Mineral Golongan Halida & Oksida

Diposting oleh Selamat datang di blog on Minggu, 10 Agustus 2014


Hi, This time I will share about mineralogy, exactly about minerals in halide and oxide group
Feel free to give any comment(s) and correction(s)
Thanks 

Pendahuluan

Mineral dapat didefinisikan sebagai zat alami yang memiliki komposisi kimia tertentu. Komposisi kimia ini menjadi dasar dalam penggolongan berbagai jenis mineral, selain komposisi kimianya mineral juga memiliki karakter fisik tertentu, karakter fisik dari suatu mineral ini dapat dimanfaatkan sebagai identifikasi awal dari mineral tersebut seperti warna, cerat, belahan, system Kristal dan lain – lain. Namun, karakter fisik dari suatu mineral kurang tepat digunakan dalam pengelompokan berbagai jenis mineral hal ini disebabkan oleh banyak mineral yang memiliki karakter fisik yang hampir sama. Pada akhirnya para ahli seperti James Dana dan Nickel – Strunz menggunakan komposisi kimia dari suatu mineral dalam melakukan penegelompokan mineral sebagai contoh dalam klasifikasi dana mineral di bagi menjadi beberapa kelompok seperti : Native elements, Oksida, Halida, Silikat, Sulfat, Sulfida dan lainnya. Jadi, factor utama dalam pengelompokan dan penamaan mineral adalah komposisi kimianya sedangkan karakter fisiknya hanya menjadi faktor sekunder. Pada pertemuan kali ini akan dibahas mineral kelompok Oksida dan Halida.

A. Mineral Oksida

Mineral oksida adalah kelompok mineral yang mempunyai kombinasi kation dengan anion berupa oksigen (O). Mineral kelas oksida merupakan salah satu kelas yang agak beragam. Hal ini termasuk mineral yang memiliki kekerasan tinggi  (seperti korundum) dan beberapa mineral yang cukup lunak (seperti psilomelane). Mineral inilah yang tergolong dalam mineral logam seperti hematit dan batu permata (korundum, chrysoberyl dan spinel).

(Gambar 1: a. korondum & b.psilomelane)


Dalam arti sempit, mineral yang termasuk dalam kelas mineral kompleks seperti silika adalah oksida. Akan tetapi akan menjadi lebih rumit untuk seorang mineralogistuntuk dapat berurusan hanya dengan empat kelas yang berbeda seperti element class, halides class, sulfides class dan terakhir adalah kelas yang sangat besar yaitu oxides class

(oksida) dengan memiliki sub-kelas yang banyak serta lebih dari 90% dari semua mineral yang dikenal. Oleh karena itu, oksida terbatas pada mineral non kompleks yang mengandung oksigen dan hidroksida.

Mineral oksida banyak yang berwarna hitam akan tetapi dapat juga berwarna – warni. Keragaman besar oksida sebagian besar dapat dikaitkan dengan kelimpahan yang ekstrim oksigen dalam kerak bumi. Oksigen terdiri lebih dari 45% dari kerak bumi. Sebagian besar dari ini terkunci dalam mineral yang lebih kompleks berdasarkan senyawa kimia anion yang kompleks seperti CO3, BO3, SO4, NO3, SiO4, PO4 dan lain-lain. Akan tetapi ada peluang besar untuk ion oksigen tunggal menggabungkan dengan berbagai elemen dalam berbagai cara.


Nickel – Strunz Clasification

Berdasarkan klasifikasi Nickel – Strunz, mineral oksida dapat dibagi menjadi beberapa golongan diantaranya :

a.      Metal Oxygen Magnetite Hematite

b.      Hydroxides Manganite

c.      Uranyl Hydroxides Paraschoepite

d.     Vanadates

Vanuralite [Al(UO2)2(VO4)2(OH)]

e.   Arsenites, Antimonites,      Bismuthites, Sulfites

Kusachiite  CuBi2O4

f.   Iodates

Salesite Cu(IO3)(OH)


Jadi secara umum, dapat disimpulkan bahwa kelompok mineral oksida merupakan kelompok mineral yang terbentuk akibat kombinasi antara oksigen dengan satu atau lebih unsur logam lainnya, dicirikan dengan adanya anion O2- . Selain klasifikasi berdasarkan unsur penyusunnya mineral kelompok oksida juga dapat dibedakan menjadi oksida sederhana dan oksida kompleks berdasarkan perbandingan antara unsur logam dan oksigen pembentuk mineral tersebut. Berikut contoh mineralnya:

