PLTU Batubara

Diposting oleh Selamat datang di blog on Minggu, 27 Desember 2015

Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batubara adalah salah satu jenis instalasi pembangkit tenaga listrik dimana tenaga listrik didapat dari mesin turbin yang diputar oleh uap yang dihasilkan melalui pemanasan menggunakan batubara. PLTU batubara merupakan sumber utama dari listrik dunia saat ini. Sekitar 60% listrik dunia bergantung pada batubara, hal ini dikarenakan PLTU batubara bisa menyediakan listrik dengan harga yang murah. Kelemahan utama dari PLTU batubara adalah pencemaran emisi karbonnya sangat tinggi, paling tinggi dibanding bahan bakar lain.

Batubara Pembangkit listrik di PLTU Suralaya, Banten

Untuk menghasilkan listrik murah, dikembangkan pembangkit listrik mulut tambang. Pembangkit listrik dibangun di dekat mulut tambang, sehingga memperkecil biaya produksi listrik. PLTU batubara dapat menggunakan batubara kalori rendah.

Untuk meningkatkan efisiensi dan sistim pembakaran batubara, serta sebagai upaya untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, maka telah dikembangkan sistim peralatan yang mampu memisahkan gas-gas polutan seperti SOx dan NOx dalam gas buang dari pembakaran batubara. Pemisahan polutan dapat dilakukan menggunakan penyerap batu kapur atau Ca(OH)2. Gas buang dari cerobong dimasukkan ke dalam fasilitas flue-gas desulfurization (FGD). Ke dalam alat ini kemudian disemprotkan udara sehingga SO2 dalam gas buang teroksidasi oleh oksigen menjadi SO3. Gas buang selanjutnya didinginkan menggunakan air, sehingga SO3 bereaksi dengan air (H2O) membentuk asam sulfat (H2SO4). Asam sulfat selanjutnya direaksikan dengan Ca(OH)2 sehingga diperoleh hasil pemisahan berupa gipsum. Gas buang yang keluar dari sistim FGD sudah terbebas dari oksida sulfur.

Hasil sampingan berupa gipsum sintetis memiliki senyawa kimia yang sama dengan gipsum alam. Selain berfungsi mengurangi sumber polutan penyebab hujan asam, gipsum yang dihasilkan memiliki nilai ekonomi.

Peralatan berteknologi tinggi lain yang kini mulai dipakai untuk menjinakkan polutan penyebab hujan asam adalah electron beam machine atau mesin berkas elektron (MBE). Prinsip kerja alat ini adalah menghasilkan berkas elektron dari filamen logam tungsten yang dipanaskan. Berkas elektron selanjutnya difokuskan dan dipercepat dalam tabung akselerator vakum bertegangan tinggi 2 juta volt. Jika gas buang yang mengandung polutan sulfur dan nitrogen diirradiasi dengan berkas elektron dalam suatu tempat yang mengandung gas ammonia, sulfur, dan nitrogen dapat berubah menjadi ammonium sulfat dan ammonium nitrat.

Proses pembersihan gas buang, diawali dengan mendinginkan SOx dan NOx dengan semburan air (H2O). Ke dalam campuran senyawa ini selanjutnya ditambahkan gas ammonia dan dialirkan ke dalam tabung pereaksi, selanjutnya diirradiasi dengan berkas elektron. Karena mendapatkan tambahan energi dari elektron itu, maka gas-gas polutan akan berubah, SOx menjadi SO3 dan NOx menjadi NO3.

Masih dalam pengaruh irradiasi elektron, kedua senyawa tersebut bereaksi dengan air sehingga dihasilkan produk antara berupa asam sulfat dan asam nitrat. Selanjutnya setelah proses irradiasi, asam sulfat dan asam nitrat bereaksi dengan ammonia sehingga dihasilkan produk akhir berupa ammonium sulfat dan ammonium nitrat. Kedua senyawa ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk sulfat dan pupuk nitrogen.

Selain tersebut di atas, hasil sampingan dari pembangkitan tenaga listrik PLTU batubara adalah abu batubara. Pada awalnya abu ini merupakan limbah yang tidak bisa dimanfaatkan lagi, akan tetapi saat ini merupakan bahan yang dapat dimanfaatkan secara komersial. Abu batubara berbentuk partikel halus amorf dan bersifat pozzolan, dapat bereaksi dengan kapur pada suhu kamar dengan media air membentuk senyawa yang bersifat mengikat.

Abu batubara yang dihasilkan oleh Unit Bisnis Pembangkit Suralaya dari pembangkit 3400 MW, adalah 1200 ton perhari dengan kehalusan 200 mesh. Abu batubara tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan batako, conblock, semen, bahan keramik, dan pupuk.

More about PLTU Batubara

Genesa Batubara

Diposting oleh Selamat datang di blog

Di Indonesia batubara terbentuk pada cekungan sedimen berumur Permo-Karbon sampai Tersier (Neogen dan Paleogen). Sebagian besar batubara berumur muda (Neogen), berupa batubara lignit dan subbituminus dengan nilai kalori rendah dan sedang. Akan tetapi di beberapa tempat, seperti di daerah Bukit Asam dan Kubah Pinang (Sangata), pada lapisan batubara yang sama sebagian mendapat pengaruh panas dari intrusi magma, menyebabkan kualitasnya meningkat, sehingga ada yang mencapai peringkat antrasit.

Dua tahap penting yang dapat dibedakan untuk mempelajari genesa batubara adalah gambut dan batubara. Dua tahap ini merupakan hasil dari suatu proses yang berurutan terhadap bahan dasar yang sama (tumbuhan). Secara definisi dapat diterangkan sebagai berikut (Wolf, 1984):
  • Gambut adalah batuan sedimen organik yang dapat terbakar, berasal dari tumpukan hancuran atau bagian dari tumbuhan yang terhumifikasi dan dalam kondisi tertutup udara (di bawah air), tidak padat, kandungan air lebih dari 75% (berat) dan kandungan mineral lebih kecil dari 50% dalam kondisi kering.
  • Batubara adalah batuan sedimen (padatan) yang dapat terbakar, berasal dari tumbuhan, berwarna coklat sampai hitam, yang sejak pengendapannya terkena proses fisika dan kimia, yang mana mengakibatkan pengkayaan kandungan karbonnya.
Batubara terbentuk dari hasil pengawetan sisa-sisa tanaman purba dan menjadi padat setelah tertimbun oleh lapisan di atasnya. Pengawetan sisa-sisa tanaman ini sangat dipengaruhi oleh proses biokimia, yaitu pengubahan oleh bakteri. Akibat pengubahan oleh bakteri tersebut, bahan sisa-sisa tanaman kemudian terkumpul sebagai suatu massa yang mampat, yang disebut gambut. Proses pembentukan gambut terjadi karena akumulasi sisa-sisa tanaman, tersimpan dalam kondisi reduksi di daerah rawa-rawa, dengan sistem drainase kedalaman 0,5 – 0,1 m. Selanjutnya oleh aktivitas bakteri anaerobik dan jamur, bahan tersebut akan membusuk, berubah menjadi gambut. Pada tahapan ini yang berperan adalah proses biokimia atau diagenetik. 


