Mineral Utama Penyusun Batuan

Diposting oleh Selamat datang di blog on Jumat, 29 Januari 2016





BALITHEREE ~ Mineral pembentuk batuan adalah mineral-mineral yang menyusun suatu batuan dengan kata lain batuan yang terdiri dari berbagai macam mineral. Ada juga terdapat batuan yang hanya terdiri dari satu mineral saja, seperti Dunit yang hanya terdiri dari satu mineral yaitu Olivine.
Dalam proses pendinginan magma dimana magma itu tidak langsung semuanya membeku, tetapi mengalami penurunan
More about Mineral Utama Penyusun Batuan

Aplikasi Metode Geofisika dalam Eksplorasi Mineral

Diposting oleh Selamat datang di blog on Kamis, 28 Januari 2016

Pada saat ini di Indonesia telah ditemukan banyak daerah prospek endapan porpiri copper. Beberapa endapan dilaporkan mempunyai fasa yang kaya emas dan tembaga muncul bersama-sama dan berasosiasi dengan mineralisasi yang kaya magnetite. Semua endapan porpiri copper yang ditemukan di Indonesia semuanya adalah hasil dari eksplorasi konvensional yaitu dengan pemetaan geologi permukaan dan pengambilan conto geokimia. Endapan porpiri copper yang tidak tersingkap akan lolos dan tidak teramati dengan metode eksplorasi konvensional. Berdasarkan fakta ini maka metode magnetik adalah pilihan yang tepat untuk diaplikasikan untuk eksplorasi cadangan porpiri copper. Alasan lain digunakannya metode magnetik adalah murahnya biaya survey dan kemudahan pengoperasian alatnya yang membuat metode ini umum dipakai orang.

Kelemahan dari metode magnetik adalah kemampuannya yang hanya dapat mendeteksi satu sifat fisik batuan saja yaitu kemagnetan. Pada kenyataannya tidak semua mineral mempunyai sifat kemagnetan yang khas. Beberapa mineral mempunyai sifat kelistrikan dan densitas atau massa jenis yang khas tapi sifat kemagnetannya tidak. Oleh karena itu penggunaan metode geolistrik dan gravity juga merupakan pilihan yang cukup baik sebagai metode alternatif atau tambahan data. Kelemahan dari metode-metode ini adalah sulit pengoperasiannya terutama didaerah berbukit-bukit terjal, lambat dan juga mahal biayanya. Metode Radiometrik juga sering digunakan dengan alasan murah dan mudah pengoperasiannya, kemampuannya untuk mendeteksi alterasi potassic dan juga berguna untuk membantu dalam pemetaan litologi batuan. 

Penerapan metode geofisika pada umumnya dibagi dalam 3 tahap yaitu tahap pemetaan regional, tahap kan sebagai dipole magnetik pemetaan detil dan tahap penentuan lubang bor uji atau pemetaan detil.

Pada tahap pemetaan regional survey geofisika yang dilaksanakan adalah Survey Magnetik udara dan Radiometric (Airborne Magnetic and Radiometric survey). Kegunaan dari kedua survey ini adalah untuk memetakan struktur geologi regional, mendeteksi anomali magnetik, memetakan daerah alterasi potassic dan pemetaan litologi batuan. Pada tahap ini biasanya digunakan pesawat Fixed Wing, Magnetometer (alat ukur metode magnetic) dan Spectrometer (alat ukur metode radiometrik) diletakan didalam pesawat tersebut. Survey biasanya dilakukan dengan sistem kisi (grid) dengan arah terbang pesawat Utara-Selatan, spasi antar lintasan 800 meter dengan interval pengukuran setiap 0.1 detik (kurang lebih 7.5m). Pesawat fixed-wing ini biasanya terbang dengan ketinggian kurang lebih 400 meter di punggungan dan 1000 meter diatas jurang dan lembah. Hasil dari survey ini berupa:
  • Peta topografi regional yang dihasilkan dari pengukuran radar altimeter pada setiap lintasan survey. Pada umumnya peta ini kurang akurat dengan bentuk morfologi lapangan tetapi cukup baik dalam penggambaran bentuk punggungan utama maupun lembah.
  • Peta Total Magnetik Intensity adalah peta dasar dan utama yang dihasilkan dari survey ini. Adanya benda magnetic akan digambarkan dengan pola dipole.
  • Peta Radiometrik yang menggambarkan pola penyebaran kandungan dari Potassium, Thorium dan Uranium.


