Petrologi Batuan Sedimen

Diposting oleh Selamat datang di blog on Selasa, 23 Februari 2016







Batuan
Sedimen adalah batuan yang paling banyak tersingkap di permukaan bumi, kurang
lebih 75 % dari luas permukaan bumi, sedangkan batuan beku dan metamorf hanya
tersingkapsekitar 25 % dari luas permukaan bumi. Oleh karena itu, batuan
sediment mempunyai arti yang sangat penting, karena sebagian besar aktivitas
manusia terdapat di permukaan bumi. Fosil dapat pula dijumpai pada batua
More about Petrologi Batuan Sedimen

Persyaratan Perhitungan Sumberdaya

Diposting oleh Selamat datang di blog on Minggu, 21 Februari 2016

Dalam melakukan perhitungan sumberdaya harus memperhatikan persyaratan tertentu, antara lain :
  • Suatu taksiran sumberdaya harus mencerminkan secara tepat kondisi geologi dan karakter/sifat dari endapan bahan galian.
  • Selain itu harus sesuai dengan tujuan evaluasi. Suatu model sumberdaya yang akan digunakan untuk perancangan tambang harus konsisten dengan metode penambangan dan teknik perencanaan tambang yang akan diterapkan.
  • Taksiran yang baik harus didasarkan pada data aktual yang diolah/ diperlakukan secara objektif. Keputusan dipakai-tidaknya suatu data dalam penaksiran harus diambil dengan pedoman yang jelas dan konsisten. Tidak boleh ada pembobotan data yang berbeda dan harus dilakukan dengan dasar yang kuat.
  • Metode perhitungan yang digunakan harus memberikan hasil yang dapat diuji ulang atau diverifikasi. Tahap pertama setelah perhitungan sumberdaya selesai, adalah memeriksa atau mengecek taksiran kualitas blok (unit penambangan terkecil). Hal ini dilakukan dengan menggunakan data pemboran yang ada di sekitarnya. Setelah penambangan dimulai, taksiran kadar dari model sumberdaya harus dicek ulang dengan kualitas dan tonase hasil penambangan yang sesungguhnya.

Diagram alir model perhitungan sumberdaya


More about Persyaratan Perhitungan Sumberdaya

Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan

Diposting oleh Selamat datang di blog

Perhitungan cadangan merupakan hal yang paling vital dalam kegiatan eksplorasi. Perhitungan yang dimaksud di sini dimulai dari sumberdaya sampai pada cadangan tertambang yang merupakan tahapan akhir dari proses eksplorasi. Hasil perhitungan cadangan tertambang kemudian akan digunakan untuk mengevaluasi apakah sebuah kegiatan penambangan yang direncanakan layak atau tidak.

Hubungan antara Hasil Eksplorasi, Sumberdaya Mineral dan Cadangan Bijih

Berikut klasifikasi yang digunakan dalam pelaporan publik seperti KCMI 2011 dan JORC 2012 :

1. Hasil Eksplorasi

Hasil Eksplorasi terdiri dari data dan informasi yang diperoleh dari program eksplorasi yang mungkin berguna bagi investor. Hasil Eksplorasi mungkin merupakan atau bukan merupakan bagian dari pernyataan resmi dari Sumberdaya Mineral atau Cadangan Bijih.

Pelaporan mengenai informasi ini adalah lumrah dalam tahap awal eksplorasi dimana kuantitas data yang tersedia pada umumnya tidak cukup untuk melakukan estimasi Sumberdaya Mineral secara wajar.

Laporan publik dari Hasil Eksplorasi harus mengandung informasi yang cukup untuk membuat penilaian yang berimbang terhadap signifikansinya. Laporan harus meliputi informasi yang relevan seperti konteks ekplorasi, jenis dan metode percontoan, interval percontoan dan metodenya, lokasi conto yang relevan; distribusi, dimensi dan lokasi relatif semua data assay yang relevan, metode-metode agregasi data, status kepemilikan lahan ditambah lagi informasi tentang kriteria lainnya.