Gambar 1. Skema Pembentukan Batubara

Gambut yang telah terbentuk lambat laun tertimbun oleh endapan-endapan seperti batulempung, batulanau, dan batupasir. Seiring berjalannya waktu, gambut ini akan mengalami perubahan sifat fisik dan kimia akibat pengaruh tekanan dan temperatur, sehingga berubah menjadi batubara. Proses perubahan dari gambut menjadi batubara dikenal dengan nama proses pembatubaraan. Pada tahap ini proses pembentukan batubara lebih didominasi oleh proses geokimia dan fisika yang berpengaruh besar terhadap perubahan gambut menjadi batubara lignit, batubara bituminus, sampai batubara antrasit.
Gambar 2. Peringkat (rank) dan proses sederhana terbentuknya batubara

Pematangan bahan organik terjadi dengan cepat seiring bertambahnya kedalaman batubara. Hal ini disebabkan temperatur bumi semakin dalam akan semakin panas. Pematangan bahan organik juga dapat terjadi apabila terdapat gesekan akibat tektonik. Waktu pemanasan juga merupakan hal yang berpengaruh terhadap tingkat pematangan batubara, waktu pemanasan yang lebih lama akan menghasilkan tingkat pematangan batubara yang lebih tinggi. Oleh karena itu, batubara yang berumur lebih tua akan mempunyai tingkat pembatubaraan yang lebih tinggi. Tekanan juga mempunyai pengaruh terhadap proses pematangan batubara, hanya saja pengaruhnya relatif kecil bila dibandingkan dengan temperatur dan waktu. Dalam hal ini tekanan hanya berfungsi untuk memadatkan bahan organik dan mengurangi kandungan air di dalamnya.

Pada tahapan geokimia atau metamorfik, perubahan pada batubara yang terjadi adalah penambahan kandungan karbon, pengurangan kandungan hidrogen, dan oksigen, serta menghasilkan hilangnya zat terbang. Hal ini diteruskan dengan berkurangnya air dan kompaksi, menghasilkan pengurangan volume batubara. Produk dari tahap ini adalah gas metan, karbondioksida, dan air. Semakin tinggi derajat pembatubaraan, maka akan semakin banyak gas metan, semakin sedikit karbondioksida dan air.
More about Genesa Batubara

Optimalisasi Nilai Tambah Batubara

Diposting oleh Selamat datang di blog

Ketika batubara hanya diperlakukan sebagai bahan energi yang dapat dibakar langsung, dicari dan dimanfaatkan dengan mudah, maka hasil yang diperoleh akan menjadi terlalu murah. Sementara apabila yang dikejar adalah nilai optimal dari manfaat batubara dimana nilai tambah berlipat ganda batubara dapat lebih banyak diupayakan, maka teknologi pengolahan dan ilmu pengetahuan tentang batubara lebih banyak yang harus kita kuasai.
Batubara tidak hanya sekedar batu alam yang apabila dibakar bisa membara mengeluarkan api untuk sumber energi, akan tetapi dapat menjadi bahan bakar gas dan bahan bakar cair yang bersih lingkungan. Selain itu batubara dapat menjadi produk bahan kimia untuk keperluan industri yang lebih hilir.
Selama ini batubara dianggap sebagai sumber daya energi tidak terbarukan kurang ramah lingkungan, yang akan segera habis apabila dimanfaatkan. Akan tetapi dengan perkembangan teknologi eksplorasi, pengolahan, dan pemanfaatan batubara, maka dapat dihasilkan energi turunannya yang lebih ramah lingkungan dan diolah menghasilkan energi baru yang lebih efisien, sehingga bisa memperpanjang umur ketersediaan batubara, bahkan dengan bioteknologi dapat direkayasa menjadi energi terbarukan.

Gambar 1. Tambang batubara PT Adaro (Sumber : www.adaro.com)

Beberapa metode teknologi pengolahan untuk mendapatkan nilai optimal dari manfaat batubara antara lain yaitu : 
  • PLTU Batubara
  • Gasifikasi Batubara
  • Underground Coal Gasification
  • Pencairan Batubara
  • Upgrade Brown Coal
  • Batubara bahan Biorenewable Energy
Akumulasi nilai tambah berlipat ganda sumber daya alam tidak terjadi di tempat sumber daya alam terbentuk, melainkan di pasar atau tempat komoditas dimanfaatkan. Dari banyak negara kaya, beberapa di antaranya sangat miskin sumber daya alam, ekonominya tumbuh dan berkembang pesat dari industri dengan mengimpor bahan baku, bahkan tidak hanya membeli bahan baku akan tetapi juga memiliki konsesi untuk mengeksploitasi sumber daya alam di negara lain termasuk di Indonesia. Nilai tambah berlipat ganda dari sumber daya alam terjadi dan dinikmati negara tersebut.

Terkait dengan peningkatan nilai tambah, dalam Undang-Undang Nomor 04 tahun 2009 mengamanatkan bahwa mineral dan batubara harus diproses di Indonesia. Batubara merupakan bahan energi yang sangat murah, bahan bakar utama selain solar yang telah umum digunakan pada banyak industri. Dari segi ekonomis batubara jauh lebih murah dibandingkan solar, dengan perbandingan: solar Rp 0,74/kcal sedangkan batubara hanya Rp 0,09/kcal.

Diperlukan waktu jutaan tahun untuk proses pembentukan batubara. Sebagian besar batubara Indonesia berumur Tersier, atau sekitar 30 juta tahun. Harga Batubara Acuan (HBA) bulan April 2011 yang ditetapkan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM yaitu US$ 122,02/ton atau sekitar Rp 1050/kg. Apabila mempertimbangkan proses panjang pembentukan batubara, risiko lingkungan akibat penambangan, serta merupakan energi yang tidak terbarukan, maka nilai harga jual seribu limapuluh rupiah per kilogram tersebut belum merupakan harga yang istimewa apabila misalnya kita bandingkan harga singkong sekitar Rp 4000/kg dengan waktu tanam hanya sekitar empat bulan dan bisa tumbuh nyaris tanpa memerlukan perawatan.

Ketersediaan akan energi menjadi isu global, dimana dengan pertumbuhan penduduk yang masih pesat dan munculnya negara industri baru, semakin meningkatkan kebutuhan akan energi, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun menggerakkan industri. Sumber daya batubara yang demikian besar di Indonesia merupakan komoditas yang sangat strategis, merupakan modal pembangunan dan kekuatan negara, sehingga menjadi tantangan bagi kita, tidak hanya semata digunakan langsung untuk bahan bakar, apalagi diekspor tanpa menghasilkan nilai tambah sama sekali, akan tetapi harus menghasilkan nilai tambah dan efek ekonomi berganda yang besar sebagai penggerak percepatan pembangunan.

