Kelompok Kelompok Mineral

Diposting oleh Selamat datang di blog on Kamis, 28 Februari 2013

Berdasarkan beberapa sifat sifat tertentu yang dimiliki oleh mineral, maka mineral-mineral yang ada di alam ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok mineral. Bedasarkan hal tersebut, James D. Dana, seorang Professor Yale University pada tahun 1873 mengelompokkan mineral dalam beberapa kelompok berdasarkan kemiripan komposisi kimia dan struktur kristal menjadi 8 kelompok, yaitu :

  1. Unsur bebas
  2. Sulfida (Mengandung S)
  3. Oksida (Mengandung Oksigen)
  4. Halida
  5. Karbonat
  6. Sulfat (Mengandung SO4)
  7. Phosfat
  8. Silikat

  1. Unsur Bebas
Mineral-mineral dalam kelompok ini hanya tersusun oleh unsur tunggal (native element). Unsur-unsur dalam native element ini terbagi menjadi 3 sub kelompok,antara lain logam, semilogam, dan nonlogam. Kelompok native element umumnya very malleable and ductile, serta memiliki specific gravity range yang besar.

  • · Logam, contohnya :
 Tembaga (Cu), sistem kristal isometrik
 Perak (Ag), sistem kristal isometrik
Platina (Pt), sistem kristal isometrik 

                 
                
                
                 




Emas (Au), Sistem kristal isometrik









  • Semilogam, contohnya :


                 Arsenik (As), sistem kristal Heksagonal
                 Bismuth (Bi), sistem kristal Heksagonal

  • · Nonlogam,contohnya :
 Belerang (S), sistem kristal orthorombic
 Intan (C), sistem kristal isometrik

               
              
              


Grafit (C), sistem kristal  isometrik











     2. Sulfida (Mengandung S)

Kelompok ini dicirikan dengan adanya anion S2- . Kelompok sulfida merupakan kombinasi antara logam atau semilogam dengan belerang (S). Biasanya terbentuk pada urat batuan atau dari larutan hidrotermal.

Beberapa contoh mineral sulfida :


Argentite (Ag2S)            Kalkosit (Cu2S)               Bornite (Cu3FeS4)
Galena (PbS)                  Alabandite (MnS)             Sphalerite (ZnS)
Kalkopirit (CuFeS2)       Cinnabar (HgS)                Pyrite (FeS2)
Marcasite (FeS2)           Arsenopyrite (FeAsS)       Molybdenite (MoS)
Niccolite (NiAs)             Realgar (AsS)                   Stibnite (Sb2S3)



Beberapa manfaat dari mineral kelompok sulfida :

a. Galena (PbS) : digunakan dalam industry cat, penyimpanan baterai, easily fussible alloy, perkakas. Merupakan sumber utama metallic lead dan juga bijih perak.








b. Argentite (Ag2S), merupakan bijh perak yang penting.







c. Kalkosit (Cu2S), merupakan bijih tembaga yang penting.








d. Alabandite (MnS), sebagai produk pembakaran.

e. Sphalerite (ZnS): sumber seng yang penting, digunakan dalam galvanisasi besi dan dalam pembuatan kuningan, kawat seng, dan dry cell, digunakan dalam industry kima dan medis.

f. Cinnabar (HgS), sumber utama mercury yang digunakan dalam berbagai industri.

g. Stibnite (Sb2S3), digunakan dalam pembuatan kabel, baterai timbel, alloy, cat, dan dalam peralatan medis.

h. Pyrite (FeS2), sebagai mineral yang berasosiasi dengan emas, pembuatan asam sulfat dan copperas.

i. Molybdenite (MoS), digunakan dalam pembuatan baja, iron castings dan dalam peralatan perkakas kecepatan tinggi.


    3.Oksida

Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O) dan gugus hidroksil hidroksida (OH atau H). Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah “es” (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).

Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH). Reaksi pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah goethit (FeOOH) dan limonite (Fe2O3.H2O).

Beberapa contoh mineral oksida :


           SnO2     =    Cassiterite






              Al2O3    =     Corundum
  






             Fe2O3    =    Hematite







H2O     =     Air
Fe3O =     Magnetit



     4. Halida

Mineral sebagai persenyawaan Halides


 CaF2 = Fluorite






            NaCl = Halite







    5. Karbonat


Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.

Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).Carbonat, nitrat dan borat memiliki kombinasi antara logam atau semilogam dengan anion yang kompleks dari senyawa-senyawa tersebut (CO3, NO3, dan BO3).

Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan borat adalah niter (NaNO3) dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O)


Beberapa contoh mineral karbonat :

CaCO3 = Calcite








CaMg (CO)2 = Dolomite







MgCO3   = Magnesite

     





6. Sulfat


Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi.

Pada kelas sulfat termasuk juga mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya masing-masing.

Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah anhydrite (calcium sulfate), Celestine (strontium sulfate), barite (barium sulfate), dan gypsum (hydrated calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral chromate, molybdate, selenate, sulfite, tellurate serta mineral tungstate.



     7. Posfat

Mineral sebagai persenyawaan Phosphat
Ca5(PO4)3F      = Apatite


    8. Silikat

Silicat merupakan 25% dari mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang dikenali. Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). 

Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan (metamorf). Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.

Beberapa contoh mineral silikat :
Na(AlSi3O8)      = Albit









(MgFe)2SiO4= Olivine

More about Kelompok Kelompok Mineral

Skala Waktu Geologi

Diposting oleh Selamat datang di blog on Sabtu, 23 Februari 2013


Pada dasarnya bumi secara konstan berubah dan tidak ada satupun yang terdapat diatas permukaan bumi yang benar-benar bersifat permanen. Bebatuan yang berada diatas bukit mungkin dahulunya berasal dari bawah laut. Oleh karena itu untuk mempelajari bumi maka dimensi “waktu” menjadi sangat penting, dengan demikian mempelajari sejarah bumi juga menjadi hal yang sangat penting pula. Ketika kita berbicara tentang catatan sejarah manusia, maka biasanya ukuran waktunya dihitung dalam tahun, atau abad atau bahkan puluhan abad, akan tetapi apabila kita berbicara tentang sejarah bumi, maka ukuran waktu dihitung dalam jutaan tahun atau milyaran tahun.

Waktu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Catatan waktu biasanya disimpan dalam suatu penanggalan (kalender) yang pengukurannya didasarkan atas peredaran bumi di alam semesta. Sekali bumi berputar pada sumbunya (satu kali rotasi) dikenal dengan satu hari, dan setiap sekali bumi mengelilingi Matahari dikenal dengan satu tahun.Sama halnya dengan perhitungan waktu dalam kehidupan manusia, maka dalam mempelajari sejarah bumi juga dipakai suatu jenis penanggalan, yang dikenal dengan nama “Skala Waktu Geologi”. Skala Waktu Geologi berbeda dengan penanggalan yang kita kenal seharihari. Skala waktu geologi dapat diumpamakan sebagai sebuah buku yang tersusun dari halamanhalaman, dimana setiap halaman dari buku tersebut diwakili oleh batuan. Beberapa halaman dari buku tersebut kadang kala hilang dan halaman buku tersebut tidak diberi nomor, namun demikian kita masih dapat membaca buku tersebut karena ilmu geologi menyediakan alat kepada kita untuk membantu membaca buku tersebut. 

Terdapat 2 skala waktu yang dipakai untuk mengukur dan menentukan umur Bumi. Pertama,adalah Skala Waktu Relatif, yaitu skala waktu yang ditentukan berdasarkan atas urutan perlapisan batuan-batuan serta evolusi kehidupan organisme dimasa yang lalu; Kedua adalah Skala Waktu Absolut (Radiometrik), yaitu suatu skala waktu geologi yang ditentukan berdasarkan pelarikan radioaktif dari unsur-unsur kimia yang terkandung dalam bebatuan. Skala relatif terbentuk atas dasar peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam perkembangan ilmu geologi itu sendiri, sedangkan skala radiometri (absolut) berkembang belakangan dan berasal dari ilmu pengetahuan fisika yang diterapkan untuk menjawab permasalahan permasalahan yang timbul dalam bidang geologi.

