Hal pertama yang harus dilakukan ketika pengukuran geofisika adalah mengetahui nilai fisis apa yang ingin diukur dalam pengukuran geofisika. Ketika kita ingin mengetahui nilai densitas batuan di suatu daerah, maka metode pengukuran yang lebih baik adalah dengan menggunakan metode gaya berat (gravity). Setelah penentuan alat yagn ingin digunakan, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengetahui kondisi atau keadaan geologi suatu daerah yang akan diukur, menentukan lintasan atau line pengukuran, dan menentukan lokasi base station.
Pengukuran data lapangan meliputi penentuan posisi (titik koordinat dan elevasi), waktu, dan pembacaan gravitmeter. Penentuan posisi titik koordianat dan elevasi menggunakan GPS yang didalamnya sudah terdapat fitur untuk menghitung koordinat dan elevasi pada daerah yang diukur. Dalam pengukuran Gravity perlu dilakukan leveling agar posisi gravimeter benar-benar stabil di atas tanah. Sebelum dilakukan pembacaan gravimeter, lakukan pengukuran ketinggian antara permukaan tanah dengan bagian bawah (alas) gravimeter. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses koreksi data sehingga data yang didapat bagus. Setelah penentuan posisi dan leveling, hidupkan gravimeter untuk melihat nilai gravitasi di daerah pengukuran. Pengukuran pada titik-titik survei dilakukan dengan metode kitaran/looping dengan pola A-B-C-D-A, dengan ‘A’ adalah salah satu cell center (CC) yang merupakan base station setempat. Jarak antar titik pengukuran tergantung dari medan yang akan diukur dengan pertimbangan berdasarkan pada kondisi geologi di daerah survei.
Metode kitaran/looping diharapkan untuk menghilangkan kesalahan yang disebabkan oleh pergeseran pembacaan gravity meter. Metode ini muncul dikarenakan alat yang digunakan selama melakukan pengukuran akan mengalami guncangan, sehingga menyebabkan bergesernya pembacaan titik nol pada alat tersebut.
{ 0 komentar ... read them below or add one }
Posting Komentar