Gambar 2. Total suplai energi dunia (Sumber: www.worldbioenergy.com)

Meskipun selama ini dianggap sebagai bahan penghasil energi yang tidak ramah lingkungan, akan tetapi batubara penyumbang kedua akan kebutuhan energi dunia. Penggunaan batubara yang demikian besar, baik penggunaan di dalam negeri maupun luar negeri, sebagai salah satu penyumbang emisi gas karbon yang akan berdampak global. Jepang dengan kebijakan lingkungannya yang sangat ketat, merupakan pengimpor batubara terbesar dari Indonesia, untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negerinya.


Sumber : Suparto, J.K, 2011, Mengejar Nilai Tambah Batubara, Geomagz, Badan Geologi ESDM
More about Optimalisasi Nilai Tambah Batubara

Kegunaan Logam Nikel

Diposting oleh Selamat datang di blog on Kamis, 17 Desember 2015

Nikel merupakan salah satu bahan tambang mineral logam dengan lambang unsur Ni. Unsur Ni sangat reaktif dengan oksigen sehingga keberadaan nikel di alam berupa senyawa. Walaupun nikel bersifat reaktif terhadap oksigen, akan tetapi tidak mengalami korosi, sehingga mempunyai peranan penting dalam industri baja. Campuran nikel dengan krom dan besi menghasilkan baja tahan karat yang biasa disebut baja nirkarat (stainless steel).

Nikel (Ni) adalah logam yang mempunyai sifat fisik antara lain berwarna putih mengkilat, sangat keras, tidak berkarat dan tahan terhadap asam encer. Oleh karena itu penggunaannya banyak diperuntukan untuk melapisi barang yang terbuat dari besi, tembaga dan baja karena nikel mempunyai sifat keras, tahan korosi dan mudah mengkilat bila digosok. Selain itu, nikel digunakan juga untuk membuat baja nirkarat dan alloy atau campuran nikel dengan tembaga atau beberapa logam lain yang penting untuk industri. Beberapa contoh alloy adalah Monel, yaitu campuran nikel dengan tembaga dan besi (Ni, Cu, Fe) digunakan untuk membuat instrumen transmisi listrik, Nikrom (Ni, Fe, Cr) digunakan sebagai kawat pemanas, dan Alniko (Al, Ni, Fe, Co) digunakan untuk membuat magnet. Nikel juga digunakan untuk membuat Palinit dan Invar yaitu paduan nikel yang mempunyai koefisien muai yang sama dengan gelas, digunakan sebagai kawat listrik yang ditanam dalam kaca misalnya pada bolam lampu pijar. Serbuk nikel digunakan sebagai katalisator misalnya pada hidrogenansi (pemadatan) minyak kelapa dan juga pada pengolahan minyak tanah.


Persentase terbesar dari peruntukan ini adalah untuk baja nirkarat yaitu mencapai 67%. Sedangkan penggunaan feronikel hanya untuk alloy steel dan baja nirkarat mencapai 98%. Perkembangan produksi baja nirkarat 2004-2009 mencapai puncaknya tahun 2006 dengan produksi mencapai sekitar 28 juta ton.
More about Kegunaan Logam Nikel

Kegunaan Fosil Dalam Geologi

Diposting oleh Selamat datang di blog

Para ahli geologi selalu tertarik terhadap bagaimana batuan, mineral dan bentang alam mangalami perubahan dengan berubahnya waktu. Ukuran waktu dalam skala waktu geologi pada tulisan sebelumnya, tetapi pada tulisan ini akan diuraikan bagaimana para ahli geologi mengunakan fosil. Kegunaan dari fosil diantaranya yaitu:
  
a. Fosil dan pengukuran umur

Fosil dapat digunakan untuk menentukan umur relatif dari batuan sedimen. Lapisan sedimen yang mengandung fosil tertentu dapat dikatakan bahwa batuan sedimen berbentuk pada waktu binatang-binatang yang membentuk fosil tersebut hidup. Jadi batuan sedimen tersebut terbentuk bersamaan rentang waktu kehidupan binatang tersebut. Setiap organisme mengalami perubahan dengan perubahan waktu, sehingga setiap organisme mempunyai rentang waktu yang berbeda-beda. Jadi fosil tertentu akan dapat menunjukkan batuan sediman yang mengandung fosil tersebut terbentuk pada waktu tertentu. Jadi umur relatif dari batuan sedimen dapat ditentukan dengan mempelajari fosil-fosil yang terkandung didalamnya. 
  
b. Fosil dan Korelasi 

Korelasi adalah menghubungkan antara dua alam atau lebih unit batuan yang berada pada tempat yang berbeda dan mempunyai kesamaan umur. Korelasi merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam geologi, karena pada kenyataanya batuan-batuan yang menyusun kerak bumi isi tersingkap setempat-setempat dan kadang mempunyai jarak yang berjauhan. 

Jika proses evolusi terjadi sangat cepat pada suatu organisme tersebut mempunyai jangka waktu hidup yang pendek. Fosil dan organisme tersebut dapat menunjukkan umur batuan dengan rentang waktu yang sangat pendek. Fosil dengan rentang waktu hidup yang sangat pendek tersebut di sebut fosil indeks atau fosil penunjuk, karena fosil tersebut dapat digunakan untuk menentukan umur batuannya. Fosil indeks yang sangat baik adalah yang berevolusi dengan cepat, sangat melimpah pada jangka waktu yang pendek, mempunyai penyebaran yang luas dan dengan cepat mengalami pemusnahan dan terawetkan dengan baik pada batuan. Bahan-bahan yang mengandung fosil yang sama dikatakan mempunyai umur yang sama jadi batuan yang mengandung fosil dengan umumr yang sama dan berasal dari tempat yang berbeda dapat diselesaikan. 
  
c. Penyusunan skala waktu Geologi 

Tidak hanya individu spesies tertentu yang dapat mengalami perubahan yang sangat cepat, tetapi kadang-kadang, seluruh karakter kehidupan pada planet ini dapat mengalami perubahan dengan sangat cepat pula. Sebagai contoh, meskipun kehidupan dipercaya telah mengalami evolusi mulai sekitar 4 milyar tahun lalu. Kehidupan awal ini sangat kecil dan tidak mempunyai bagian yang keras seperti tulang dan cangkang, Sehingga sisa kehidupan organisme ini sebagai fosil sangat jarang sekali. Kemudian dengan tiba-tiba, seperti ledakan, spesies yang bercangkang terbentuk sekitar 570 juta tahun lalu. Evolusi yang cepat dari binatang bercangkang keras ini menandakan awal dari Era Paleozoik dan merupakan batas utama dari skala waktu geologi. Pembagian utama pada skala waktu geologi di dasarkan pada perubahan flora dan fauna di planet ini yang terawetkan sebagai fosil. 
  
