I.
PENDAHULUAN
Pemuaian adalah bertambahnya
ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran
suatu benda karena menerima kalor.
Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada
zat gas. Pemuaian pada zat gas ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu
demensi), pemuaian luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga dimensi).
Sedangkan pada zat cair dan zat gas hanya terjadi pemuaian volume saja, khusus
pada zat gas biasanya diambil nilai koofisien muai volumenya sama dengan1/273.Pemuaian
panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor.
Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan
nilai panjang benda tersebut. Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada.
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu panjang awal benda, koefisien muai panjang dan besar
perubahan suhu. Koefisien muai benda dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis
bahan tersebut.
Secara matematis
persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan panjang benda setelah
dipanaskan pada suhu tertentu adalah
dimana adalah pertambahan panjang,
adalah panjang awal, adalah koefisien muai panjang dan adalah
perubahan suhu benda.
II.
TUJUAN
Menentukan muai panjang dari suatu
logam.
III.
DASAR TEORI
Pemuaian panjang dari suatu benda
padat dapat dilukiskan sebagai berikut:
Dimana Lt=panjang pada suhu t, L0= panjang
padasuhu 00, α= koefisien muai panjang suatu bahan, yaitu
pertambahan panjang relatif untuk tiap derajat kenaikan suhu. Pada saat suhu t’
panjangnya adalah:
Lt
=L0 (1+αt)
Dari kedua
persamaan tersebut didapatkan:
Jadi α
dapat dihitung bila pertambahan panjangnya pada pemanasan dari t menjadi t’ dan
L nya diukur. Dalam percobaan batang logam dipanasi dari suhu kamar sampai suhu
air mendidih (titik didih). Karena panjangnya pada suhu kamar ternyata tidak
banyak bedanya dengan panjangnya pada suhu 00C maka L dapat diganti
dengan Lt. Sehingga:
Karena pertambahan panjangnya sangat kecil, maka dilakukan pengukuran
yang teliti dengan tuas dan pembacaan cermin seperti pada gambar:
jika
kedudukan teropong sama dengan titik tengah cermin maka
Dimana K’ dan K adalah garis skala yang
berhimpit dengan benang salib teropong pada suhu t’ dan t, X adalah jarak dari
cermin sampai batang berskala. Karena θ sangat kecil maka tg 2θ= 2 tg θ
sehingga diperoleh:
IV.
METODE EKSPERIMEN
A. Alat
dan Bahan
·
Alat muai logam
·
Teropong
·
Batang berskala
·
Pita pengukur
·
Termometer
·
Bejana uap
B. Skema
Percobaan
Keterangan
gambar:
C=cermin
datar sistem tuas
T=
teropong
S=
batang berskala
d=
lengan tuas
θ=sudut
perputaran sudut cermin saat suhu t’
C.
Langkah Kerja
1. Teropong
dipasang sama tinggi dengan cermin dan arahnya menuju cermin
2. Pada
suhu kamar kedudukan cermin dibuat vertikal. Batang berskala yang diterangi
dengan lampu digeser ke kanan atau ke kiri sampai kelihatan melalui teropong.
Garis skala yang berhimpit dengan benang salib dicatat dab suhu kamar juga
dicatat.
3. Tabung
pemanas dan bejana uap dihubungkan
4. Setelah
air mendidih dan uap mengalir ke tabung pemanas, garis skala pada setiap
penurunan suhu setiap 5o C di catat.
5. Jarak
cermin sampai batang berskala diukur.
D.
Metode Analisa Data
Dalam praktikum kali ini
besaran yang dicari adalah α (koefisien muai panjang). Untuk memperoleh nilai
tersebut maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:
LT=
L0(1+αT) dan LT’=L0(1+αT’)
Maka
didapat rumus untuk mencari α adalah sebagai berikut:LT’
Dimana
LT’-LT=d tan θ
tan
2θ=
; tan 2θ= 2 tan θ
sehingga
α=
α=
d(K’-K)=
2XLo(T’-T)
(K’-K)=
(T’-T)
Untuk
(K’-K)=y
dengan nilai ralat
adalah ∆m=Sy
V.