Skala Waktu Relatif

Sudah sejak lama sebelum para ahli geologi dapat menentukan umur bebatuan berdasarkan angka seperti saat ini, mereka mengembangkan skala waktu geologi secara relatif. Skala waktu relatif dikembangkan pertama kalinya di Eropa sejak abad ke 18 hingga abad ke 19. Berdasarkan skala waktu relatif, sejarah bumi dikelompokkan menjadi Eon (Masa) yang terbagi menjadi Era (Kurun), Era dibagi-bagi kedalam Period (Zaman), dan Zaman dibagi bagi menjadi Epoch (Kala). Nama-nama seperti Paleozoikum atau Kenozoikum tidak hanya sekedar kata yang tidak memiliki arti, akan tetapi bagi para ahli geologi, kata tersebut mempunyai arti tertentu dan dipakai sebagai kunci dalam membaca skala waktu geologi.

Sebagai contoh, kata Zoikum merujuk pada kehidupan binatang dan kata “Paleo” yang berarti purba, maka arti kata Paleozoikum adalah merujuk pada kehidupan binatang-binatang purba, “Meso” yang mempunyai arti tengah/pertengahan, dan “Keno” yang berarti sekarang. Sehingga urutan relatif dari ketiga kurun tersebut adalah sebagai berikut: Paleozoikum, kemudian Mesozoikum, dan kemudian disusul dengan Kenozoikum.
Sebagaimana diketahui bahwa fosil adalah sisa-sisa organisme yang masih dapat dikenali, seperti tulang, cangkang, atau daun atau bukti lainnya seperti jejak-jejak (track), lubang-lubang (burrow) atau kesan daripada kehidupan masa lalu diatas bumi. Para ahli kebumian yang khusus mempelajari tentang fosil dikenal sebagai Paleontolog, yaitu seseorang yang mempelajari bentukbentuk kehidupan purba.


Fosil dipakai sebagai dasar dari skala waktu geologi. Nama-nama dari semua Eon (Kurun) dan Era (Masa) diakhiri dengan kata zoikum, hal ini karena kisaran waktu tersebut sering kali dikenal atas dasar kehidupan binatangnya. Batuan yang terbentuk selama Masa Proterozoikum kemungkinan mengandung fosil dari organisme yang sederhana, seperti bacteria dan algae. Batuan yang terbentuk selama Masa Fanerozoikum kemungkinan mengandung fosil fosil dari binatang yang komplek dan tanaman seperti dinosaurus dan mamalia.


Skala Waktu Absolut (Radiometrik)

Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa skala waktu relatif didasarkan atas kehidupan masa lalu (fosil). Bagaimana kita dapat menempatkan waktu absolut (radiometrik) kedalam skala waktu relatif dan bagaimana pula para ahli geologi dapat mengetahui bahwa:

  1. Bumi itu telah berumur sekitar 4,6 milyar tahun
  2. Fosil yang tertua yang diketahui berasal dari batuan yang diendapkan kurang lebih 3,5 milyar tahun lalu.3
  3. Fosil yang memiliki cangkang dengan jumlah yang berlimpah diketahui bahwa pertama kali muncul pada batuan-batuan yang berumur 570 juta tahun yang lalu.
  4. Umur gunung es yang terahkir terbentuk adalah 10.000 tahun yang lalu.

Para ahli geologi abad ke19 dan para paleontolog percaya bahwa umur Bumi cukup tua, dan mereka menentukannya dengan cara penafsiran. Penentuan umur batuan dalam ribuan, jutaa atau milyaran tahun dapat dimungkinkan setelah diketemukan unsur radioaktif. Saat ini kita dapat menggunakan mineral yang secara alamiah mengandung unsur radioaktif dan dapat dipakai untuk menghitung umur secara absolut dalam ukuran tahun dari suatu batuan. Sebagaimana kita ketahui bahwa bagian terkecil dari setiap unsur kimia adalah atom. Suatu atom tersusun dari satu inti atom yang terdiri dari proton dan neutron yang dikelilingi oleh suatu kabut elektron. Isotop dari suatu unsur atom dibedakan dengan lainnya hanya dari jumlah neutron pada inti atomnya.