d. Interpretasi lingkungan pengendapan 

Leonardo da vinci (1452-1519) salah seorang filosof, kira-kira 400 tahun yang lalu menemukan fosil pada batuan di tepi pegunungan dekat dengan laut Adriatik Italia. Fosil-fosil tersebut mirip dengan organisme yang telah diketahui hidup di laut yang berdekatan. Ia melihat batuan yang mengandung fosil tersebut adalah pasir hasil proses pelapukan dari batuan yang ada di pegunungan mengalami pengangkutan oleh sungai hingga di kawasan pantau dimana pasir tersebut mengalami pengendapan. Penumpukan pasir tersebut mengubur sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang hidup di kawasan tersebut. Selanjutnya pasir tersebut mengalami litifikasi menjadi batupasir. Ia juga menyatakan bahwa daerah tersebut tadinya merupakan laut dimana pasir terendapkan dan mengubur kehidupan yang pernah ada di tempat tersebut. Kemudian daerah tersebut mengalami pengangkatan menjadi pegunungan. Jadi fosil yang dijumpai di daerah tersebut dapat membantu untuk melakukan interpretasi mekanisme pembentukan batupasir, dan dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa pegunungan dapat dibangun oleh batuan sedimen yang terbentuk di laut. 

Ahli geologi modern kemudian mencontoh yang diberikan oleh Leonardo da Vinci dalam menggunakan fosil untuk menentukan lingkungan pengendapan batuan sedimen. Sebagai contoh dengan ditemukannya suatu pegunungan yang tingginya sampai beribu meter dan disusun oleh sekuen batuan sedimen. Pertanyaan yang timbul adalah bagaimana suatu perlapisan batuan  sedimen yang sangat tebal tersebut terbentuk. Kemungkinan pertama adalah pada waktu itu ada cekungan yang sangat dalam (palung) yang terus menerus terisi oleh sedimen, hingga mencapai ketebalan beribu meter. Tetapi pada batuan sedimen tersebut ternyata dijumpai fosil dari binatang yang umumnya hidup pada lingkungan laut dangkal. Jadi sedimen tersebut tentunya diendapkan pada kondisi lingkungan laut dangkal. Dari keadaan tersebut dapat diketahui bahwa pada waktu sedimen tersebut terakumulasi, cekungan terus mengalami penurunan bersamaan dengan terendapkannya sedimen. 


Baca Juga :
- Apa itu Fosil?? 
Proses Pembentukan Fosil

More about Kegunaan Fosil Dalam Geologi

Proses Pembentukan Fosil

Diposting oleh Selamat datang di blog

Untuk mengetahui bagaimana fosil terbentuk, tergantung apa yang terjadi setelah organisme tersebut mati. Kebanyakan organisme yang telah mati dimakan oleh binatang atau hancur karena organisme lainnya. Selain itu proses dekomposisi dapat juga menghancurkan organisme tersebut. Proses tersebut kadang sangat aktif, sehingga dapat menghilangkan sama sekali jejak-jejak dari organisme yang telah mati. Tetapi pada kondisi tertentu sisa dan atau jejak dari organisme yang mati tersebut dapat terawetkan dan menjadi fosil. 
  
a.  Fosil yang terbentuk oleh proses pengawetan 

Proses pengawetan adalah proses yang menyebabkan suatu organisme baik seluruh atau sebagian dari tubuhnya tetap terawetkan dengan sedikit perubahan sifat kimia maupun fisikanya. 

Di Siberia pernah ditemukan bayi mammoth (gajah purba) yang berumur sekitar 44.000 tahun terawetkan pada tanah yang membeku. Tubuh mammoth tersebut ditemukan lengkap dengan kulit dan bulunya. Daging mammoth yang telah terawetkan tersebut ternyata masih tetap segar dan merupakan salah satu hidangan yang disajikan pada pertemuan para ahli geologi dan ahli biologi telah mempelajari informasi genetik dari sel yang mengalami pembekuan. Organisme kecil semacam insekta dapat pula membentuk fosil. Organisme kecil tersebut dapat terjebak dalam lapisan-lapisan kayu, dan apabila kayu tersebut mengalami fosilisasi dan membentuk material yang sebut amber, organisme tersebut dapat terawetkan didalamnya.

Pada lingkungan gurun, sisa-sisa binatang dapat mengalami proses dehidrasi yang disebut proses mummifikasi. Salah satu contoh dari fosil yang mengalami mummifikasi pernah dijumpai di New Meksiko. Kulit dari organisme tersebut masih tetap ada dan tulang-tulangnya masih terikat satu dengan lainnya oleh ligament. 

Bagian organisme yang keras seperti tulang, gigi atau cangkang pada umumnya tahan terhadap proses dekomposisi, dan apabila lingkungan fisika dan kimia memungkinkan, bagian-bagian tersebut terawetkan untuk jangka waktu yang cukup lama. 
  
b.  Mineralisasi 

Pengawetan tanpa perubahan sifat fisika dan kimia sangat jarang terjadi dan fosil dengan tipe ini sangat jarang terjadi. Pada kondisi lain, seluruh atau sebagian dari tubuh organisme mengalami penggantian oleh mineral yang disebut proses mineralisasi. Meski material yang menyusun organisme tersebut telah digantikan oleh mineral, struktur sel organisme tersebut masih dapat terlihat jelas dengan menggunakan mikroskop. Proses mineralisasi dapat terjadi dengan bermacam cara, yaitu rekristalisasi, permineralisasi dan penggantian (replacement). 

Rekristalisasi. Kebanyakan cangkang dari organisme invertebrata laut seperti koral, kerang dan oyster terutama disusun  oleh Kalsium karbonat. Kebanyakan invertebrata yang masih hidup menyerap kalsium karbonat untuk membuat rangkanya dengan menghasilkan mineral aragonit. Setelah organisme tersebut mati, struktur kristal aragonit akan berubah menjadi mineral kalsit yang lebih stabil. Perubahan ini terjadi karena atom-atom penyusun mineral aragonit akan menyesuaikan diri dan membentuk kristal yang lebih solid. Fosil yang telah mengalami proses rekristalisasi akan mempunyai bentuk dan struktur dalam yang tetap hanya komposisi mineralnya yang berubah. 

Permineralisasi. Pada tulang dan cangkang binatang kadang dijumpai rongga arau lubang yang saluran darah, syaraf dan bagian lunak organisme lainnya. Ketika organisme tersebut mati, air dapat mengalir melalui rongga-rongga tersebut. Jika air masuk ke dalam rongga tersebut mengandung ion-ion terlarut seperti silika, kalsium karbonat atau oksida besi, ion-ion tersebut akan mengalami presipitasi dan mengisi rongga-rongga tersebut dengan mineral. Proses tersebut disebut proses permineralisasi. Selama proses tersebut, tulang dan cangkang asli dari organisme tidak mengalami perubahan. Tetapi karena adanya mineralisasi di dalam rongga dan pori-porinya, maka fosil organisme tersebut lebih berat dan lebih tahan. Proses permineralisasi dapat juga terjadi pada bagian lunak dari tumbuhan. Air yang membawa larutan silika masuk ke dalam jaringan tumbuhan yang tumbang dan mengkristal membentuk mineral kuarsa. Fosil yang dihasilkan dari proses tersebut disebut fosil kayu atau petrified wood. Lingkaran tahun dan jaringan pada fosil kayu ini sama dengan yang terdapat pada pohon yang hidup jutaan tahun yang lalu. 