1.      Tipe X2O            : Cuprite (Cu2O)
2.      Tipe XO             :
a.       Periclase group : Periclase (MgO)
b.      Zincite group : Zincite (ZnO)
3.      Tipe XY2O4          :
a.       Spinel group : Spinel (MgAl2O4), Magnetite (Fe3O4), Franklinite (Zn,Mn,Fe)(Fe,Mn)2O4, Chromite (Mg,Fe)Cr2O4
b.      Hausmanite (MnMn2O4)
c.       Chyrsoberyl (BeAl2O4)
4.      Tipe X2O3           :
a.       Hematite group : Corundum (Al2O3), Hematite (Fe2O3), Ilmenite (FeTiO3)
b.      Braunite (Mn,Si)2O3
c.       Pyrochlore-Microlite series
d.      Psilomelane (Ba,H2O)Mn5O10
5.      Tipe XO2            :
a.       Rutile group : Rutile (TiO2), Cassiterite (SnO2)
b.      Pyrolusit (MnO2)
c.       Plattnerite (PbO2)
d.      Anatase (TiO2)
e.       Brookite (TiO2)
f.       Columbite – Tantalite
g.      Uraninite group : Uraninite (UO2), Thorianite (ThO2)

(Gambar 2: a.Anatase, b. Braunite, c. Chromite, d. Brookite)
Beberapa contoh mineral oksida dan identifikasinya

1.  Spinel (MgAl2O4)

Warna                        : merah, biru, hijau, coklat (ada juga yg colourless)

Cerat                          : putih

Kilap                          : kaca

Sistem Kristal            : kubik

Belahan                      : tidak ada

Pecahan                      : conchoidal

Kekerasan                  : 8

Ketembusan Cahaya  : transparent to transclucent

Berat Jenis                 : 3.5 – 4.1

(Gambar 3: Spinel)

Spinel merupakan mineral yang terbentuk akibat ikatan atom oksigen dengan magnesium dan aluminum. Spinel merupakan salah satu jenis batu permata yang banyak ditemukan di marbles of Luc Yen (Vietnam), Mahenge dan Matombo (Tanzania), Tsavo (Kenya) . Mineral Spinel banyak tersingkap dalam mineral metamorfik dan juga dalam batuan beku basa primer. Spinel biasanya terbentuk pada bagian atas mantel bumi dengan kedalaman antara 20 km sampai 120 km.



2.  Hematit (Fe2O3)

Warna                        : abu – abu sampai hitam

Cerat                          : merah kecoklatan

Kilap                          : logam

Sistem Kristal            : trigonal

Belahan                      : tidak ada

Pecahan                      : uneven

Kekerasan                  : 5 - 6

Sifat Kemagnetan      : ferromagnetik

Ketembusan Cahaya  : opak

Berat Jenis                 : 4.9 – 5.26

(Gambar 4: Hematit)

Hematit adalah mineral yang terbentuk dari besi(III) oksida (Fe2O3) yang merupakan salah satu contoh mineral besi oksida. Hematit biasanya dicirikan dengan warna hitam. Endapan hematit dalam jumlah besar banyak ditemukan di banded iron formation (endapan batuan sedimen pada umur prakambrium). Mineral hematit banyak digunakan sebagai biji besi dan juga sebagai zat perwarna (pigment).

3.  Manganit [MnO(OH)]

Warna                        : abu – abu gelap sampai hitam

Cerat                          : coklat kemerahan sampai hitam

Kilap                          : sublogam

Sistem Kristal            : monoklin

Belahan                      : sempurna

Pecahan                      : uneven

Kekerasan                  : 4

Ketembusan Cahaya  : opak

Berat Jenis                 : 4.38

(Gambar 5: Manganit)

Manganit adalah mineral dengan komposisi manganese oxide hydroxide MnO(OH). Manganit terbentuk dengan oksida mangan lainnya dalam endapan yang dibentuk oleh sirkulasi air meteorik  dalam lingkungan pelapukan clay dan laterite  dengan temperature sirkulasi hidrotermal rendah yang terjadi dalam veins dan berasosiasi dengan mineral kalsit, pirit, serta siderite.




B.  Mineral Halida

Kelompok halida dalah mineral yang anionnya terdiri dari unsur – unsur halogen (golongan VII pada tabel periodik unsur, meliputi F, Cl, Br, I). Anion dari unsur halogen ini biasanya berikatan dengan kation logam yang bersifat elektropositif seperti natrium (Na+1), potasium (K+1), dan kalsium (Ca+1).
Ciri khas mineral kelompok halida :

1.       Rapuh

2.       Translusen

3.       Mudah larut

4.       Memiliki kekerasan menengah

5.       Titik lebur tidak terlalu tinggi

6.      Konduktor listrik dan panas yang buruk

Ciri khas tersebut dikarenakan ikatan yang menyusun mineral dalam kelompok halida merupakan ikatan ion dan bermuatan listrik kecil.

Kegunaan Mineral Kelompok Halida :

1.       Halida seperti cerargit (AgCl), bromit(AgBr), dan iodirit (AgI) berhubungan erat dengan bijih perak dan dikenal di beberapa tempat seperti Meksiko, New South Wales (Australia) dan barat daya Amerika Serikat.