Penentuan umur dengan menggunakan isotop radioaktif adalah pengukuran yang memiliki kesalahan yang relatif kecil, namun demikian kesalahan yang kelihatannya kecil tersebut dalam umur geologi memiliki tingkat kisaran kesalahan beberapa tahun hingga jutaan tahun. Jika pengukuran mempunyai tingkat kesalahan 1 persen, sebagai contoh, penentuan umur untuk umur 100 juta tahun kemungkinan mempunyai tingkat kesalahan lebih kurang 1 juta tahun. Teknik isotop dipakai untuk mengukur waktu pembentukan suatu mineral tertentu yang terdapat dalam batuan. Untuk dapat menetapkan umur absolut terhadap skala waktu geologi, suatu batuan yang dapat di-dating secara isotopik dan juga dapat ditetapkan umur relatifnya karena kandungan fosilnya. Banyak contoh, terutama dari berbagai tempat harus dipelajari terlebih dahulu sebelum
ditentukan umur absolutnya terhadap skala waktu geologi.



Tabel dibawah adalah Skala Waktu Geologi yang merupakan hasil spesifikasi dari “International Commission on Stratigraphy” pada tahun 2009. Adapun warna yang tertera dalam tabel Skala Waktu Geologi merupakan hasil spesifikasi dari “Committee for the Geologic Map of the World” tahun 2009.





More about Skala Waktu Geologi

Batuan Metamorf

Diposting oleh Selamat datang di blog on Kamis, 21 Februari 2013


Batuan metamorf adalah batuan ubahan yang terbentuk dari batuan aslinya, berlangsung dalam keadaan padat, akibat pengaruh peningkatan suhu (T) dan tekanan (P) yang tinggi. Batuan metamorfosa disebut juga dengan batuan malihan atau ubahan, demikian pula dengan prosesnya, proses malihan. Proses metamorfisme atau malihan merupakan perubahan himpunan mineral dan tekstur batuan, namun dibedakan denag proses diagenesa dan proses pelapukan yang juga merupakan proses dimana terjadi perubahan. 

Proses metamorfosa berlangsung akibat perubahan suhu dan tekanan yang tinggi, diatas 200°C dan 300 Mpa (megapascal), dan dalam keadaan padat. Sedangkan proses diagenesa berlangsung pada suhu dibawah 200°C dan proses pelapukan pada suhu dan tekanan normal, jauh dibawahnya, dalam lingkungan atmosfir.


Proses metamorfosa dapat didefinisikan sebagai:

”Perubahan himpunan mineral dan tekstur batuan dalam keadaan (fasa) padat (solid slate) pada suhu diatas 200°C dan tekanan 300 Mpa”.


Batuan metamorf memerlukan perhatian tersendiri, karena perubahannya berlangsung dalam keadaan padat. Saat lempeng-lempeng tektonik bergerak dan fragmen kerak bertabrakan, batuan terkoyak, tetarik (extended), terlipat, terpanaskan dan berubah dengan cara yang kompleks. Tetapi meskipun batuan sudah mengalami perubahan dua kali atau lebih, biasanya bekas atau bentuk batuan semula masih tersimpan, karena perubahannya terjadi dalam keadaan padat. Padat tidak seperti cair atau gas cenderung untuk menyimpan peristiwaperistiwa (events) pengubahannya. Diantara kelompok batuan, batuan metamorf merupakan yang paling kompleks, tetapi juga paling menarik karena didalamnya tersimpan semua cerita yang telah terjadi pada kerak bumi.


Proses Metamorfisme

  • Proses metamorfisme, meliputi:
  1.  Proses perubahan fisik yang menyangkut struktur dan tekstur oleh tenaga kristaloblastik (tenaga dari sedimen-sedimen kimia untuk menyusun susunan sendiri).
  2. Proses-proses perubahan susunan mineralogi, sedangkan susunan kimianya tetap (isokimia) tidak ada perubahan komposisi kimiawi, tapi hanya perubahan ikatan kimia.
  • Tahap-tahap proses metamorfisme:
  1. Rekristalisasi                                                                                                                                                  Proses ini dibentukoleh tenaga kristaloblastik, di sini terjadi penyusunan kembali kristal-kristal dimana elemen-elemen kimia yang sudah ada sebelumnya.
  2. Reorientasi                                                                                                                                             Proses ini dibentuk oleh tenaga kristaloblastik, di sini pengorientasian kembali dari susunan kristak-kristal, dan ini akan berpengaruh pada tekstur dan struktur yang ada.
  3. Pembentukan mineral-mineral baru                                                                                              Proses ini terjadi dengan penyusunan kembali elemen-elemen kimiawi yang sebelumnya sudah ada.
  • Dalam metamorfosa yang berubah adalah : tekstur dan asosiasi mineral, yang tetap adalah komposisi kimia dan fase padat (tanpa melalui fase cair).
  • Teksturnya selalu mereflesikan sejarah pembentukannya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Metamorfisme