Replacement. Material yang menyusun organisme dapat mengalami pelarutan dan digantikan oleh mineral lainnya. Proses ini disebut dengan replacement atau penggantian. Selama proses tersebut volume dan bentuk organisme yang asli tetap tetapi material penyusunnya mengalami perubahan. Sebagai contoh cangkang binatang yang tadinya tersusun oleh kalsium karbonat, pada waktu menjadi fosil cangkang tersebut sudah mengalami perubahan disusun oleh silika atau pirit. 
  
c.  Mold dan Cast 


Bayangkan cangkang binatang yang tertinggal di dasar laut dan tertutupi oleh sedimen. Kemudian sedimen tersebut mengalami kompaksi dan membentuk batuan sedimen, dan cangkang tersebut mengalami pelarutan dan meninggalkan cetakan pada batuan sedimen tersebut yang disebut mold. Apabila yang tercetak adalah bagian luar dari cangkang tersebut di sebut eksternal mold, sedangkan bila yang tercetak bagian dalamnya disebut internal mold. Bila cetakan tersebut terisi oleh material lain maka akan terbentuk cast. 
  
d.  Carbonisasi 

Fosil dapat juga terbentuk oleh proses karbonisasi. Pada proses ini bagian-bagian lunak dari organisme seperti daun, ubur-ubur dan cacing, pada waktu mati dengan cepat mengalami penimbunan oleh sedimen. Karena penimbunan tersebut material mengalami kompresi sehingga komponen yang berupa gas akan menghilang, meninggalkan unsur karbon yang tercetak pada batuan sedimen yang terbentuk. 
  
e.  Fosil Jejak 


Beberapa fosil tidak terdiri dari sisa tubuh organismenya, tetapi organisme tersebut meninggalkan jejak, lubang atau sarang atau tanda-tanda lain yang dibuatnya. Apabila jejak-jejak tersebut terawetkan, maka disebut fosil ejak (trace fossils). Jejak-jejak binatang telah banyak dijumpai pada batuan sedimen. Fosil jejak tersebut dapat memberikan informasi kepada kita bagaimana organisme tersebut bergerak semasa hidupnya, apakah organisme tersebut berjalan dengan dua kaki atau empat kaki dan memberikan petunjuk bagaimana kebiasaan hidup dari organisme tersebut. 


Baca Juga :
Apa itu Fosil?? 
- Kegunaan Fosil dam Geologi
More about Proses Pembentukan Fosil

Teknik Analisa Mineral Tambang

Diposting oleh Selamat datang di blog

Berikut sedikit penjelasan mengenai beberapa teknik analisa untuk mineral tambang.

1.  X-Ray Diffraction (XRD)
XRD merupakan salah satu teknik analisa untuk stuktur suatu mineral, garam, logam, bahkan senyawaan organik seperti DNA, vitamin dan obat. Jika ingin mengetahui mineral apa saja yang terkandung dalam suatu bahan tambang dan assosiasinya apa saja, teknik ini cukup tepat karena XRD bisa memberikan informasi mengenai bentuk molekul dan berapa sudut kristalnya. XRD bekerja berdasarkan difraksi sinar X yang dihamburkan oleh sudut kristal material yang dianalisa. Akan tetapi, kelemahannya, XRD kurang tepat jika digunakan untuk analisa quantitatif (jumlah atau kadarnya). Walaupun banyak orang meng-klaim bahwa XRD bisa memberikan informasi tentang "berapa kandungannya" namun masih kurang valid jika dibandingkan dengan teknik analisa lainnya di laboratorium. Umumnya XRD digunakan untuk analisa jumlah yang membutuhkan waktu cepat tapi tidak perlu akurat.

2.  X-Ray Fluorescen (XRF)
XRF mirip dengan XRD namun perbedaannya adalah fluoresensi-nya yang digunakan untuk analisa. Suatu material tambang, cukup dibuat homogen dengan digerus dan dipadatkan atau dilebur, dicetak menjadi semacam koin (bead) atau pellet, tentunya dengan penimbangan tertentu. XRF lebih akurat dibandingkan XRD secara kuantitatif/jumlah. XRF bisa memberikan data baik dalam bentuk elemen maupun oksida. Analisanyapun relatif cepat karena simultan (beberapa elemen atau oksida bisa dianalisa sekaligus dalam sekali running). Dari segi biayanya relatif murah. Kekurangannya yaitu tidak bisa analisa untuk elemen atau oksida dalam kadar rendah < 0.01 %. Untuk analisa dengan kadar < 0.01% di sarankan menggunakan metode ICP atau AAS.

3.  Inductive Coupled Plasma (ICP)
ICP merupakan teknik analisa mineral khususnya logam yang saat ini sedang naik daun karena beberapa kelebihannya, antara lain: relatif cepat untuk analisa quantitatif yang akurat, analisa secara simultan (bisa analisa banyak logam sekaligus sekali running), relatif murah jika analisa > 20 elemen sekaligus tetapi akan menjadi mahal jika elemen yg ingin dianalisa < 10 elemen. ICP mampu menganalisa logam mulai dari ppb (part per billion), ppm (part per million) sampai % (persen) tetapi umumnya lebih akurat untuk kadar kecil (ppb sampai dengan ppm). Kekurangannya dibandingkan XRD yaitu ICP hanya memberikan data analisa dalam bentuk elemen/unsur, bukan senyawaan maupun asosiasi mineral. Semua elemen yg ada dalam suatu bahan tambang akan dilarutkan dengan bahan kimia cair dan dibakar dengan suhu > 6000 K menjadi suatu plasma dan elektron yang tereksitasi di plasma itulah yang dianalisa.

4.  Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)
AAS merupakan teknik analisa mineral logam yang mirip dengan ICP, tetapi dia hanya menganalisa per elemen (single). Jadi jika elemen yang akan di analisa 20 elemen, artinya AAS akan menganalisa 20x sesuai elemen yang diminta, tetapi pelarutannya cukup sekali saja. Jadi jika dibandingkan dengan ICP, kelemahannya adalah waktu analisa jadi lama. Dan beda dengan ICP yang cukup dijalankan oleh tingkat operator biasa, analisa AAS memerlukan skill dan pengalaman yang lebih tinggi. Jika elemen yang hendak dianalisa sedikit, AAS lebih menguntungkan karena hitungan biayanya per elemen.