Gambar 1. Peta total Magnetic Intensity hasil survey Airborne (Fixed Wing) Magnetic dengan efek pencahayaan untuk mempermudah interpretasi strukstur geologi

Dari peta-peta ini ditambah data mentah dari survey, data kemudian diproses dengan berbagai teknik filtering untuk melokalisir daerah yang mengandung anomali magnetik dan juga untuk menginterpretasikan struktur regional daerah survey.



Gambar 2. Peta Radiometric hasil pengolahan citra dengan Total Magnetic Intensity hasil survey Airborne (Fixed Wing) Magnetic dengan efekpencahayaan untuk mempermudah interpretasi strukstur geologi dan mempermudah pembagian litologi batuan.

Anomali magnetik akan muncul bila dibawah permukaan terdapat kontras susceptibility batuan. Kontras susceptibility batuan disebabkan oleh perbedaan kandungan mineral yang bersifat magnetik, seperti Pyrhotite dan Magnetite dengan batuan sekelilingnya. Konsentrasi mineral magnetik akan menimbulkan respon anomali magnetik yang berupa anomali dwi kutub (dipole). Kombinasi data magnetik ini dengan peta geologi akan mempermudah pendugaan adanya mineralisasi pada daerah sasaran eksplorasi.

Gambar 3. Peta interpretasi data Magnetic dari survey Airborne Magnetic (explorationgeophysics.info)

Interpretasi struktur regional dapat dibuat dari peta Total Magnetic Intensity dengan mengelompokan kedalam bentuk geometry sederhana yang khas seperti:
  • Bentuk lingkaran, yang menggambarkan kemungkinan terjadinya aktivitas hidrothermal pada daerah tersebut.
  • Bentuk anomali magnetik yang linier umumnya disebabkan oleh dyke, sill atau formasi besi.
  • Jalur anomali yang lebar dengan pola rumit biasanya merupakan ciri dari batuan vulkanik seperti lava, sekis dan lain-lain.
  • Pola magnetik yang tiba-tiba patah mengindikasikan kemungkinan adanya patahan.
  • Variasi respon magnetic dapat digunakan untuk membedakan batuan penutupnya. Akan lebih baik hasilnya bila digabungkan dengan data radiometrik.
Pada pemrosesan data magnetik lebih lanjut, data respon magnetik dimodelkan secara 2D untuk memperoleh gambaran geometri benda anomali magnetik.

Setelah tahap regional selesai dilakukan, untuk melanjutkan survey ke tahap berikutnya yang lebih detil dengan memilih target-target anomali magnetik yang sesuai dengan model ideal endapan porphyry copper. Kemudian di daerah yang terpilih tersebut dilaksanakan survey magnetik udara dengan menggunakan helikopter. Biasanya survey magnetik dengan helicopter ini dilakukan dengan spasi lintasan yang lebih rapat kurang lebih 200-400 meter dengan ketinggian yang lebih rendah antara 80 –300 meter diatas permukaan tanah.

Gambar 4. Peta Total Magnetic Intensity dari survey Airborne Magnetic dengan menggunakan pesawat Fixed wing (kiri) dan Peta Analytic Signal dari survey Airborne Magnetic dengan menggunakan Helikopter.

Jika dalam survey regional dengan menggunakan pesawat fixed wing targetnya adalah anomaly magnetik berskala besar, maka dengan survey helikopter ini anomali magnetik skala besar tersebut diperinci sehingga anomali-anomali magnetik berukuran kecil juga dapat terlihat. 

Langkah-langkah pemrosesan data dan hasil interpretasi dari survey helikopter ini sama persis dengan data dari pesawat fixed wing tetapi hasilnya jauh lebih terperinci sehingga memudahkan untuk menentukan target aktifitas eksplorasi dari darat. Dari hasil survey ini dipilih daerah daerah yang paling prospek untuk ditindak lanjuti dengan survey darat.