Komposisi batuan asal sangat mempengaruhi pembentukan himpunan mine ralbaru, demikian pula dengan suhu dan tekanan. Suhu dan tekanan tidaklah berperan langsung, akan tetapi juga ada atau tidaknya cairan serta lamanya mengalami panas dan tekanan yang tinggi, dan bagaimana tekanannya, searah,
terpuntir dan sebagainya.

1. Pengaruh cairan terhadap reaksi kimia

Pori-pori yang terdapat pada batuan sedimen atua batuan beku terisi ole cairan (fluida), yang merupakan larutan dari gas-gas, garam dan mineral yang terdapat pada batuan yang bersangkutan. Pada suhu yang tinggi intergranular ini lebih bersifat uap dan pada cair, dan mempunyai peran yang penting dalam metamorfisme. Di bawah suhu dan tekanan yang tinggi akan terjadi pertukaran unsur dari larutan ke mineral-mineral dan sebaliknya. Fungsi cairan ini sebagai media transport dari larutan ke mineral dan sebaliknya, sehingga mempercepat proses metamorfisme. Jika tidak ada larutan atau jumlahnya sedikit sekali, maka metamorfismenya akan berlangsung lambat, karena perpindahannya akan melalui diffusi antar mineral yang padat.

2. Suhu dan tekanan

Batuan apabila dipanaskan pada suhu tertentu akan membentukmineralmineral baru, yang hasil akhirnya adalah batuan metamorf. Sumber panasnya berasal dari panas dalam bumi. Batuan dapat terpanaskan oleh timbunan (burial) atau terobosan dapat juga menimbulkan perubahan tekanan, sehingga sukar dikatakan metamorfisme hanya disebabkan ole keniakan suhu saja. Tekanan dalam proses metamorfisme bersifat sebagai stress yang mempunyai besaran serta arah. Tekstur batuan metamorf memperlihatkan bahwa batuan
ini terbentuk di bawah differensial stress, atau tekanannyatidak sama besar dari segala arah. Berbeda dengan batuan beku yang terbentuk melalui lelehan dan di bawah pengaruh uniform stress, atau mempunyai bersaran yang sama dari semua arah.

3. Waktu

Untuk mengetahui berapa lama berlangsungnya proses metamorfisme tidak lah mudah dan sampai saat ini masih belum diketahui bagaimana caranya. Dalam percobaan di laboratorium memperlihatkan bahwa di bawah tekanan suhu tinggi serta waktu reasi yang lama akan menghasilkan kristal dengan ukuran yang besar. Dan dalam kondisi yang sebaliknya dihasilkan kristal yang kecil. Dengan demikian untuk sementara ini disimpulkan bahwa batuan berbutir kasar merupakan hasil metamorfisme dalam waktu yang panjang serta
suhu dan tekanan yang tinggi. Sebaliknya yang berbutir halus, waktunya pendek serta suhu dan tekanan yang rendah. Batuan metamorf terbentuk akibat perubahan tekanan dan atau temperatur, dalam keadaan padat serta tanpa merubah komposisi kimia batuan asalnya.

Tekstur

Tekstur batuan metamorf tidak didasarkan pada besarnya butir-butir batuan melainkan atas dasar orientasi atau kecenderungan berlapis. Tekstur batuan metamorf dibedakan atas Foliasi dan Non-Foliasi.