2. Sumberdaya Mineral

Sumberdaya Mineral adalah suatu konsentrasi atau keterjadian dari material yang memiliki nilai ekonomi pada atau di atas kerak bumi, dengan bentuk, kualitas dan kuantitas tertentu yang memiliki keprospekan yang beralasan untuk pada akhirnya dapat diekstraksi secara ekonomis. Lokasi, kuantitas, kadar, karakteristik geologi dan kemenerusan dari Sumberdaya Mineral harus diketahui, diestimasi atau diintepretasikan berdasar bukti-bukti dan pengetahuan geologi yang spesifik. Sumberdaya Mineral dikelompokkan lagi berdasar tingkat keyakinan geologinya, kedalam kategori Tereka, Tertunjuk dan Terukur.
  • Sumberdaya Mineral Tereka (Inferred Resource) merupakan bagian dari Sumberdaya dimana tonase, kadar, dan kandungan mineral dapat diestimasi dengan tingkat kepercayaan rendah. Hal ini direka dan diasumsikan dari adanya bukti geologi, tetapi tidak diverifikasi kemenerusan geologi dan/ atau kadarnya. Hal ini hanya berdasarkan dari informasi yang diperoleh melalui teknik yang memadai dari lokasi mineralisasi seperti singkapan, paritan uji, sumuran uji dan lubang bor tetapi kualitas dan tingkat kepercayaannya terbatas atau tidak jelas. Sumberdaya Mineral Tereka memiliki tingkat keyakinan lebih rendah dalam penerapannya dibandingkan dengan Sumberdaya Mineral Terunjuk
  • Sumberdaya Mineral Tertunjuk (Indicated Resource) merupakan bagian dari Sumberdaya Mineral dimana tonase, densitas, bentuk, karakteristik fisik, kadar dan kandungan mineral dapat diestimasi dengan tingkat kepercayaan yang wajar. Hal ini didasarkan pada hasil eksplorasi, dan informasi pengambilan dan pengujian conto yang didapatkan melalui teknik yang tepat dari lokasi-lokasi mineralisasi seperti singkapan, paritan uji, sumuran uji, ”terowongan uji” dan lubang bor. Lokasi pengambilan data masih terlalu jarang atau spasinya belum tepat untuk memastikan kemenerusan geologi dan/ atau kadar, tetapi secara meruang cukup untuk mengasumsikan kemenerusannya. Sumberdaya Mineral Tertunjuk memiliki tingkat keyakinan yang lebih rendah penerapannya dibanding dengan Sumberdaya Mineral Terukur, tetapi memiliki tingkat keyakinan yang lebih tinggi penerapannya dibanding dengan Sumberdaya Mineral Tereka.
  • Sumberdaya Mineral Terukur (Measured Resource) merupakan bagian dari Sumberdaya Mineral dimana tonase, densitas, bentuk, karakteristik fisik, kadar dan kandungan mineral dapat diestimasi dengan tingkat kepercayaan yang tinggi. Hal ini didasarkan pada hasil eksplorasi rinci dan terpercaya, dan informasi mengenai pengambilan dan pengujian conto yang diperoleh dengan teknik yang tepat dari lokasi-lokasi mineralisasi seperti singkapan, paritan uji, sumuran uji, ”terowongan uji” dan lubang bor. Lokasi informasi pada kategori ini secara meruang adalah cukup rapat untuk memastikan kemenerusan geologi dan kadar.
Estimasi Sumberdaya Mineral bukanlah hasil kalkulasi yang presisi, bergantung pada interpretasi atas informasi yang terbatas mengenai lokasi, bentuk dan kemenerusan dari keterjadian mineral dan hasil analisa conto yang tersedia. Pelaporan mengenai gambaran tonase dan kadar harus mencerminkan ketidakpastian relatif atas estimasi dengan cara pembulatan sampai kepada gambaran tonase dan kadar yang tepat, dan dalam kasus Sumberdaya Mineral Tereka, adalah dengan menggunakan istilah tertentu seperti ”kira-kira”.

