Kiat Menjadi Muslim yang Menyenangkan

Diposting oleh Selamat datang di blog on Selasa, 19 Agustus 2014


Apa kabar ikhwah fillah, saudara-saudara muslimku yang berbahagia? Alangkah bahagianya menjadi seorang muslim yang mempunyai banyak saudara yang luar biasa. Muslim dan muslimah adalah “agen” penebar rahmat. Sering berinteraksi dengan sesama muslim maupun sahabat yang lainnya. Dalam interaksi ini tentunya kita harus bisa memberikan keteduhan,  kenyamanan, dan kebaikan satu sama lain. Jangan sampai dalam interaksi ini justru menimbulkan keeksklusifan dan rasa tidak nyaman. Seorang muslim harus mampu merangkul sesamanya memberikan manfaat tanpa kesan menggurui.

عن جابر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « المؤمن يألف ويؤلف ، ولا خير فيمن لا يألف ، ولا يؤلف، وخير الناس أنفعهم للناس »
Diriwayatkan dari Jabir berkata, ”Rasulullah salallahu’alaihi wassalam bersabda: Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)

Menjadi muslim  yang menyenangkan dan jauh dari kata menyebalkan? Bukan hal sulit untuk dilakukan kawan. J
Sebelumnya apa sih makna menyebalkan itu? Membuat orang lain jengkel, mangkel, tidak nyaman dan merasa canggung terhadap kita. Mungkin itu sedikit definisi dari menyebalkan.
Ada pepatah mengatakan :
There are two ways of spreading light, to be the candle or the mirror that reflects it. 
Seperti Rasulullah salallahu’alaihi wassalam, yang kebagusan akhlaknya bukan saja dikagumi kawan tetapi juga lawan. Nah, setidaknya kita juga bisa seperti itu. Dan semuanya bisa dimulai dari hal terkecil.
Pertama nih, misalkan tentang penampilan. Menjadi muslim memang harus sederhana, tapi sederhana itu ngga identik sama kucel, acak-acakan, dan sejenisnya. Cobalah untuk 'matching' kalau pake baju. antara atasan sama bawahan, kaos kaki hingga sepatu. Bagi akhwat sesuaikan pula kerudungnya. Tapi tetap 'matching' disini harus disesuaikan dengan konsep tabarruj dalam islam loh ya. Kedua, tentang kebersihan. Jangan sampai kita kelihatan lecek dan tercium bau apek dari tubuh kita, hehe :D

Hadits yang menurut Imam Suyuthi berstatus hasan, yakni sabda Rasulullah salallahu’alaihi wassalam:
”Sesungguhnya Allah Ta’ala adalah baik dan mencintai kebaikan, bersih dan mencintai kebersihan, mulia dan mencintai kemuliaan, dermawan dan mencintai kedermawanan. Maka bersihkanlah halaman rumahmu dan janganlah kamu menyerupai orang Yahudi.” (HR. Tirmidzi)

Yang ketiga masalah sikap. Sikap ini dibedakan menjadi dua. Dari perkataan dan perbuatan. Karakter orang memang berbeda-beda. Ada yang pembawaannya jutek ada yang selalu on dengan wajah tersenyum. Jangan sampai orang lain ngga enak sama kita atau bahkan menjauhi kita karena cara bicara kita yang sok tau, cengengesan yang kadang bisa membuat orang ilfil (hilang “feeling”) terhadap kita. Cara bicara yang judes dan terkesan memaksakan pendapat pun diharap untuk segera dijauhi. Tegas nggak masalah, apalagi untuk segala hal yang berbau prinsip. Tapi ada cara yang lebih “elegan” untuk berbagi ilmu dengan orang lain.

Kemudian mengenai teman-teman. Banyaknya orang-orang menganggap kita eksklusif justru karena kita tidak membuka ruang pertemanan dengan orang-orang banyak di sekitar kita. Kita hanya berteman dan bergaul dengan orang-orang yang sepaham dengan kita. Kita tidak peduli dengan orang-orang “di luar” dan lebih parahnya kita seakan-akan memberikan kesan “inilah kami yang terbaik”. Jangan sampai kita menjadi muslim yang menyebalkan seperti itu. Kita harus paham dengan segala  karakter dan kepribadian orang. Dekati dan ajari mereka dengan cara yang bersahabat.


Nah, begitulah saudaraku muslim dan muslimah yang luar biasa. Terkadang hal-hal kecil yang kita anggap biasa justru menjadi sesuatu yang amat menyebalkan bagi orang lain. Menjadi sempurna bukanlah tujuan kita, karena sejatinya tidak ada manusia yang sempurna. Namun berusaha menjadi saudara yang menyenangkan bagi orang lain adalah hal yang mulia. Terakhir, selalu tebarkan senyum, salam, dan sapa untuk saudara-saudara kita. Karena senyuman kita, akan memberikan energi positif bagi mereka, dan tentu untuk kita sendiri.

Dikutip dari tulisan mading MII FMIPA UGM

{ 0 komentar ... read them below or add one }

Posting Komentar