Pada tahap survey geofisika dari darat, survey biasanya dilakukan bersamaan dengan survey pemetaan geologi dan pengambilan conto geokimia. Pada tahap ini berbagai jenis metode geofisika dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan jenis mineral atau batuan yang dijadikan sasaran eksplorasi.

Metode-metode yang sering digunakan adalah ground magnetik dan ground radiometric, survey geolistrik seperti IP, resistivity, TEM, CSAMT dan lain-lain. Survey-survey ini dilakukan untuk menentukan letak lubang bor uji yang akan digunakan untuk mengetest kandungan mineral dibawah permukaan tanah.

Dalam pengolahan data dan interpretasi data survey darat ini, seluruh data diintergrasikan dan digabungkan dengan data geologi dan data geokimia sehingga menghasilkan interpretasi akhir yang akurat.

Data magnetik biasanya dibuat model 2D dan 3D untuk memperoleh gambaran detil geometri dan dimensi cadangan endapan porpiri copper. Dari hasil interpretasi inilah ditentukan target lubang bor uji untuk memeriksa kandungan mineral dan besarnya cadangan yang diperoleh. 

Gambar 5. Block diagram hasil penggabungan model 3D magnetic dengan data geologi hasil dari pemboran.

Gambar diatas merupakan hasil akhir dari seluruh gabungan survey geofisika, pemetaan geologi permukaan, conto geokimia dan pemboran. Dari model 3D seperti ini sebuah cadangan pada akhirnya dapat diketahui besar cadangannya dan jika nilainya cukup ekonomis cadangan ini siap untuk ditambang.

More about Aplikasi Metode Geofisika dalam Eksplorasi Mineral

Eksplorasi Geofisika: Metode Radioaktif

Diposting oleh Selamat datang di blog

Metode ini pada dasarnya ialah menentukan besarnya/banyaknya berkas gelombang Gamma yang dihasilkan oleh batuan sebagai efek terjadinya proses pembelahan/peluruhan atom yang terjadi pada batuan itu sendiri. Satuan unit: cps (count per second). Pada metode ini berkas gelombang Gamma yang diukur adalah Potassium, Thorium dan Uranium.

Metode ini mempunyai penetrasi yang sangat dangkal (kurang lebih 30-60 cm) sehingga efek gangguan pada permukaan oleh aktifitas manusia akan sangat mengganggu kualitas data. Metode ini dapat dilakukan dengan pengukuran dari udara dan juga dapat dilakukan dari darat. Dengan metode ini litologi batuan secara kasar dapat dipetakan dan juga metode ini berguna untuk melokalisir daerah alterasi potassic.


Gambar 1. Survey Ground Radiometric & Airborne radiometric 

Gambar 2. Peta-peta hasil pengukuran radiometric: (a) Potassium; (b) Uranium; (c) Thorium; (d) Composite image (Red=K; Green=Thorium; Blue=Uranium).


Baca Juga :

More about Eksplorasi Geofisika: Metode Radioaktif

Eksplorasi Geofisika: Metode Geolistrik

Diposting oleh Selamat datang di blog

Metode ini mengukur dan menyelidiki sifat kelistrikan yang dimiliki oleh batuan atau mineral. Mineral-mineral sulfida pada umumnya bisa dikenali dengan metode ini dikarenakan oleh sifat fisisnya yang mudah menghantarkan listrik yang diinjeksikan ke dalam bumi. Sifat-sifat kelistrikan dibagi berbagai jenis yaitu tahanan jenis (resistivity) dan polarisasi.

Tahanan Jenis (Resistivity) adalah hambatan dari batuan terhadap aliran listrik (kebalikan dari konduktivitas batuan). Satuan unit: ohm-m. Mineral pembentuk batuan pada umumnya memiliki resistivitas tinggi. Resistivity batuan dipengaruhi oleh porositas, kadar air dan mineralisasi.