5.  Titrasi dan gravimetri
Merupakan suatu teknik analisa klasik yang sudah terbukti paling valid untuk mineral dengan kadar tinggi (dalam %). Keuntungannya yaitu selain valid untuk kadar %, tidak membutuhkan instrumen mahal, mereka juga bisa digunakan untuk analisa dengan bentuk oksida-nya. Kekurangannya, biayanya mahal karena menggunakan bahan kimia baik padatan, cair maupun gas, waktu analisanya relatif lebih lama.

More about Teknik Analisa Mineral Tambang

lingkungan yang semakin memburuk

Diposting oleh Selamat datang di blog on Rabu, 16 Desember 2015


Lingkungan yang dulunya asri dan hijau kini sudah rusak oleh teknologi dan modernisasi. Sebagai manusia, kita harusnya tau bagaimana caranya menyeimbangkan antara modern dengan lingkungan. Banyak teknologi yang membantu kelestarian lingkungan tetapi masih ada saja yang kurang diperhatikan oleh pemerintah setempat.


Memang teknologi sangat membantu umat manusia dalam banyak hal termasuk dalam menjaga lingkungan, seperti teknologi pendaur ulang sampah plastik, mobil tenaga surya, dan lain-lain. Tetapi lingkungan masih saja tetap rusak karena ketidak pedulian manusia pada lingkungan. Padahal jika lingkungan rusak, maka sistem kehidupan di bumi ini pun akan terganggu dengan adanya perubahan tersebut. Teknologi yang membantu dalam menjaga lingkungan pun masih kurang diperhatikan dan disosialisasikan ke masyarakat luas. Di indonesia sendiri ada siswa smk di malang yang membuat teknologi sederhana mengubah air laut menjadi air tawar. Alat tersebut dibuat karena semakin berkurangnya cadangan air tanah karena eksploitasi dan rusaknya lingkungan. Akan tetapi, dari pihak pemerintah pun masih terlihat tidak peduli akan penemuan yang mungkin bisa menjadi solusi dari masalah berkurangnya cadangan air tanah.
Memang lingkungan adalah tanggung jawab kita semua, bukan hanya pemerintah, lembaga lingkungan atau lainnya. Bumi tempat kita tinggal harus seimbang antara perkembangan teknologi dan kelestarian lingkungan hidup. Jika tidak seimbang maka bumi ini akan rusak dan manusia tidak akan bisa tinggal di bumi ini.
More about lingkungan yang semakin memburuk

Sistem Kristal Isometrik

Diposting oleh Selamat datang di blog on Selasa, 15 Desember 2015



Sistem Isometrik

Sistem ini juga disebut sistem kristal regular, atau dikenal
pula dengan sistem kristal  kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada
3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang
yang sama untuk masing-masing sumbunya.

Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Isometrik memiliki
axial ratio (perbandingan sumbu a = b = c, yang artinya panjang
More about Sistem Kristal Isometrik

Mata Air Tawar di Tengah Laut

Diposting oleh Selamat datang di blog

Sering kita mendengar kejadian aneh berupa kemunculan air tawar atau adanya sungai di tengah laut. Kemunculan ini kerap kali dikaitkan dengan legenda orang-orang sakti di zaman sebelum kita. Salah satu yang paling terkenal adalah legenda Pura Tanah Lot di Bali yang menceritakan pemindahan mata air tawar ke tengah laut oleh Dang Hyang Nirartha.
Tahukah Anda bahwa air tawar dapat muncul di tengah laut? Fenomena yang janggal ini tidak lepas dari hubungan antara laut, air tanah, dan kondisi geologi.
Secara alami, gejala munculnya mata air tawar di pesisir dan lepas pantai lazim terjadi. Namun, terkadang masyarakat menganggapnya sebagai sesuatu yang keramat. Contohnya, mata air tawar di pesisir pantai Binuangeun, Banten.

Bagaimana mungkin air tawar muncul di tengah laut? Biasanya air tawar yang muncul ini adalah air tanah. Kita paham bahwa air tanah akan mengalir ke titik terendah di permukaan bumi, yaitu laut. Dalam perjalanannya, air yang berada di bawah tanah bergerak melalui aneka ragam batuan. Akibatnya, bentuk keluarannya pun beragam. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, bentuk kemunculan air tanah di pantai atau di laut ini terbagi menjadi tiga macam, yaitu rembesan air tanah di dekat pantai (nearshore groundwater seepage), rembesan air tanah (groundwater seepage), dan mata air tawar lepas pantai (Submarine Freshwater springs).

Rembesan air tanah di dekat pantai biasa dijumpai di pinggir pantai. Salah satu bentuknya berupa mata air di tepi pantai. Hal ini terjadi karena aliran air tanah tidak cukup kuat menekan air laut. Umumnya ini terjadi pada air tanah bebas, yaitu air tanah yang memiliki tekanan sama dengan udara dan air laut yaitu sebesar satu atmosfir.

Rembesan air tanah terjadi di lepas pantai atau melewati garis pasang surut maksimum. Rembesan ini sulit untuk dilihat secara kasat mata dan umumnya terjadi pada air tanah yang berada pada sistem media batuan yang berpori.

Ilustrasi pertemuan antara air tawar dan air laut.

Mata air tawar lepas pantai terjadi di lepas pantai, dapat terlihat secara kasat mata. Mata air ini terbentuk ketika tekanan air tanah yang terjadi akibat proses alirannya cukup untuk mendorong air tawar ke permukaan. Semakin besar tekanan dan debitnya, maka akan semakin besar mata air ini dan zona interaksinya akan semakin terlihat.

Bagaimana air tawar muncul di tengah air laut yang memiliki berat jenis yang lebih besar? Untuk menjelaskan fenomen tersebut, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu bentuk pertemuan (interaksi) antara air tawar dan air laut.

Dalam konsep ilmu air tanah (hidrogeologi), agar aliran air tanah tawar dapat mendorong air laut, selain berat jenis, maka kunci lainnya adalah tekanan fluida. Tekanan air laut di daerah pesisir sama dengan tekanan udara, yaitu 1 atmosfir. Jadi jika ada aliran air tanah yang memiliki tekanan lebih besar dari tekanan air laut pada titik pertemuannya, maka kemunculan air tanah di tengah laut sangat mungkin akan terjadi.

Untuk memahami bentuk interaksi atau pertemuan antara air tanah dan air laut, kita akan mengacu kepada model sistem air yang disebut siklus hidrologi. Dalam siklus ini dapat kita lihat air mulai atau berasal dari air hujan yang pada saat menyentuh bumi air ini mengalami beberapa gejala. Pertama, sebagian dari air itu akan diuapkan kembali ke angkasa yang kita kenal dengan istilah evaporasi. Kedua, air akan meresap ke dalam bidang permukaan tanah akibat proses gaya tarik bumi atau gravitasi yang kita kenal dengan istilah infiltrasi. Pada saat permukaan tanah mengalami proses jenuh air yang tidak memungkinkan air meresap lagi maka air akan terakumulasi di permukaan yang kita kenal dengan istilah air permukaan.

