Amankah Pulau Kalimatan dari Gempa??

Diposting oleh Selamat datang di blog on Sabtu, 05 Desember 2015

Sebenarnya tidak salah bila menyebutkan Kalimantan itu relatif aman dari gempa. Namun jelas tidak ada lokasi di dunia ini yang benar-benar bebas dari gempa. Hampir semua batuan dasar di bumi ini pernah mengalami tekanan dan masih menyimpan tenaga. Mungkin tidak ada lokasi di dunia yang bisa dibilang benar-benar bebas gempa, karena walau bagaimanapun pasti ada akumulasi tenaga juga meskipun sangat perlahan-lahan. 

Gambar 1. Peta sebaran gempa di Pulau Kalimantan.

Gempa memang relatif jarang terjadi di Pulau Kalimantan, namun pada 5 Juni 2015, kita dikejutkan oleh terjadinya gempa di daerah Ranau, Sabah dengan magnitudo 6 SR (Skala Richter) yang mengakibatkan bencana, yaitu korban jiwa sebanyak 19 orang, longsoran di Gunung Kinibalu dan kerusakan bangunan di Kota Ranau. Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada 25 Pebruari 2015 mencatat terjadinya gempa bumi dengan magnitudo 5,7 SR dengan pusat gempa bumi berjarak 413 km timur laut Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara. Kedua kejadian gempa ini setidaknya dapat menjawab pertanyaan di atas, bahwa Pulau Kalimantan tidak sepenuhnya aman dari gempa. Pertanyaan berikutnya yang muncul adalah dari manakah kira-kira sumber gempa di Pulau Kalimantan?

Pulau Kalimantan merupakan bagian dari kerak Sunda (Sundaland) yang merupakan bagian dari lempeng benua Eurasia. Pulau Kalimantan merupakan pulau yang sudah terbentuk sejak Jurassic, ratusan tahun yang lalu. Namun sejak puluhan tahun lalu pulau ini terangkat akibat adanya beberapa kali tumbukan, salah satu diataranya disebabkan oleh “terbelahnya” Laut Cina Selatan (South China Sea/SCS). Saat terbelah inilah terjadi subduksi disebelah barat dari Kalimantan sehingga paparan (shelf, berwarna kuning muda) membentur Kalimantan. Saat itulah dianggap Laut Cina Selatan tidak berkembang pesat lagi. Namun terjadi pengangkatan Gunung Kinabalu mirip seperti pengangkatan Himalaya penyebab gempa Nepal.

Gambar 2. Rekonstruksi pembentukan pulau Kalimantan. Ma = Million Annum (Juta tahun). Terlihat mulai 25 jt tahun lalu Laut Cina Selatan terbelah dikenal dengan “Sea Floor Spreading”. Diperkirakan sejak 5 juta tahun lalu sudah mengecil, namun kemungkinan tidak berati mati dan berhenti sama sekali (Hall, dkk, 2008)


Gambar 3. KinabaluUplift. Kinabalu granit yang berada di puncak saat ini. Garis hitam panah ini memperlihatkan sesar-sesar naik yang juga mengangkat dan membentuk Gunung Kinabalu (Hall, dkk, 2008).

Gambar diatas rekonstruksi pada jaman Pliocene atau sekitar 5-3 juta tahun lalu. Namun proses ini juga tidak berarti diam dan terhenti setelah itu. Adanya subduksi aktif dari sebelah timur akibat benturan dari Lempeng Pasifik juga membuat daerah ini tidak bebas gencetan juga.

Selain itu berdasarkan kompilasi data dari beberapa peneliti (Hamilton, 1979; Moss ?; Simons dkk., 2007; Hutchison, 2007,), diperoleh beberapa sesar-sesar besar di Pulau Kalimantan, yaitu Sesar Tinjia di Serawak, Sesar Adang di Kalimantan Barat, Sesar Sangkulirang di Kalimantan Timur, Sesar Paternoster di Selat Makassar. Disamping itu, juga terdapat penunjaman Borneo di barat laut Sabah, penunjaman Sulu di timur laut Sabah, dan penunjaman Sulawesi Utara di timur Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur. Sesar-sesar ini juga berpotensi menimbulkan gempa di Kalimantan.

Gambar 4. Tektonik dan struktur geologi Pulau Kalimantan. Data dikompilasi dari beberapa sumber (Hamilton, 1979; Moss ?; Simons dkk., 2007; Hutchison, 2007).

Dengan demikian kita tahu bahwa walaupun daerah Kalimantan memang paling sepi gempa, bukan berarti terbebas sama sekali dari bahaya gempa. Oleh karena itu adanya dua kejadian gempa tersebut setidaknya memberikan hikmah kepada masyarakat Pulau Kalimantan yang bermukim dan beraktivitas di kawasan rawan bencana gempa, bahwa mereka tetap perlu melakukan upaya mitigasi gempa, baik mitigasi fisik maupun nonfisik. Upaya mitigasi tersebut harus dilakukan secara terus-menerus yang bertujuan untuk meminimalkan risiko bencana gempa yang mungkin akan terulang di kemudian hari.

Referensi :
- Hall, dkk, 2008 : The Geology of Mount Kinabalu
- Sumber-sumber lain

{ 0 komentar ... read them below or add one }

Posting Komentar