Polarisasi adalah kemampuan batuan untuk menciptakan atau menyimpan (sementara) energi listrik, pada umumnya lewat proses elektrokimia. Polarisasi dibagi menjadi:
  1. Self-potential: efek yang muncul jika energi listrik dihasilkan oleh batuan / bijih pada proses interaksi dengan air tanah.
  2. Induced Polarization: efek yang muncul saat batuan terinduksi oleh energi listrik yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui batuan, dan batuan itu menyimpan induksi untuk sementara.
Metode Geolistrik ini berkembang dengan pesat belakangan ini. Banyak sekali metode-metode baru muncul sebagai pengembangan dari prinsip tahanan jenis atau resistivity seperti: TEM, CSAMT, AMT dan lain-lain. Metode ini sangat efisien dan tepat untuk memetakan atau melokalisir mineral-mineral sulfida. 

Pada survey IP dan Resistivity dikenal beberapa macam array atau susunan pemasangan elektroda seperti: Wenner; Schlumberger, Dipole-dipole dan lain-lain. Masing-masing array mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Prinsip dasar survey ini adalah dengan menginjeksikan arus listrik buatan ke bumi dan sinyal hasil pemantulan energi listrik ini ditangkap oleh elektroda.

Gambar 1. Jenis-jenis array dalam survey IP dan Resistivity

Pada umumnya mineral sulfida akan memberikan respon dalam nilai kecil pada data resistivity dan nilai besar pada IP. Penetrasi dari survey ini bergantung pada jenis array yang dipakai dan lebar dari sebaran elektroda dan sumber arus. Makin lebar sebaran kedua elektrodanya makin dalam penetrasinya, tetapi sinyal yang diperoleh kualitas datanya kurang baik dan banyak noise yang muncul. Sebaliknya, sebaran yang sempit akan menghasilkan penetrasi yang rendah tetapi kualitas datanya baik.


Tabel 1. Nilai resistivity pada batuan


Tabel 2. Nilai chargebility material dan mineral



Gambar 2. Contoh hasil pengukuran survey IP dan resistivity serta perbandingan dengan data geologi dari hasil pemboran.

Gambar 3.  Penampang titik bor dan IP chargebility

More about Eksplorasi Geofisika: Metode Geolistrik

Eksplorasi Geofisika: Metode Gravitasi

Diposting oleh Selamat datang di blog

Metode ini mengukur dan menyelidiki variasi medan gravitasi bumi yang disebabkan oleh perbedaan densitas dari batuan-batuan yang ada dibawah permukaan bumi. Densitas atau massa jenis adalah perbandingan antara massa dan volume dari batuan. Unit satuan 103 kg/m3.Densitas batuan pada umumnya berbanding terbalik dengan porositas batuan. Densitas batuan sedimen meningkat sesuai dengan umur batuan dan kedalaman. Densitas batuan metamorf bergantung pada komposisi dari batuan asal dan dari alterasi yang terjadi pada batuan tersebut Metode ini mula-mula ditemukan oleh Galileo Galilei (1589), dengan mengukur kecepatan benda jatuh dari menara Pisa. Kemudian Johan Kepler, memunculkan teori pergerakan planet dan dilanjutkan oleh Sir Isaac Newton yang merumuskan hukum gravitasi yang sangat terkenal. Pierre Bouguer (1745-1745), menemukan variasi gravitasi di bumi. F.A. Vening Meisnez – Van Bemmelen mengukur variasi gravitasi bumi dengan menggunakan pendulum di Laut Cina Selatan. Dan, La Coste (1934) menemukan gravitimeter (alat pengukur gravitasi bumi. Alat inilah yang digunakan dan dikembangkan sampai saat ini.