HASIL EKSPERIMEN
A. DATA
a. Data
I (kuningan) keterangan:
K=1.95 m (K=Lo=panjang logam
mula-mula)
T=27o C T= suhu mula-mula
Xo=1.25 cm Xo=jarak penggaris ke cermin
d=0.05 cm d= tinggi cermin
NO
|
T1
|
T2
|
T'
|
T'-T
|
K' (m)
|
K'-K (m)
|
1
|
80
|
34
|
57
|
57
|
1.75
|
-0.20
|
2
|
75
|
34
|
54.5
|
54.5
|
1.85
|
-0.10
|
3
|
70
|
33.5
|
51.75
|
51.75
|
2.05
|
0.10
|
4
|
65
|
33
|
49
|
49
|
2.02
|
0.07
|
5
|
60
|
33
|
46.5
|
46.5
|
2.00
|
0.05
|
6
|
55
|
32
|
43.5
|
43.5
|
1.97
|
0.02
|
7
|
50
|
32
|
41
|
41
|
1.95
|
0
|
8
|
45
|
31
|
38
|
38
|
1.86
|
-0.09
|
9
|
40
|
30
|
35
|
35
|
1.85
|
-0.10
|
10
|
35
|
30
|
32.5
|
32.5
|
1.75
|
-0.20
|
b. Data
2 (tembaga)
T1=30o C T2=24o C K=2.05 m
Xo=2.05 m cm
d=0.05 cm
NO
|
T'1
|
T'2
|
T'
|
K'(m)
|
K'-K
|
T'-T
|
1
|
85
|
71
|
78
|
2.5
|
0.45
|
51
|
2
|
80
|
68
|
74
|
2.3
|
0.25
|
47
|
3
|
70
|
59
|
64.5
|
2.4
|
0.35
|
37.5
|
4
|
65
|
54
|
59.5
|
2.35
|
0.3
|
32.5
|
5
|
60
|
49
|
54.5
|
2.27
|
0.22
|
27.5
|
6
|
55
|
45
|
50
|
2.25
|
0.2
|
23
|
7
|
50
|
40
|
45
|
2.2
|
0.15
|
18
|
8
|
45
|
35
|
40
|
2.17
|
0.12
|
13
|
9
|
40
|
31
|
35.5
|
2.14
|
0.09
|
8.5
|
10
|
35
|
28
|
31.5
|
2.1
|
0.05
|
4.5
|
|
Note: data yang berwarna merah
tidak dipakai
B. GRAFIK
a. Data
I (kuningan)
Grafik
Hubungan Suhu dengan Panjang
(K’-K)=2Xloα/α (T’-T)
y m x
b. Data
II (tembaga)
Grafik
Hubungan Suhu dengan Panjang
(K’-K)=
. (T’-T)
C. PERHITUNGAN
a. Percobaan
I
y=
K’-K (m)
x=
T’-T (OC)
No
|
x
|
y
|
|
|
xy
|
1
|
51.75
|
0.1
|
2678.063
|
0.010
|
5.175
|
2
|
49
|
0.07
|
2401
|
0.0049
|
3.43
|
3
|
46.5
|
0.05
|
216.25
|
0.0025
|
2.325
|
4
|
43.5
|
0.02
|
1892.25
|
0.0004
|
0.87
|
5
|
41
|
0
|
1681
|
0
|
0
|
6
|
38
|
-0.09
|
1444
|
0.0081
|
-3.42
|
7
|
35
|
-0.1
|
1225
|
0.010
|
-3.5
|
8
|
32.5
|
-0.2
|
1056.25
|
0.040
|
-6.5
|
Ʃ
|
337.25
|
-0.15
|
14539.81
|
0.0759
|
-1.62
|
m=
Sy2= 0.028124
Sy=0.16
∆m=Sy
m±∆m=3.7x10-3±1.4x10-3
∆m=1.4x10-3
0.00037=3.7x10-3∆m
|
=0.001408
α=
=
=3.80x10-5
∆α=
=
=1.43x10-5
b. Percobaan II
no
|
x
|
y
|
x2
|
y2
|
xy
|
1
|
51
|
0.45
|
2601
|
0.2025
|
22.95
|
2
|
37.5
|
0.35
|
1406.25
|
0.1225
|
13.125
|
3
|
32.5
|
0.3
|
1056.25
|
0.09
|
9.75
|
4
|
27.5
|
0.22
|
756.25
|
0.0484
|
6.05
|
5
|
23
|
0.2
|
529
|
0.04
|
4.6
|
6
|
18
|
0.15
|
324
|
0.0225
|
2.7
|
7
|
13
|
0.12
|
169
|
0.0144
|
1.56
|
8
|
8.5
|
0.09
|
72.25
|
0.0081
|
0.765
|
9
|
4.5
|
0.05
|
20.25
|
0.0025
|
0.225
|
sum
|
164.5
|
1.93
|
6934.25
|
0.5509
|
61.725
|
=
=6.73x10-3
=
0.124
Sy =0.352
∆m=Sy
=0.00562
=5.62x10-3
m±
α=
=
= 6.36x10-5
∆α=
=
=5.31 x10-5
VI.