3. Cadangan Bijih

Cadangan Bijih adalah bagian dari Sumberdaya Mineral Terukur dan / atau Tertunjuk yang dapat ditambang secara ekonomis. Hal ini termasuk tambahan material dilusi ataupun ”material hilang”, yang kemungkinan terjadi ketika material tersebut ditambang. Pada klasifikasi ini pengkajian dan studi yang tepat sudah dilakukan, dan termasuk pertimbangan dan modifikasi dari asumsi yang realistis atas faktor-faktor penambangan, metalurgi, ekonomi, pemasaran, hukum, lingkungan, sosial dan pemerintahan. Pada saat laporan dibuat, pengkajian ini menunjukkan bahwa ekstraksi telah dapat dibenarkan dan masuk akal. Cadangan Bijih dipisahkan berdasar naiknya tingkat keyakinan menjadi Cadangan Bijih Terkira dan Cadangan Bijih Terbukti.
  • Cadangan Bijih Terkira (Probable Reserve) merupakan bagian Sumberdaya Mineral Tertunjuk yang ekonomis untuk ditambang, dan dalam beberapa kondisi, juga merupakan bagian dari Sumberdaya Mineral Terukur. Ini termasuk material dilusi dan ”material hilang” yang kemungkinan terjadi pada saat material ditambang. Pengkajian dan studi yang tepat harus sudah dilaksanakan, dan termasuk pertimbangan dan modifikasi mengenai asumsi faktor-faktor yang realistis mengenai penambangan, metalurgi, ekonomi, pemasaran, hukum, lingkungan, sosial dan pemerintahan. Pada saat laporan dibuat, pengkajian ini menunjukkan bahwa ekstraksi telah dapat dibenarkan dan masuk akal. Cadangan Bijih Terkira memiliki tingkat keyakinan yang lebih rendah dibanding dengan Cadangan Bijih Terbukti, tetapi sudah memiliki kualitas yang cukup sebagai dasar membuat keputusan untuk pengembangan suatu cebakan.
  • Cadangan Bijih Terbukti (Proven Reserve) merupakan bagian dari Sumberdaya Mineral Terukur yang ekonomis untuk ditambang. Hal ini termasuk material dilusi dan ”material hilang” yang mungkin terjadi ketika material di tambang. Pengkajian dan studi yang tepat harus telah dilaksanakan, dan termasuk pertimbangan dan modifikasi mengenai asumsi faktor-faktor yang realistis mengenai penambangan, metalurgi, ekonomi, pemasaran, hukum, lingkungan, sosial dan pemerintahan. Pada saat laporan dibuat, pengkajian ini menunjukkan bahwa ekstraksi telah dapat dibenarkan dan masuk akal.


Referensi :
Kode KCMI 2011 (IAGI-PERHAPI)
More about Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan

Mineral Non Silikat

Diposting oleh Selamat datang di blog on Selasa, 16 Februari 2016

Mineral Non Silikat adalah kelompok mineral yang unsur pembentuknya bukan dari Silika. Beberapa mineral sebagian besar tidak mengandung kombinasi Silicon dan Oksigen, seperti yang mineral silikat lakukan. Kelompok mineral, yang disebut non silicates, yang ditemukan hanya 8% dari kerak bumi. Mineral Non Silicate termasuk sumber daya yang sangat berharga bagi manusia, seperti emas logam mulia, perak, dan platinum, logam yang berguna seperti besi, aluminium dan timah, dan permata berlian dan ruby. Secara garis besar hampir semua jenis mineral ini mempunyai komposisi kimia yang sederhana berupa unsur, sulfida (bila unsur logam bersenyawa dengan sulfur), atau oksida (bila unsur logam bersenyawa dengan oksigen). Native element  seperti tembaga,  perak atau emas agak jarang terdapat. Sulfida kecuali Pirit, tidak jarang  ditemukan, tetapi hanya cukup berarti bila relatif terkonsentrasi dalam urat (Vein)  dengan cukup besar. Mineral Non Silikat dipisahkan ke dalam kelas berikut (lihat tabel dibawah)

Tabel Group mineral nonsilikat yang umum dijumpai


Mineral karbonat mempunyai struktur yang lebih sederhana dibandingkan dengan mineral silikat. Kelompok mineral ini disusun oleh ion karbonat kompleks (CO32-) dan satu atau lebih ion positif. Dua macam mineral karbonat yang sangat umum adalah kalsit dan dolomit. Kedua mineral tersebut sangat sulit dibedakan karena keduanya mempunyai sifat fisik dan kimia yang relatif sama. Keduanya mempunyai kilap seperti kaca (vitreous), kekerasan antara 3 dan 4 dan mempunyai belahan 3 arah serta bentuk kristal romboeder. Tetapi keduanya dapat dibedakan dengan larutan asam klorida. Dengan larutan asam klorida, kalsit akan bereaksi dengan cepat, sedangkan dolomit hanya bisa bereaksi dalam keadaan bubuk. Kalsit dan dolomit dapat dijumpai bersama-sama sebagai penyusun batugamping dan batu dolomit (dolostone). Bila mineral kalsit yang dominan, batuannya disebut batugamping, sedangkan bila mineral dolomit yang dominan disebut dolomit atau dolostone. Batugamping sangat banyak kegunaannya seperti material bahan bangunan dan bahan pokok dalam industri semen portland. Sedangkan dolomit disebut juga batukapur pertanian, karena sering digunakan untuk menyuburkan tanah.