  • Tekstur Foliasi, yaitu tekstur yang berlapis-lapis dimana butir-butir batuan penyusunnya pipih sehingga memperlihatkan lapisan atau belahan kearah mana batuan cenderung membelah, yang termasuk dalam tekstur foliasi adalah: Slaty, Phyllitic, Schistose, Gneissic

  • Tekstur Non-Foliasi, yaitu tekstur yang tidak menunjukkan kecenderungan berlapis, yang termasuk dalam tekstur foliasi adalah: Marmer, Serpentinit, Antrasit.


More about Batuan Metamorf

Batuan Sedimen

Diposting oleh Selamat datang di blog


Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan ( Pettjohn, 1975 ).

Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan antara beberapa centimeter sampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting lagi yang termasuk kedalam batuan sedimen. 

Dibanding dengan batuan beku, batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen hanya 5% dari seluruh batuan – batuan yang terdapat dikerak bumi. Dari jumlah 5% ini,batu lempung adalah 80%, batupasir 5% dan batu gamping kira - kira 80%. Berdasarka ada tidaknya proses transportasi dari batuan sedimen dapat dibedakan menjadi 2 macam :

1. Batuan Sedimen Klastik
Yaitu batuan sedimen yang terbentuk berasal dari hancuran batuan lain. Kemudian tertransportasi dan terdeposisi yang selanjutnya mengalami diagenesa.

2. Batuan Sedimen Non Klastik
Yaitu batuan sedimen yang tidak mengalami proses transportasi.Batuan sedimen yang terbentuk dari material-material hasil aktivitas kimia (termasuk biokimia).


Komposisi

Dalam batuan sedimen dapat dijumpai fragmen batuan maupun mineral. Mineral-mineral yang umum dan banyak dijumpai dalam batuan sedimen adalah:

  • Kwarsa  
  • Mika
  • Kalsit
  • Feldsfar
  • Dolomit
  • Mineral lempung

Tekstur

Berdasarkan kejadiannya, batuan sedimen dibedakan menjadi batuan sedimen klastik dan nonnkalstik.Dari kedua macam batuan sedimen tersebut dikenal tekstur klastik dan nonklastik.


1. Tekstur klastik
Semua batuan sedimen klastik mempunyai tekstur klastik. Yang perlu diperhatikan pada batuan tersebut adalah ukuran butir dan bentuk butir. Untuk ukuran butir dipakai klasifikasi ukuran butir dari wentworth sebagai berikut :



2. Tekstur nonklastik
Semua batuan nonklastik mempunyai tekstur nonklastik. Ciri khas dari tekstur nonklastik adalah adanya kristal-kristal yang saling menjari, tidak ada ruang pori-pori antar butir dan umumnya monomineralik.
Klasifikasi butiran kristal dalam tektur nonklastik

Beberapa tekstur nonklastik yang penting adalah :

  1. Amorf. Partikel-partikel umumnya berukuran lempung atau koloid, nonkristalin. Misal : rijang masif
  2. Oolistik. Tersusun oleh kristal-kristal kecil berbentuk bulat atau elipsoid, terkumpul seperti telur ikan, butir-butiran berukuran 0,25 – 0,2 mm. Misal : batugamping oolit.
  3. Pisolitik. Seperti oolitik, tetapi butiran berukuran lebih besar dari 2 mm. Misal : batugamping pisolitik.
  4. Sakaroidal. Partikel-pertikel berbutir halus, sama besar (equigranular). Misal batugamping sakaroidal.
  5. Kristalin. Bila tersusun oleh kristal-kristal besar.


Struktur
Struktur dari batuan sedimen lebih tergantung pada hubungan antara kelompok-kelompok sedimenter dari pada hubungan antar butir yang menentukan dan mengontrol tekstur. Struktur batuan sedimen yang benar-benar lebih baik dipelajari di lapangan dari pada dari contoh genggaman.

Struktur batuan sedimen dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

1. Struktur fisika (mekanik), terbentuk karena proses-proses fisika. Beberapa macam teksturnya adalah :
  • Berlapis, terlihat di lapangan sebagai susunan yang berlapis-lapis. Bila ketebalan individu lapisan lebih besar dari 1 cm dinamakan lapisan, sedangkan bila lebih kecil dari 1 cm dinamakan laminasi.
  • b. Bergradasi, bila butir-butiran dalam tubuh batuan dari bawah ke atas makin halus.
  • c. Silang siur, yaitu satu seri perlapisan yang saling potong memotong dalam tubuh batuan sedimen.
  • d. Masif, bila dalam tubuh batuan sedimen tidak terlihat struktur sedimen.