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini bertujuan untuk mencari α atau
koefisien muai panjang dengan cara memanaskan logam. Logam yang dipanaskan
kemudian memuai, lalu dihitung berapa perubahan panjang dari logam pada setiap
penurunan suhu 5o C. Logam yang digunakan ada 2 jenis, yaitu pada
percobaan pertama meggunakan logam kuningan dan percobaan kedua menggunakan
tembaga.
Baik pada
percobaan pertama maupun percobaan kedua, diambil data penurunan suhu dan
perubahan panjang sebanyak 10 buah data. Kemudian data tersebut diplot kedalam
grafik untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat ataupun variabel bebas
dan juga untuk mengetahui data mana yang akan dimasukkan kedalam perhitungan.
Dari grafik, dapat dilihat hubungan antara (K’-K) vs (T’-T) pada kedua
percobaan tersebut adalah berbanding lurus. Pada grafik percobaan pertama dapat
dilihat ada 2 data yang tidak terpakai, dan pada grafik percobaan kedua ada 1
data yang tidak dipakai dalam perhitungan. Hal ini disebabkan akibat beberapa
hal sehingga tidak seluruh data yang dapat dimasukkan ke dalam perhitungan.
Setelah diplot
ke dalam grafik, dilakukan perhitungan untuk mencari α dengan metode regresi.
Pada percobaan pertama didapatkan m±∆m=3.7x10-3±1.4x10-3 dan α±∆α=3.80x10-5±1.43x10-5. Sedangkan pada percobaan kedua
didapatkan m±∆m=6.73x10-3±5.62x10-3 dan α±∆α=6.36x10-5±5.31x10-5. Hal ini memiliki perbedaan yang
jauh dari sumber yang praktikan dapatkan, yang mengatakan bahwa koefisien muai
panjang dari logam kuningan adalah 1.9x10-5 dan koefisien muai
panjang yang dimiliki oleh logam tembaga adalah 1.7x10-5.
Dalam melakukan
praktikum ini terdapat berbagai kendala yang praktikan hadapi. Di antaranya
adalah kondisi alat yang sudah tua dan tidak dapat menghasilkan data yang
akurat. Diantaranya adalah kondisi termometer yang sudah pecah. Selain itu
tidak adanya benang salib sehingga praktikan harus mengira-ngira skala yang
terlihat dari teropong. Kesalahan juga dapat disebabkan oleh praktikan yang
tidak cermat dalam pengambilan data dan melakukan perhitungan, sehingga terjadi
kesalahan dalam melakukan perhitungan dan tidak sesuainya hasil perhitungan
dengan referensi.
VII.
KESIMPULAN
·
Dari grafik
dapat disimpulkan bahwa hubungan antara suhu dengan panjang logam adalah
berbanding lurus.
·
Hasil dari
perhitungan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Percobaan pertama
m±∆m=3.7x10-3±1.4x10-3
α±∆α=3.80x10-5±1.43x10-5
2. Percobaan kedua
m±∆m=6.73x10-3±5.62x10-3
α±∆α=6.36x10-5±5.31x10-5
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
Staff Laboratorium Fisika Dasar. 2012.
Panduan Praktikum Fisika Dasar Semester 2. Yogyakarta : Laboratorium Fisika Dasar
FMIPA UGM