Selanjutnya, air yang meresap ke bawah permukaan ini akan terus bergerak ke bawah akibat gravitasi hingga menemui batuan yang kedap air dan terkumpul pada lapisan sarang (porous) atau berongga –disebut sebagai lapisan akifer - diatas lapisan kedap air hingga mencapai kondisi jenuh. Dalam kondisi jenuh, air akan mengalir secara horizontal mengikuti bidang perlapisan atau tekanan yang diakibatkan oleh kendali struktur batuan. Aliran ini kita sebut sebagai aliran air tanah. Aliran air tanah ini akan bergerak menuju titik terendah, berdasarkan hukum gravitasi, melalui media batuan yang dapat menyimpan dan mengalirkan air, disebut sebagai lapisan akifer. Titik terendah yang dituju oleh aliran air tanah di dalam akifer umumnya laut.

Pada saat air tanah dan air laut bertemu, mulailah berlaku hukum fisika berikutnya, yaitu air laut yang memiliki berat jenis lebih besar dibandingkan dengan air tawar, mengakibatkan bentuk interaksi yang khusus. Ahli Hidrogeologi yang pertama kali mempublikasikan secara ilmiah model interaksi ini adalah Ghyben dan Hertzberg (1901). Dalam modelnya mereka menjelaskan bahwa pertemuan ini akan bersifat cekung ke arah aliran air tanah akibat perbedaan berat jenis dan dicirikan oleh adanya zona transisi yang kita kenal sebagai zona air anta atau air payau. 


Ilustrasi siklus hidrologi dan pemunculan mata air di lepas pantai & Model Interaksi Pertemuan Air tanah dan Air Laut di pesisir (atas) dan di pulau kecil (bawah) menurut Ghyben-Herzberg (1901).

Konsep inilah yang sering kita gunakan untuk menjelaskan mengapa air di daerah pesisir pantai bersifat payau. Sebagai contoh kasus adalah model pertemuan air tanah-air laut yang ideal di Karang Puang, Provinsi Sulawesi Barat. Di wilayah ini terkenal adanya “sumur jodoh” yang memiliki tiga rasa yaitu asin, tawar dan asem-asem (istilah dalam bahasa lokal yang dapat kita artikan sebagai payau).

Dari rekonstruksi awal bahwa tiga rasa ini berasal dari hasil pertemuan air tanah dan air laut yang dalam kondisi setimbang akibat tekanan air tanah dan air laut adalah sama. Apakah hal ini akan berlangsung selamanya? Haruslah diingat bahwa kondisi ini hanya berlaku apabila pertemuan air tanah dan air laut ini terjadi pada kondisi tekanan yang sama. Perlu dilakukan konservasi, terutama untuk menjaga besaran tekanan aliran air tanah. Pada kondisi tekanan yang berbeda maka air laut dapat masuk kedalam lapisan akifer yang berada daratan yang sering kita kenal dengan istilah intrusi air laut. Sebaliknya air tanah yang masuk ke dalam lapisan akifer di lepas pantai yang mengandung air laut dan keluar sebagai rembasan atau mata air di tengah laut. Kondisi inilah yang menjelaskan mengapa ada sumur-sumur dipantai yang tidak dapat kita minum karena airnya payau atau asin. Sebaliknya ada sumur di tepi pantai yang airnya bersifat tawar. Kondisi ini pula yang menjelaskan mengapa ada kemunculan air tawar di tengah laut.

Manfaat Air Tawar Tengah Laut

Beberapa manfaat air tawar di tengah laut yaitu diantaranya :
  • Kemunculan air tawar di tengah laut ini akan mengurangi nilai kadar keasinan (salinitas) laut. Hal ini terjadi akibat proses pengenceran air tanah dan air laut. Dalam kondisi salinitas yang rendah (di dekat titik keluaran mata air tawar), secara teoritis tidak akan ada biota laut yang dapat hidup, kecuali yang bersifat endemisme, yaitu organisme yang bertahan hidup dan menjadi unik pada satu lokasi geografi tertentu. Saat ini biota endemik tersebut masih dalam tahap pencarian.
  • Seringkali air tanah akan kaya dengan garam mineral dan nutrisi. Kemunculannya di laut akan memperkaya kandungan nutrisi dan garam mineral. Hanya dalam beberapa kasus, kandungan ini dapat menjadi malapetaka bagi kehidupan di sekitar keluaran air tanah tersebut. Sebagai contoh, air tanah yang telah melalui kota dan mengalami pencemaran akan menjadi sumber pencemar bagi wilayah pesisir itu sendiri. Contoh lainnya, air tanah yang sebelumnya melalui daerah pertanian akan mengakibatkan peningkatan kandungan nutrisi melalui pencemaran pupuk. Hal ini dapat melipatgandakan pertumbuhan biota pesisir yang tidak diharapkan, misalnya kasus peledakan populasi di pesisir pantai.
  • Menjadi salah satu sumber air tawar bagi penduduk di sekitar mata air tawar tersebut serta dapat menjadi objek wisata.

Sumber :
Geomagz Vol 3(2) Juni 2013
More about Mata Air Tawar di Tengah Laut

Apa Itu Fosil??

Diposting oleh Selamat datang di blog

Fosil adalah sisa-sisa kehidupan dimasa lampau dan telah mengalami pembatuan. Sampai saat ini telah dijumpai banyak jenis fosil dari unsur yang berbeda-beda. Fosil yang tertua adalah jejak yang sangat kecil dari organisme yang menyerupai bakteri yang pernah hidup 3000 juta tahun lalu. Cabang ilmu geologi yang memperlajari tentang kehidupan yang pernah ada dimasa lampau disebut paleontologi. Paleontologi sangat membantu ahli geologi dalam melakukan interpretasi mengenai sejarah bumi. 

Fosil terbentuk dari proses penghancuran peninggalan organisme yang pernah hidup. Hal ini sering terjadi ketika tumbuhan atau hewan terkubur dalam kondisi lingkungan yang bebas oksigen. Fosil yang ada jarang terawetkan dalam bentuknya yang asli. Dalam beberapa kasus, kandungan mineralnya berubah secara kimiawi atau sisa-sisanya terlarut semua sehingga digantikan dengan cetakan.

Fosil bisa tersingkap dipermukaan karena mengalami proses pengangkatan (struktur geologi) dan erosi. 

Fosil sangat penting untuk memahami sejarah batuan sedimen bumi. Subdivisi dari waktu geologi dan kecocokannya dengan lapisan batuan tergantung pada fosil. Organisme berubah sesuai dengan berjalannya waktu dan perubahan ini digunakan untuk menandai periode waktu. Persebaran geografi fosil memungkinkan para ahli geologi untuk mencocokan susunan batuan dari bagian-bagian lain di dunia.

Baca Juga :
- Proses Pembentukan Fosil
Kegunaan Fosil dalam Geologi
More about Apa Itu Fosil??

