Eksplorasi Aspal Alam

Diposting oleh Selamat datang di blog on Selasa, 01 Maret 2016

Indonesia memiliki aspal alam yaitu di Pulau Buton, yang terkenal dengan nama Asbuton (aspal batu buton). Potensi asbuton yang diperkirakan memiliki cadangan yang cukup besar membuat para produsen untuk kembali menggalakkan kegiatan eksplorasi. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal diperlukan metode eksplorasi yang tepat. Berikut beberapa langkah eksplorasi pada endapan aspal alam.

1. Penyelidikan umum

Dimulai dengan studi kepustakaan meliputi hal-hal yang menyangkut keadaan geologi secara regional dan keadaan tektoniknya. Kemudian disusul dengan pemeriksaan lapangan guna diusahakan menemukan adanya singkapan (out crop) atau rembesan aspal serta mengambil beberapa sampel.

Gambar 1. Rembesan aspal di salah satu anak sungai di buton utara (www.pusjatan.pu.go.id)

2. Pemetaaan Geologi

Setelah proses penyelidikan umum telah diuraikan untuk penyelidikan yang lebih rinci, langkah berikutnya dalam proses pengumpulan data eksplorasi biasanya berupa peta geologi yang sesuai. Hal ini didapatkan dari kegiatan pemetaan geologi oleh ahli geologi (geologist). Sampel yang berukuran kecil dapat dikumpulkan untuk studi mineralogi atau tekstur lebih lanjut dengan teknik mikroskop dilaboratorium. Analisis kimia juga menghasilkan informasi penting untuk mineral explorer.

Data yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu antara lain: 
  • Peta akurat yang mendokumentasikan jenis batuan, perubahan mineralogi, dan data struktural seperti sesar, lipatan, pola tegasan dan dip dari lapisan batuan serta sebaran potensi aspal,
  • Perkiraan tentang kualitas,
  • Interpretasi tentang geometri dan struktur endapannya.

3. Eksplorasi Geofisika

Kegiatan eksplorasi geofisika yang digunakan untuk survey perkiraan daerah yang berpotensi aspal dilakukan dengan dua cara, yaitu eksplorasi seismik dan geoelektrisitas, yang selanjutnya akan disebut dengan resistivitas. 

Keunggulan metode resistivitas adalah mempunyai kemampuan menampilkan variasi dari aspal alam secara vertikal maupun horizontal dengan cukup baik di bawah permukaan bumi dan kemudahan dalam hal akomodasi dan biaya survey. Metode resistivitas dilakukan untuk menganalisis variasi dari nilai resistivitas batuan aspal dengan batuan di sekitarnya. Resistivitas yang tercatat menunjukkan adanya kandungan bitumen pada batuan. Asbuton yang berbitumen tinggi akan menunjukkan nilai resistivitas yang relatif lebih tinggi dari batuan sekitarnya.

Gambar 2. Penampang resistivitas yang memperlihatkan potensi asbuton yang besar.

Pemodelan secara 2-D maupun 3-D berdasarkan nilai resistivitas akan memperlihatkan persebaran asbuton pada daerah penelitian. Pemodelan tersebut akan mampu memperhitungkan besar sumberdaya dari asbuton.


4. Pengeboran

Salah satu keputusan penting di dalam kegiatan eksplorasi adalah menentukan kapan kegiatan pemboran dimulai dan diakhiri. Pelaksanaan pemboran sangat penting jika kegiatan yang dilakukan adalah menentukan zona endapan dari permukaan. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran geometri endapan dari permukaan sebaik mungkin, namun demikian kegiatan pemboran dapat dihentikan jika telah dapat mengetahui gambaran geologi permukaan dan geomtetri endapan bawah permukaan secara menyeluruh.

Hasil yang diharapkan dari pemboran eksplorasi, antara lain :
  • Identifikasi struktur geologi,
  • Sifat fisik dan mineralogi batuan samping dan endapan,
  • Geometri endapan,
  • Sampling, 
  • Kualitas endapan, dll

Baca Juga:

{ 0 komentar ... read them below or add one }

Posting Komentar