” Ini hujan yang kesekian dan aku suka berlama-lama menatapnya, tlah lama kupunggungi sinar matahari yang serupa dengan keriangan hari dan gelak tawa yang semarak ” katamu sembari menatap bulir derai hujan yang luruh di jendela.
Tanyaku tentang harapan mengubah warna matamu semakin padam.
” Dulu harapan sepijar nyala kembang api di awal tahun yang berpendar, senja. Lalu berangsur redup sejalan nyata yang kurengkuh. Maafkan tentang harapan yang katamu harus kupeluk, aku sudah melepasnya… “
Aku hening dan kecewa, ini hanya tentang Carcinoma mengapa hanya sebuah harapan saja enggan kau genggam ?
Lalu saat itu datang, aku lega ketika sekian gempuran radiasi dan khemotheraphy kau hadapi tanpa air mata. Itulah harapan sejatinya harapan, sahabat… Ketika tak terucap itulah kerelaan dari sebuah perjuangan.
Maafkan tentang kesombonganku, kelak jika antobodi dan remisi menghianatimu, aku tak akan lupa sejauh apa kau tlah bertahan….
* Untuk sahabat penyintasku,… keep your hope, smile and pray ! Aku berdoa untukmu, semoga kita tak terkhianati.
{ 0 komentar ... read them below or add one }
Posting Komentar