Dua macam mineral nonsilikat lainnya yang sering dijumpai pada batuan sedimen adalah halit dan gipsum. Halit adalah nama mineral untuk garam dapur, sedangkan gipsum adalah mineral yang sering digunakan sebagai bahan perekat dan juga sebagai salah satu bahan baku dalam industri semen.


Baca Juga : 


Referensi : Geologi Fisik (Budi Rochmanto, M.Sc)
More about Mineral Non Silikat

Batuan Mafik dan Felsik

Diposting oleh Selamat datang di blog

Salah satu metode untuk memisahkan batuan adalah berdasarkan komponen mineral mafik dan felsik. Batuan mafik terdiri dari mineral ferromagnesian sedangkan batuan felsik dasarnya terdiri dari mineral feldspar dan silika.

Kehadiran mineral mafik di batuan cenderung memberikan warna gelap sementara kehadiran mineral felsik memberikan warna terang. Dengan demikian, batuan juga bisa dipisahkan ke dalam berbagai kategori warna berdasarkan persentase mineral berwarna. Shand menggunakan terminologi berikut:


Perlu di perhatikan bahwa klasifikasi di atas diterapkan secara eksklusif untuk batuan beku. Secara umum mineral "gelap" sesuai dengan mineral ferromagnesian dan termasuk olivin, piroroksin, ampibol, biotit mika, turmalin, kromit dan oksida besi. Mineral "terang" termasuk feldspar, silika, feldspathoid, dan muskovit.



Baca Juga : 
More about Batuan Mafik dan Felsik

Mineral Silikat Non-ferromagnesian

Diposting oleh Selamat datang di blog


Mineral silikat non-ferromagnesian adalah mineral-mineral silikat yang tidak mengandung ion-ion besi dan magnesium. Mineral-mineral silikat non-ferromagnesian dicirikan umumnya mempunyai warna lebih terang dan berat jenis rata-rata 2,7. 

Berikut beberapa contoh mineral silikat non - ferromagnesian beserta deskripsinya :

Muskovit adalah jenis mineral mika yang sangat umum. Berwarna terang dengan kilap seperti mutiara (pearly). Seperti mineral mika lainnya, belahannya satu arah. Di dalam batuan muskovit sangat mudah dikenal karena sangat bercahaya. Muskovit seperti halnya biotit merupakan mineral yang banyak dijumpai pada batuan penyusun kerak benua.

Feldspar merupakan kelompok mineral yang sangat umum, dapat berbentuk pada rentang temperatur dan tekanan yang tinggi. Kelompok mineral feldspar mempunyai sifat fisik yang sama. Mineral ini mempunyai bidang belahan dua arah dan membentuk sudut hampir 90°, relatif keras dan kilap bervariasi antara kilap kaca sampai mutiara. Di dalam batuan, mineral ini dikenali dengan bentuknya yang rektangular dan permukaannya yang licin.

Struktur mineral feldspar adalah rangkaian 3 dimensi dari atom oksigen yang bergabung dengan atom silikon. Seperempat sampai setengah dari atom silikon tergantikan oleh atom aluminium. Perbedaan valensi antara aluminium (+3) dan silikon (+4), menyebabkan terjadinya inklusi satu atau lebih ion-ion seperti potasium (+1), sodium (+1) dan kalsium (+2). Karena adanya perbedaan inklusi di dalam strukturnya, mineral feldspar dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu mineral ortoklas dan plagioklas. Mineral ortoklas merupakan mineral feldspar dengan ion potasium di dalam struktur kristalnya, sedangkan mineral plagioklas merupakan mineral feldspar dengan ion kalsium dan atau ion sodium di dalam struktur kristalnya.

Meskipun ada perbedaan sifat fisik antara mineral ortoklas dan plagioklas, tetapi kedua mineral tersebut sangat sulit dibedakan di lapangan. Mineral ortoklas berwarna krem terang hingga merah jambu, sedangkan plagioklas berwarna putih sampai abu-abu terang. Meskipun keduanya mempunyai warna berbeda, tetapi warna tersebut tidak dapat dijadikan sebagai dasar untuk membedakannya. Salah satu sifat fisik yang dapat membedakan keduanya adalah adanya striasi sejajar pada mineral plagioklas yang tidak dijumpai pada mineral ortoklas.