Gambar 1. Alat Gravimeter dan prinsip kerjanya

Hasil pengukuran dengan Gravimeter disebut Anomali Bouguer. Anomali gravity ini dibagi menjadi 2 komponen yaitu:
  • Anomali Regional: anomali yang berhubungan dengan massa homogen dibawah target eksplorasi.
  • Anomali Residual: anomali yang berhubungan dengan target eksplorasi
Gambar 2. Contoh pemisahan anomali gravitasi Regional-residual menggunakan smoothing grafis

More about Eksplorasi Geofisika: Metode Gravitasi

Eksplorasi Geofisika: Metode Magnetik

Diposting oleh Selamat datang di blog

Metode magnetik pada dasarnya adalah memetakan gangguan lokal pada medan magnetik bumi yang disebabkan oleh variasi kemagnetan batuan. Metode ini adalah metode geofisika tertua yang dikenal oleh manusia. Sejarah metode ini dimulai dari kompas magnetik yang pertama ditemukan di Cina kurang lebih 3000 tahun yang lalu. Kemudian pada tahun 1600, William Gilbert mempublikasikan esai “de Magnete” yang menyatakan bahwa bumi adalah sebuah magnet. Karl Frederick Gauss menyimpulkan dari analisis matematika bahwa medan magnetik berhubungan dengan sebuah sumber dibumi dan hubungannya dengan rotasi bumi. Dalam perkembangannya medan magnetik bumi telah digunakan dalam eksplorasi bijih besi sejak tahun ketika sebuah kompas digunakan dalam eksplorasi di Swedia. Alat magnetometer pertama kali diciptakan dan digunakan pada Perang Dunia II untuk mendeteksi kapal selam. Saat ini metode magnetik merupakan salah satu metode geofisika yang paling banyak digunakan orang karena selain mudah penggunaannya juga murah pemakaiannya. 

Pengukuran Medan Magnetik menggunakan alat magnetometer. Magnetometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas medan magnetik. Magnetometer pada mulanya diletakkan di pesawat terbang untuk mendeteksi kapal selam, dalam perkembangannya telah diciptakan magnetometer portable yang mudah dibawa-bawa dan juga magnetometer yang digunakan untuk dimasukkan kedalam lubang bor.

Medan magnetik yang terukur oleh alat magnetometer adalah gabungan dari medan magnetik utama bumi (dari inti luar bumi), medan magnetik eksternal (medan magnetik dari luar bumi seperti matahari dan bulan) dan medan magnetik kerak bumi (mineral magnetit di kerak bumi, dibawah suhu Curie).

Survey magnetik dapat dilakukan dari udara, darat dan juga dalam lubang bor.

Gambar 1. (A) Ground magnetometer (www.aegis-instruments.com) dan (B) Helimag Magnetometer (www.advancedcompositesolutions.us)

Survey Magnetik Udara

Survey magnetik udara dapat mencakup daerah yang luas dalam waktu singkat. Survey ini biasanya dilakukan dengan menggunakan pesawat Fixed Wing atau Helikopter. Biayanya murah bila dibandingkan survey didarat. Kualitas data bagus dapat digunakan sebagai konsep baru dalam penentuan target eksplorasi. Noise kecil dan dapat mencakup daerah yang sulit.
Gambar 2. Peta total magnetik intensity dari hasil survey Airborne Magnetik

Survey Magnetik Darat

Survey magnetik darat dapat melokalisir anomali secara akurat. Sinyal dari sumber magnetik yang lemah dapat terukur. Dengan survey ini sinyal dari sumber yang dangkal dapat ditingkatkan. Kelemahan dari survey ini adalah lambat dalam pelaksanaan.



Baca Juga :

More about Eksplorasi Geofisika: Metode Magnetik

Survei Perpetaan dan Topografi

Diposting oleh Selamat datang di blog on Sabtu, 16 Januari 2016

Survei Perpetaan dan Topografi bertujuan untuk membuat peta topografi yang berisi informasi terbaru dari keadaan permukaan lahan atau daerah yang dipetakan, informasi yang disajikan meliputi keadaan fisik/detail baik yang bersifat alamiah maupun buatan manusia serta keadaan relief (tinggi rendahnya) permukaan lahan atau areal daerah pengukuran tersebut.

Pada saat ini peran pengukuran dan pemantauan lingkungan kita menjadi semakin penting, hal itu disebabkan semakin bertambahnya populasi manusia, semakin tingginya harga sebidang tanah, sumber daya alam kita semakin berkurang, dan aktivitas manusia yang menyebabkan menurunnya kualitas tanah, air, dan udara kita.