Album Mineral Optik

Diposting oleh Selamat datang di blog on Senin, 14 Desember 2015


               Dalam mempelajari mineral diperlukan sebuah mikroskop untuk mengamati sifat-sifat dari mineral, karena tidak dapat terlihat dengan mata telanjang. Sifat tersebut merupakaan sifat optik dari sebuah mineral. Mikroskop yang digunakan adalah mikroskop Polarisasi , yang pada prinsipnya sama dengan mikroskop yang biasaya dipergunakan dalam ilmu biologi ataupun kedokteran. Ciri khas dari
More about Album Mineral Optik

Stop Penggunaan Botol Plastik!

Diposting oleh Selamat datang di blog on Sabtu, 12 Desember 2015



Sadar atau tidak, plastik sekarang sudah menjadi hal yang berbahaya terhadap lingkungan kita. Plastik sudah sangat banyak digunakan dalam berbagai macam produk, seperti botol air mineral, mainan anak-anak, kantung belanja, dan banyak lainnya. Namun satu hal yang menarik perhatian saya adalah penggunaan bahan plastik untuk pembuatan botol air mineral. Hampir semua produsen air mineral menggunakan botol plastik untuk mengemas produknya. Sering kita lihat dari penjual pinggir jalan hingga toko perbelanjaan yang besar pun menjual produk air mineral dalam kemasan botol plastik. Kemasan yang praktis dan tampilannya yang menarik membuat orang tertarik dan memilih untuk membeli air mineral dalam kemasan botol plastik. Selain itu orang membeli air mineral dalam botol plastik karena mereka bisa membuang botol plastik tersebut bila sudah meminum airnya. Tidak merepotkan, namun memberi dampak negatif yang berbahaya terhadap lingkungan.
Mungkin banyak orang belum mengetahui apa saja fakta dan bahaya dari plastik terhadap lingkungan, karena ketidaktahuan itu masih banyak orang yang membeli air mineral dalam botol plastik. Maka dari itu saya akan memberi tahu apa saja bahaya plastik.


·        Fakta dan Bahaya Sampah Plastik
1.     Sampah plastik dapat hancur namun memakan waktu 200 - 400 tahun.
2.     Proses daur ulang sampah plastik tidak melalui proses sterilisasi.
3.     Pembuatan plastik menggunakan bahan pelembut, salah satunya bernama “DEHA” yang dapat menyebabkan cacat pada janin.
4.     Botol plastik merupakan salah satu penyebab banjir, karena menyumbat saluran-saluran air dan tanggul.
5.     Dari proses produksi hingga tahap pembuangan, sampah plastik mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer.
6.     Dalam produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya.
7.     Hanya 1% plastik bekas yang dapat didaur ulang.
8.     Bahan beracun yang digunakan dalam pembuatan bahan plastik dapat terurai dan masuk ke lingkungan ketika terkena air.
9.     Setiap tahunnya, pasar plastik tumbuh 5$ dengan produksi lebih dari 200 juta ton di seluruh dunia.
10.            Pembakaran plastik yang tidak sempurna, di bawah 800 derajat celcius, akan membentuk zat dioksin. Dioksin hasil pembakaran plastik dapat menyebabkan penyakit kanker, hepatitis, gangguan sistem saraf dan memicu depresi.
11.            Di Australia, lebih dari 100.000 hewan mati tiap tahunnya akibat terlilit atau menelan sampah plastik.
12.            Di Malaysia, 80% pekerja wanita yang bekerja di sektor industri plastik menghadapi bahaya kematian bayi dalam kandungan.
13.            Jakarta menghasilkan sekitar 6 ribu ton sampah setiap hari, yang lebih dari setengahnya adalah sampah plastik dan kertas.
14.            Pemerintah Bangladesh melarang penggunaan kantong/botol plastik karena dianggap sebagai penyebab banjir di musim hujan.
15.            Tiap satu kantong/botol plastik berpotensi menghasilkan polusi udara sebesar 544 gram.
16.            Diperkirakan 6.4 juta ton sampah plastik masuk ke laut setiap tahunnya di seluruh dunia (disadur dari data National Academy of Sciences).
17.            Lebih dari 80% sampah plastik di seluruh dunia langsung dibuang ke tempat sampah yang akhirnya ke laut tanpa di daur ulang.
18.            90% dari seluruh sampah di laut adalah plastik.
19.            Lebih dari 1 juta binatang laut mati akibat plastik setiap tahunnya.
20.            Supermarket di seluruh dunia memberikan lebih dari 17 milyar kantong plastik setiap tahunnya.
21.            Sampah plastik terbanyak adalah botol dan pembungkus plastik sebanyak 56% dimana 3/4 berasal dari perumahan.
22.            Orang Amerika menggunakan 2,5 juta botol plastik tiap jam.
23.            Setiap tahun, 300 juta ton plastik diproduksi dan akan menjadi sampah yang dapat mencemari lingkungan.
24.            Plastik mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat merusak tanah dan air.
25.            Limbah dari pembuatan plastik dapat mencemari lingkungan jika terbawa air.
26.            Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing.
27.            Sampah plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.
28.            Sampah plastik dapat menurunkan tingkat kesuburan tanah karena menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah.
29.            Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut dan anjing laut menganggap kantong-kantong plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya.
30.            Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya.
31.            Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir



Apabila hal ini terus berlangsung secara lama tanpa ada upaya untuk mencegah atau mengurangi penggunaan plastik, maka akan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup manusia. 

Salah satu fakta yang menarik adalah lebih dari 90% dari harga air mineral dalam kemasan botol yang kita beli adalah untuk biaya pembuatan botol plastik, biaya marketing, distribusi, dan lainnya yang mana di luar bahan baku air itu sendiri. Jadi sangatlah rugi bila kita membeli air mineral dalam kemasan botol plastik. Lebih baik kita memakai botol/tumbler pribadi yang bisa digunakan berulang kali. Kita dapat mengisi air dari rumah, tanpa harus membeli air mineral dalam kemasan botol plastik.

Dari hal tersebut lah kami anggota Divisi Lingkungan Geosains UI berinisiatif untuk melakukan suatu upaya untuk dapat mengurangi penggunaan botol plastik air mineral, khususnya di lingkungan FMIPA UI. Ini adalah bentuk kepedulian kami mahasiswa Geosains terhadap kelestarian lingkungan dan juga warga FMIPA UI. 

Divisi Lingkungan Geosains UI mengajak kepada seluruh mahasiswa UI untuk mulai menggunakan botol/tumbler sendiri untuk mengonsumsi air, kami pun menjual produk tumbler yang bisa dipesan oleh seluruh mahasiswa. Hasil keuntungan dari penjualan tumbler ini akan kami gunakan untuk menyediakan dispenser dan galon air mineral di gedung A FMIPA UI.



 Mulailah peduli, memberi kontribusi dan melakukan aksi untuk menjaga kelestarian lingkungan kita bersama. - Geosains UI


More about Stop Penggunaan Botol Plastik!