Kuarsa merupakan mineral silikat yang hanya disusun oleh silikon dan oksigen. Mineral kuarsa juga sering disebut silika karena komposisinya SiO2. karena struktur mineral kuarsa mengandung dua atom oksigen untuk setiap atop silikon, maka tidak dibutuhkan lagi ion positif untuk menjadikannya mineral kuarsa netral. Struktur kristal kuarsa membentuk jaringan tiga dimensi yang lengkap antara ion oksigen di sekitar ion silikon, sehingga membentuk suatu ikatan yang kuat antara keduanya. Akibatnya mineral kuarsa tidak mempunyai bidang belahan, sangat keras dan resisten terhadap proses pelapukan. Kuarsa mempunyai pecahan konkoidal. Pada bentuknya yang sempurna, mineral kuarsa sangat jernih, membentuk kristal heksagonal dan bentuknya piramidal. Warna mineral kuarsa sangat bervariasi tergantung pada proses pengotoran pada waktu pembentukannya. Variasi warna ini menyebabkan adanya bermacam jenis mineral kuarsa. Mineral kuarsa yang umum adalah kuarsa susu (putih), kuarsa asap (abu-abu), kuarsa ros (pink), ametis (purple) dan kristal batuan (clear).

Mineral lempung adalah istilah yang digunakan untuk kompleks mineral, seperti mika, mempunyai struktur lembaran. Mineral lempung pada umumnya berbutir sangat halus dan hanya dapat dipelajari dengan bantuan mikroskop. Mineral lempung merupakan hasil dari pelapukan kimia mineral silikat, sehingga mineral ini sangat dominan menyusun tanah yang terdapat pada permukaan bumi. Beberapa mineral lempung yang penting adalah kaolinitilit dan smektit (bentonit). Kaolinit atau sering disebut juga lempung cina sering dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam bermacam industri antara lain industri keramik.


Baca Juga : 
- Mineral - Mineral Silikat
Mineral Silikat Ferromagnesian
- Apa itu mineral???



Referensi : Geologi Fisik (Budi Rochmanto, M.Sc)
More about Mineral Silikat Non-ferromagnesian

Mineral Silikat Ferromagnesian

Diposting oleh Selamat datang di blog


Mineral silikat ferromagnesian adalah mineral silikat yang mengandung ion besi dan atau magnesium di dalam struktur mineralnya. Mineral-mineral silikat ferromagnesian dicirikan oleh warnanya yang gelap dan mempunyai berat jenis 3,2 – 3,6. Berikut beberapa contoh mineral silikat ferromagnesian beserta deskripsinya :

Olivin adalah mineral silikat ferromagnesian yang terbentuk pada temperatur tinggi, berwarna hitam sampai hijau kehitaman, mempunyai kilap kaca dan pecahan konkoidal. Mineral olivin pada umumnya menunjukkan kenampakan butiran yang bentuknya relatif membundar dan kecil. Olivin disusun oleh tetrahedra tunggal yang diikat bersama oleh campuran ion besi dan magnesium yang merangkai atom oksigen bersama-sama meskipun olivin dengan kandungan magnesium  lebih dominan. Olivin dapat terbentuk dalam dua jenis mineral yaitu fayalit (Mg2SiO4) dan frosterit (Fe2SiO4). Mineral ini tidak mempunyai bidang belahan karena struktur atomnya membentuk jaringan tiga dimensi sehingga tidak membentuk bidang yang lemah. Olivin dijumpai dalam jumlah kecil baik dalam kerak benua maupun kerak samudera, tetapi merupakan mineral utama yang dijumpai dalam mantel bumi bersama dengan mineral piroksin.

Piroksin, berwarna hitam, opak dengan bidang belahan 2 arah membentuk sudut 90°. Struktur kristalnya disusun oleh rantai tunggal tetrahedra yang diikat bersama-sama dengan ion-ion besi dan magnesium. Karena ikatan silikon-oksigen lebih kuat daripada ikatan antara struktur silikat, maka piroksin mudah terbelah melalui bidang yang sejajar dengan rantai silikat. Piroksin merupakan salah satu mineral yang dominan pada batuan beku basaltik yang merupakan batuan yang umum penyusun kerak samudera. Mineral ini juga merupakan penyusun utama dari mantel bumi, meskipun kadangkala juga dijumpai dalam jumlah yang cukup besar pada batuan penyusun kerak benua.