Di zaman modern seperti saat ini, dengan bantuan komputer dan teknologi satelit surveyor dapat mengukur, memantau bumi dan sumber daya alam  secara global. Begitu banyak informasi yang telah tersedia untuk seperti; membuat keputusan perencanaan, dan perumusan kebijakan dalam berbagai penggunaan lahan pengembangan sumber daya, dan aplikasi pelestarian lingkungan.

Dengan meningkatnya kebutuhan akan jasa survey dan pemetaan, CV. Earth Science Survey menyediakan Jasa Survei Perpetaan dan Topografi yang bertujuan :
  • Untuk menentukan, mengukur dan mengetahui permukaan tanah, benda tiga dimensi berupa titik maupun lintasan
  • Untuk mengumpulkan dan menafsirkan kondisi permukan tanah dan informasi geografis dan informasi ekonomi.
  • Menggunkan informasi untuk perencanaan dan efisiensi administrasi dan manajemen tanah, laut dan seluruh struktur.
  • Untuk melaksanakan pembangunan perkotaan dan pedesaan dan pengelolaan lahan
  • Untuk melakukan penelitian dan pengembangan.

More about Survei Perpetaan dan Topografi

Eksplorasi Geologi

Diposting oleh Selamat datang di blog

Eksplorasi Geologi adalah metode yang digunakan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan Bumi berupa struktur, komposisi, sejarah pembentukan dan lain-lain dengan melakukan survei di permukaan Bumi.

Berikut adalah aplikasi dari eksplorasi geologi yang kami lakukan, yaitu :
  • Pemetaan Geologi
  • Geokimia
  • Hidrogeologi
  • Geoteknik
  • Studi Patahan dan Sesar
  • Mitigasi Bencana

More about Eksplorasi Geologi

Eksplorasi Geofisika

Diposting oleh Selamat datang di blog

Eksplorasi Geofisika adalah metode eksplorasi yang menggunakan parameter-parameter fisika (seperti seismik, gravitasi, listrik, magnet, dan elektromagnetik) pada permukaan Bumi untuk mengukur sifat fisika pada bawah permukaan Bumi beserta sifat Anomali yang terkandung.

Berikut adalah metode-metode geofisika yang kami lakukan, yaitu :
  • Geolistrik / ERT (Electrical Resistivity Tomography)
  • Gravity
  • Geomagnet
  • AMT/CSAMT
  • GPR
  • Seismic Sub-Bottom Profiling
Eksplorasi Geofisika ini meliputi empat tahap, yaitu:
  • Desain Rencana Survei : yaitu tahapan awal yang dilakukan dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya agar dapat membuat perencanaan survei dengan baik dan matang sehingga dapat memperoleh data dengan kualitas yang baik dan estimasi survei yang tepat guna.
  • Akuisisi Data : yaitu tahap mengumpulkan informasi data lapangan dengan parameter fisika. Untuk mendapatkan data dengan kualitas yang baik, kami didukung dengan instrumen yang berkualitas dan surveyor yang profesional dalam melakukan QC (Quality Control) data yang diperoleh dari lapangan.
  • Pengolahan Data : yaitu tahap pengolahan data yang didapatkan dari lapangan. Dengan tim kami yang profesional dan mumpuni, maka data yang diperoleh dari lapangan akan diolah dengan baik (ratio S/N = high) sehingga siap untuk dilakukan pada tahap selanjutnya yaitu interpretasi.
  • Interpretasi Data : yaitu tahap menerjemahkan data yang telah diolah kemudian menjadi bahasa geologi sehingga dapat diketahui apa yang dikandung di bawah permukaan bumi. Dengan kemampuan tim kami dalam geofisika dan geologi, maka kualitas interpretasi yang dihasilkan pun akan semakin baik.
2_geofizica_152_geofizica_162_geofizica_172_geofizica_182_geofizica_20
Eksplorasi Geofisika ini juga dapat menginvestigasi struktur geologi yang meliputi area perairan seperti sungai, danau, dan laut.
2_geofizica_1495_geoelectric-geophysic-geofizica_112011_1495_geoelectric-geophysic-geofizica_1098_magnetic-geophysic-geofizica_12
    More about Eksplorasi Geofisika