2. Struktur kimia, terbentuk karena proses-proses kimia. Macam-macamnya antara lain :
  • a. Konkreasi, bila berbentuk bulat
  • Nodul, bila berbentuk tidak teratur

3. Struktur organik, terbetuk karena aktivitas organisme.
   Contoh : struktur reef pada batugamping





Sifat – sifat utama batuan sedimen :

1. Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan adanya proses
sedimentasi.
2. Sifat klastik yang menandakan bahwa butir – butir pernah lepas, terutama pada golongan
detritus.
3. Sifat jejak adanya bekas – bekas tanda kehidupan (fosil).
4. Jika bersifat hablur, selalu monomineralik, misalnya : gypsum, kalsit, dolomite dan rijing.




Download File Pdf nya disini dan disini








More about Batuan Sedimen

Batuan Beku

Diposting oleh Selamat datang di blog on Sabtu, 16 Februari 2013



Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.


Struktur Batuan Beku

Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan beku extrusive dan itrusive. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan pada tekstur masing masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap merupakan hal pertama yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah yang disebut sebagai struktur batuan beku

1. Struktur batuan beku ekstrusif

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagia struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:

a. Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam.
b. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
c. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti
batang pensil.
d. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini
diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
e. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku.
Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
f. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti
kalsit, kuarsa atau zeolit

g. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada
arah tertentu akibat aliran


2. Struktur Batuan Beku Intrusif

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dibawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.


Konkordan

Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis jenis dari tubuh
batuan ini yaitu :

a. Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan
disekitarnya.
b. Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana perlapisan
batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan ini,
sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil
dengan kedalaman ribuan meter.
c. Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu bentuk
tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang lebih besar
dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
d. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah
terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan
kilometer

 Diskordan

Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya. Jenis-jenis tubuh
batuan ini yaitu (gambar 3.5):



a. Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki bentuk
tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan
kilometer dengan panjang ratusan meter.
b. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu > 100 km2
dan membeku pada kedalaman yang besar.
c. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih kecil


Tekstur Batuan Beku

Magma merupakan larutan yang kompleks. Karena terjadi penurunan temperatur, perubahan tekanan dan perubahan dalam komposisi, larutan magma ini mengalami kristalisasi. Perbedaan kombinasi hal-hal tersebut pada saat pembekuan magma mengakibatkan terbentuknya batuan yang memilki tekstur yang berbeda.



Ketika batuan beku membeku pada keadaan temperatur dan tekanan yang tinggi di bawah permukaan dengan waktu pembekuan cukup lama maka mineral-mineral penyusunya memiliki waktu untuk membentuk sistem kristal tertentu dengan ukuran mineral yang relatif besar. Sedangkan pada kondisi pembekuan dengan temperatur dan tekanan permukaan yang rendah, mineral-mineral penyusun batuan beku tidak sempat membentuk sistem kristal tertentu, sehingga terbentuklah gelas (obsidian) yang tidak memiliki sistem kristal, dan mineral yang terbentuk biasanya berukuran relatif kecil. Berdasarkan hal di atas tekstur batuan beku dapat dibedakan berdasarkan :

1. Tingkat kristalisasi

a) Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh kristal
b) Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelas
c) Holohyalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh gelas

2. Ukuran butir

a) Phaneric, yaitu batuan beku yang hampir seluruhmya tersusun oleh mineral-mineral
yang berukuran kasar.
b) Aphanitic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh mineral berukuran
halus.

3. Bentuk kristal

Ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang terbentuk pertama kali biasanya berbentuk
sempurna sedangkan yang terbentuk terakhir biasanya mengisi ruang yang ada sehingga
bentuknya tidak sempurna. Bentuk mineral yang terlihat melalui pengamatan mikroskop yaitu:
a) Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna
b) Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna
c) Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna.