Hornblende merupakan mineral yang paling umum dari kelompok mineral amfibol yang tersusun oleh senyawa silikat yang membentuk rantai ganda. Mineral ini umumnya berwarna hijau gelap sampai hitam, mempunyai bidang belahan 2 arah yang membentuk sudut 60° dan 120°. Di dalam batuan, hornblende berbentuk prismatik panjang. Bentuk inilah yang membedakannya dengan piroksin yang umumnya berbentuk prismatik pendek. Hornblende umumnya dijumpai pada batuan penyusun kerak benua.

Biotit merupakan anggota dari mika yang berwarna gelap karena kaya akan besi. Seperti mineral mika lainnya, biotit disusun oleh struktur lembaran yang memberikan belahan satu arah. Biotit berwarna hitam mengkilap yang membedakannya dari mineral feromagnesian lainnya. Seperti hornblende, biotit juga banyak dijumpai pada batuan penyusun kerak benua, termasuk dalam batuan beku granit.

Garnet merupakan mineral yang strukturnya mirip olivin yaitu disusun oleh tetrahedra tunggal yang dirangkai oleh ion-ion logam. Garnet juga mempunyai kilap kaca, tidak mempunyai bidang belahan dan pecahan konkoidal. Warna mineral garnet sangat bervariasi, tetapi yang paling umum adalah berwarna coklat sampai merah tua. Garnet umumnya berbentuk kristal yang prismatik dan umumnya tumbuh dengan membentuk bidang muka kristal yang bagus. Mineral garnet dijumpai pada batuan penyusun kerak benua dan pada batuan metamorf. Garnet yang transparan sering dijadikan batu mulia. Sedangkan karena kekerasannya, garnet ditambang sebagai mineral industri yang digunakan sebagai material abrasif untuk penghalus material lainnya.


Baca Juga : 
Mineral - Mineral Silikat
Mineral Silikat Non-Ferromagnesian
Apa itu mineral???



Referensi : Geologi Fisik (Budi Rochmanto, M.Sc)



More about Mineral Silikat Ferromagnesian

Batuan Ultramafik dan Ultrabasa

Diposting oleh Selamat datang di blog

Batuan dapat dikategorikan berdasarkan kandungan silika nya. Batuan yang kaya silika disebut batuan asam sementara batuan yang buruk atau kekurangan silika disebut batuan basa. Dengan demikian granit dan granodiorit adalah batuan asam sementara gabbro dan basal adalah batuan basa.

Batuan yang sangat rendah silika nya disebut ultrabasa. Batuan ini mengandung silika bebas sama sekali dan kebanyakan dari mereka memiliki mineral yang rendah kandungan silika. Contoh batuan ultrabasa yang dunit, peridotit, Fe-piroksenit, anortosit dan foidolit (batuan kaya fedspathoid).

Di masa lalu ambang batas 45% silika digunakan untuk memisahkan antara batuan basa dan ultrabasa. Namun, sepertinya pembagian sederhana ini tidak selalu bekerja dengan banyak batuan seperti piroksenit yang dapat berisi hingga 60% SiO2 atau batuan feldspathoid yang mungkin berisi hingga 55% SiO2 (analcite).

Sering kita mendengar istilah ultrabasa dan ultramafik. Perlu dicatat bahwa istilah "ultrabasa" hanya menunjukkan kekurangan silika tanpa menyiratkan ada atau tidak adanya mineral ferromagnesian sedangkan istilah "ultramafik" pada dasarnya hanya menunjukkan keberadaan mineral mafik tanpa mempertimbangkan kandungan silika. Dalam banyak kasus, kedua klasifikasi tumpang tindih seperti batuan ultramafik yang juga batuan ultrabasa (dunit, harzburgit). Dalam banyak kasus lainnya dua klasifikasi tidak tumpang tindih. Misalnya, anorthosite seluruhnya terdiri dari plagioklas anortit dianggap ultrabasa tetapi tidak mengandung mineral ferromagnesian. Demikian pula, ortopiroksenit dapat berisi hingga hampir 60% silika namun batuan ini merupakan batuan ultramafik seluruhnya terdiri dari mineral mafik seperti enstatite atau bronzite. Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa permasalahan batuan dalam hal klasifikasi ultramafik dan ultrabasa :

Tabel Batuan ultramafik dan ultrabasa


Baca Juga :



