ini kadang menjengkelkaan.
Artikel itu sejatinya untuk di baca dan dipelajari, bukan untuk di copy paste dan di posting di website sendiri tanpa ada nya credit kepada penulis aslinya.
Perlu ada cara-cara pencegahan untuk mengatasi masalah itu, pada artikel sebelum nya tutorial-webdesign.com telah mencoba mencegah pencurian artikel web dengan css. Kali ini kita mencoba metode lain yaitu dengan menyertakan URL sumber artikel setiap kali seseorang melakukan copy paste.
Untuk melakukan itu kita membutuhkan Javascript, karena sepertinya hanya javascript yang bisa melakukan itu terhadap client (client site scripting).

Kegunaan Lain

Selalu ada sisi baik dan sisi buruk dari suatu hal, buat yang suka copy paste pasti ini menjengkelkan, tapi buat orang-orang yang peduli akan hak cipta maka ini sangat membantu. Mengapa?
Kadang karna terlalu banyak copy paste seorang yang sedang mengerjakan karya ilmiah sampai lupa dari mana dia mengambil / mengutip tulisan. Ini bisa membantu mereka karena dengan mudah mengetahui dari mana dia melakukan copy paste. Kegunaan lain pasti ada diantaranya untuk SEO, tapi kita tidak akan membahas lebih banyak lagi, kita langsung praktekan saja.

Langkah-Langkah.

1. Disini kita hanya perlu mendaftar di website Tynt ( http://www.tynt.com ) dengan memasukan email dan data-data pribadi.
2. Lalu nanti kita akan diberikan code yang bisa kita ambil. Contoh Code
1<!-- BEGIN Tynt Script -->
2<script type="text/javascript">
3if(document.location.protocol=='http:'){
4 var Tynt=Tynt||[];Tynt.push('aXXXXXXJ0r4QTIacwqm_6l');
5 (function(){var s=document.createElement('script');s.async="async";s.type="text/javascript";s.src='http://tcr.tynt.com/ti.js';var h=document.getElementsByTagName('script')[0];h.parentNode.insertBefore(s,h);})();
6}
7</script>
8<!-- END Tynt Script -->
3. Copy kode tersebut dan letakan di bagian atas web, tepatnya sebelum tag/head;
4. Jika anda sudah mendaftar maka akan ada panduan-panduan nya di situ, baik untuk Website pribadi, WordPress, Blogger atau  yang lain nya.
5. Jika sudah diletakan di atas tag /head Lalu jalankan kembali website, dan coba untuk meng-copy artikel website kamu. Maka hasilnya akan terlihat seperti gambar ini.
Copy Paste
Contoh paste artikel ke Microsoft Word
Saya terapkan di website ini, dan saya mencoba paste di Microsoft word. Hasilnya akan sama seperti gambar diatas jika anda paste di web editor, atau code editor atau dimana pun.
Sekian trik kali ini, semoga bermanfaat untuk anda.
Salam Web Design Indonesia.
More about Menyertakan URL Sumber Setiap Copy Paste Artikel Web