4. Berdasarkan keseragaman antar butirnya

a) Equigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya hampir sama
b) Inequigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya tidak sama

Komposisi Mineral
jenis mineral penyusun batuan beku dibagi dua yaitu:

a. Velsik mineral, yaitu mineral penyusun batuan bersifat asam, contohnya: kuarsa,orthoplast,feldspart,biasanya batuan yang berwarna terang.
b.Mavik mineral,yaitu mineral penyusun batuan bersifat basa, contohnya : olivin, piroksin, biasanya berwarna gelap.

Klasifikasi Batuan Beku

Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuknya, warna, kimia, tekstur, dan mineraloginya.

a. Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku dibedakan atas :
1. Batuan beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh di perut bumi.
2. Batuan beku Hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentu tidak jauh dari permukaan bumi
3. Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi


Berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua yaitu mineral mafic (gelap) seperti olivin, piroksen, amphibol dan biotit, dan mineral felsic (terang) seperti
Feldspar, muskovit, kuarsa dan feldspatoid.
b. Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya yaitu:
1. Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%
2. Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% - 60%
3. Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60% - 90%
4. Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%

c. Berdasarkan kandungan kimianya yaitu kandungan SiO2-nya batuan beku diklasifikasikan
menjadi empat yaitu:


1. Batuan beku asam (acid), kandungan SiO2 > 65%, contohnya Granit, Ryolit.
2. Batuan beku menengah (intermediat), kandungan SiO2 65% - 52%. Contohnya Diorit,
Andesit
3. Batuan beku basa (basic), kandungan SiO2 52% - 45%, contohnya Gabbro, Basalt
4. Batuan beku ultra basa (ultra basic), kandungan SiO2 < 30%




More about Batuan Beku

Siklus Batuan

Diposting oleh Selamat datang di blog on Jumat, 15 Februari 2013

Siklus batuan atau daur batuan secara sederhana dapat didefenisikan sebagai lingkaran keterjadian suatu batuan, baik itu batuan beku,sedimen,maupun metamorfosis yang berasal dari suatu sumber yaitu magma. langkah langkah keterjadian batuan adalah sebagai berikut :


Keterangan dari gambar di atas adalah :
1.  Magma membeku membentuk batuan beku pada kerak bagian dalam.

2.  Kerak dalam lalu terangkat ---> di permukaan bumi.

3. Aktivitas atmosfir akan merubah batuan menjadi lapuk, tererosi, tertransportasi dan diendapkan menjadi sedimen.

4. Karena beban dan konsolidasi serta penyemenan, sedimen berubah menjadi batuan sedimen yang kompak dan keras.

5.  a.  Batuan sedimen dapat terangkat ke permukaan bumi.
     b. Atau mengalami proses metamorfosa menjadi batuan metamorf.
     c. Batuan sedimen juga bisa tenggelam (penunjaman) dan meleleh menjadi magma baru (mantel)

6.  a. Batuan metamorf dapat terangkat ke permukaan bumi.
     b. Atau tenggelam menjadi magma baru (mantel).

7.   Batuan beku juga dapat mengalami metamorfosa menjadi batuan metamorf.
8. Selanjutnya batuan metamorf mengalami pemanasan suhu, kemudian mencair sehingga menjadi magma kembali .
More about Siklus Batuan

Batuan dan Jenis Jenisnya

Diposting oleh Selamat datang di blog


Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. 

Batuan tersebut merupakan benda padat yang terbentuk secara alamiah, merupakan kumpulan (agredasi) dari mineral baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis dan mempunyai komposisi kimia yang konstan. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah : batuan beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.

Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite.

Batuan sedimen atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya
terendapkan. Batuan sediment ini bisa digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik. Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Batuan sediment kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu garam (salt). Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batugamping terumbu. batuan sedimen biasanya bisa sangat mudah dikenali dengan bentuk yang berlapis lapis.

Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan barulagi.




Proses-proses tersebut berlangsung sepanjang waktu baik di masa lampau maupun masa yang akan datang. Kejadian alam dan proses geologi yang berlangsung sekarang inilah yang memberikan gambaran apa yang telah terjadi di masa lampau seperti diungkapkan oleh ahli geologi “JAMES HUTTON” dengan teorinya “THE PRESENT IS THE KEY TO THE PAST”.



More about Batuan dan Jenis Jenisnya