Referensi :
Ahmad W, 2008, NICKEL LATERITES (Fundamentals of chemistry, mineralogy, weathering processes, formation, and exploration), VALE Inco ⎯ VITSL


More about Batuan Ultramafik dan Ultrabasa

Ketahanan Air di Lereng Gunung Merapi

Diposting oleh Selamat datang di blog on Rabu, 10 Februari 2016

Indonesia memiliki potensi sumber daya air yang melimpah, menurut worldwater.org, Indonesia memiliki potensi ketersediaan sumber daya air terbesar keempat didunia setelah Brazil, Rusia, dan Kanada, yaitu mencapai 2838 miliar m3/tahun. Potensi tersebut bersumber dari sungai, danau, waduk, rawa, air tanah dangkal, air tanah dalam, dan mata air.
Salah satu sumber air yang penting diperhatikan adalah air tanah diwilayah gunungapi mengingat potensinya yang sangat tinggi. Menurut badan geologi kementrian energy dan sumber daya mineral, berdasarkan hasil survey cekungan air tanah tahun 2007, diketahui Indonesia mempunyai potensi sumberdaya air tanah mencapai 1700 miliar m3/tahun yang jumlah terbesarnya tersimpan dalam endapan volkanik atau gunungapi
Secara empiris, wilayah gunungapi muda mempunyai tingkat peresapan air yang tinggi berbeda dengan pegunungan yang tersusun oleh batuan tua, yaitu batuan berumur Tersier (Miosen-Pliosen) atau sebelum Kuarter (Plistosen-sekarang). Kekhasan wilayah gunungapi dengan struktur dan tekstur batuannya tidak hanya sebagai sumber potensi kebencanaan (Jika gunungapi meletus), namun juga berfungsi sebagai suatu tangka raksasa penyimpan air, baik dipermukaan maupun air dibawah permukaan.
Penelitian beberapa sistem resapan-luahan (recharge-discharge) daerah volkanik sudah dilakukan sejak 18 tahun terakhir. Daerah penelitiannya antara lain cekungan Bandung, Gunung Salak, Gunung Gede Pangrango, Gunung Sibayak, Gunung Batur, Gunung Merapi, dan gunung lainnya. Studi tersebut dimulai dengan analisis hidrogeologi yang meliputi survei topografi, analisis GIS (Geographic Information System), Penelususran daerah aliran sungai (DAS), dan identifikasi ukuran-ukuran jaringan air. Kemudian, dilakukan kajian wilayah gunungapi yang didukung oleh data geofisika untuk mengetahui gambaran bawah permukaan tanah secara akurat. Dan akhirnya dilakukan studi hidrokimia dan hidro-isotop air tanah.
Menurut Bogie dan Mackenzie, 1998. Gunungapi dibagi dalam 3 fasies utama yaitu fasies proksimal, fasies medial, dan fasies distal. Fasies proksimal endapan gunungapi ditandai dengan batuan perselingan aliran lava dengan breksi piroklastik dan kadang tersingkap agglomerate. Di ujung fasies ini seringkali dijumpai mata air yang cukup besar debitnya dan mengairi sungai. Misalnya didaerah merapi adalah Umbul Wadon dan Umbul Lanang.
Gambar 1. Tiga Fasies Utama Gunungapi (Bogie & Mackenzie, 1998)
Sumber ; http://www.volcosquad.com/2014/04/fasies-fulkanik-bogie-mackenzie-1998.html

Ke arah hilir biasanya ditemukan breksi piroklastik dan tuf sangat dominan, dan breksi lahar yang dikenal sebagai fasies medial. Pada fasies ini berkembang celah dan sistem rekahan yang cenderung ditandai banyaknya resapan air kearah batuan bawah.
Endapan gunungapi disekitar kaki gunug disebut sebagai fasies distal yang didominasi oleh breksi lahar, breksi fluiatil, konglomerat, batupasir, dan batulanau. Pemunculan mata air dengan debit yang besar sering dijumpai pada batuan yang terjadi patahan (sesar).
Patahan yg ada di Merapi tidak disebabkan oleh gerakan tektonik lempeng melainkan merupakan sebuah “block glide” yang sangat besar sehingga batuan yang bergerak terhadap yang lain membentuk bidang patahan.
Patahan yang memotong Gunung Merapi ini dapat dilihat dalam peta Google sebagai sebuah dinding yang salah satunya dikenal dengan nama Gunung Kukusan. Dinding di Kukusan ini yang membelokkan lajunya arah awan panas. Di lereng selatan Merapi dibagian fasies distal banyak sekali dijumpai mata air karena sangat umum dalam analisa patahan adalah menjumpai mata air,  Misalnya didaerah Cangkringan, Ngemplak yang banyak sekali dijumpai mata air sehingga dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai tempat budidaya ikan, irigasi pertanian, dan tempat wisata air. Di kecamatan Ngemplak sendiri terdapat mata air Umbul Pajangan yang terletak di desa Wedomartani, Mata air Trita Budi di desa Medomartania dan mata air lainnya.

Gambar 2. Patahan di Gunung Merapi
Sumber : https://rovicky.files.wordpress.com/2010/11/patahan_merapi.jpg

Di sebelah timur puncak merapi terdapat dinding terjal di lerengnya. Dinding ini yag diinterpretasikan sebagai patahan oleh Van Bammelen (1949). Kalau diteruskan patahan ini akan menunjukkan dimana terdapat mata air. Pada fasies distal di lereng timur Merapi banyak ditemui didaerah Klaten misalnya Umbul Ponggok, Cokro Tulung, Umbul Jalatunda, Umbul Kapilaler, dan banyak mata air lainnya. Bahkan ada salah satu perusahaan air minum yang memanfaatkan mata air di daerah Klaten tersebut. 

Umbul Pajangan
Kali ini kita akan membahas salah satu mata air yang berada di desa Wedomartani kecamatan Ngemplak yaitu Umbul Pajangan. Jika kita telaah lebih lanjuta bahwa letak kecamatan Ngemplak termasuk di fasies distal gunung merapi sehingga banyak ditemukan mata air disana, ketersediaan air di kecamatan ngemplak sangat melimpah sehingga kecamatan ini sebagai pusat budidaya perikanan. Kegiatan budidaya perikanan tersebut sudah dilakukan secara turun temurupa dan secara swadaya yaitu tanpa ada campur tangan dari pemerintah terkait dengan hal perikanan, tetapi pada tahun 2010 pemerintah kabupaten menjadikan kecamatan Ngemplak sebagai kawasan minapolitan bersama dengan Kecamatan Berbah. Kecamatan Ngemplak sendiri ditetapkan menjadi kawasan Minapolitan khusus untuk perikanan Nila yang hingga saat ini telah berkontribusi meningkatkan volume produksi Nila.
Umbul Pajangan bentuknya tidak seperti kolam renang, tidak juga seperti umbul Ponggok yang sangat luas tetapi berupa bangunan tua yang berbentuk persegi dan tidak begitu luas, dari berbagai sumber mengatakan bahwa bangunan tua tersebut merupakan sisa dari proyek pengairan pemerintah di tahun 1987 yang dibatalkan karena tidak disetujui warga sekitar. Sehingga proses pembangunannya terbengkalai dan saat ini menjadi wisata alternatif warga setempat.
Gambar 3. Umbul Pajangan
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Umbul Pajangan terletak di tengah sawah dengan menyajikan pemandangan merapi disebelah utara dengan udara yang masih sejuk dan suasana yang masih asri pedesaan menjadikan tempat ini memiliki nilai tambah tersendiri. Kolam di Umbul Pajangan kedalamannya sekitar 1,3-1,5 meter sehingga sangat cocok sekali untuk belajar berenang. 
Gambar 4. View Gunung Merapi disebelah Utara Umbul Pajangan
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 5. Umbul Pajangan yang Terletak di Tengah Persawahan
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Mata air di Umbul Pajangan debitnya sangat besar sekali sehingga airnya setiap saat selalu berganti atau selalu jernih. Selain itu air yang ada di Umbul Pajangan ini tidak akan pernah habis walau saat musim kemarau. Debit air tersebut mencapai debit 65 liter per detik. Biasanya warga sekitar memanfaatkan air tersebut untuk mencuci pakaian, tikar, dan irigasi sawah-sawah. Di samping Umbul Pajangan juga terdapat warung yang menyediakan penyewaan ban dan berbagai macam makanan serta tempat ganti.

Referensi :
Rovicky. 2010. Patahan di Gunung Merapi. Internet. Available at : [https://rovicky.wordpress.com/2010/11/04/patahan-di-gunung-merapi/]
Hendrawan. 2015. Ketahanan Air Tanah Wilayah Gunungapi. Geomagz Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber daya Mineral Vol.5/No.3/September 2015

More about Ketahanan Air di Lereng Gunung Merapi