2.       Atacamite adalah konstituen dari bijih tembaga seperti yang terdapat di eksplorasi tembaga di Chile.
3.       Kriolit (Na3AlF4) digunakan untuk pengolahan bijih alumunium seperti bauksit.

4.      Kandungan potsium dalam silvit (KCl) dimanfaatkan sebagai pupuk.

Klasifikasi mineral kelompok halide berdasarkan Nickel – Strunz, mineral kelompok halide dibedakan menjadi beberapa kelompok sebagai berikut:

1.      Halida sederhana, tanpa kandungan H2O contohnya seperti: Halit, Sylvit, Miersite, dan Villiaumite.
2.      Halida sederhana, dengan kandungan unsur H2O contohnya seperti : Hydrohalite, Antarcticite, dan Chloraluminte.
3.      Halida kompleks contoh mineralnya seperti: Steropesite, Avogadrite dan barberiite
4.      Oxyhalides, Hydroxyhalides and related double halides contoh mineralnya seperti : Atacamite, Melanothallite, dan Paratacamite

Contoh mineral kelompok halida :

1.  Halit (NaCl)


(Gambar 7: Halit)

Halit secara umum lebih dikenal sebagai rock salt adalah mineral dengan komposisi kimia natrium klorida (NaCl) sehingga memiliki ciri khas yaitu rasanya yang asin. Mineral halit biasanya berbentuk bongkahan, atau granular (berbutir) kasar. Halit terbentuk pada dasar sedimen evaporit yang luas yang dihasilkan dari pengeringan danau tertutup dan laut. Mineral halit banyak dimanfaat sebagai penghasil Na dan Cl dalam industry kimia, serta untuk pembuatan macam – macam soda seperti bikarbonat dan caustic soda.

Identifikasi mineral halit:
Warna                           : putih, pink, biru gelap dan terang, colourless
Cerat                             : putih
Kilap                             : kaca
Sistem Kristal               : isometrik
Belahan                         : sempurna
Pecahan                        : konkoidal
Kekerasan                     : 2,5
Ketembusan Cahaya     : Transparan
Berat Jenis                    : 2,17


2.  Silvit (KCl)


(Gambar 8: Silvit)

Silvit atau lebih dikenal sebagai potasium klorida, memiliki karakteristik mineral yang sama dengan mineral halit, hanya saja yang membedakannya dari halit adalah rasanya yang asin dan agak lebih pahit. Silvit banyak ditemukan didaerah endapan evaporasi seperti di New Mexico dan Texas bagian barat dengan bentuk biasanya berbentuk bongkahan, massif berbutir kasar. Silvit biasanya dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman karena memiliki kandungan potasium yang berlimpah.
Identifikasi mineral Silvit:
Warna                           : putih, putih kekuningan, putih kemerahan, putih kecoklatan, putih kebiruan
Cerat                             : putih
Kilap                             : kaca
Sistem Kristal               : isometrik
Belahan                         : sempurna
Pecahan                        : Uneven
Kekerasan                     : 2,5
Ketembusan Cahaya     : Transparan
Berat Jenis                    : 1,99

3.  Ceragirit (AgCl)


Gambar 9: Ceragirit

Ceragirit adalah bentuk mineral dari silver chloride (AgCl). Mineral ini biasanya berbentuk bongkahan kubus, massif ditemukan dalam bentuk kerak dan diselimuti wax. Ceragirit terbentuk dari fase sekunder oksidasi endapan mineral perak. Mineral ceragirit pertama kali ditemukan di New South Wales, Australia. Mineral ceragirit memiliki keunikan yaitu menghasilkan percikan perak jika dipanaskan pada arang.

Identifikasi mineral Ceragirit:
Warna                           : ungu keabu – abuan, hijau, putih, colourless, abu - abu
Cerat                             : putih
Kilap                             : adamantin – damar
Sistem Kristal               : isometric - hexoctahedral
Belahan                         : tidak ada
Pecahan                        : Uneven, sub-konkoidal
Kekerasan                     : 1 – 1,5
Ketembusan Cahaya     : transparan - trasnlusen
Berat Jenis                    : 5,55


4.  Fluorit (CaF2)



(Gambar 10: Fluorit)

Fluorit adalah mineral kelompok halide yang terdiri atas  calcium fluoride biasanya berbentuk bongkahan, atau granular (berbutir) kasar. Fluorit dapat berbentuk sebagai endapan dalam urat terutama pada mineral logam dan sering ditemukan berasosiasi dengan mineral galena, sphalerit, barit, kuarsa dan kalsit. Fluorit adalah mineral yang umum dalam endapan hidrotermal dan telah dikenal sebagai mineral primer pada granit dan batuan beku lainnya serta sebagai konstituen minor umum pada dolostonedan limestone. Keunikan mineral ini adalah menhasilkan nyala api merah ketika dibakar hal ini menandakan adanya unsur kalsium.
Fluorit banyak digunakan sebagai sumber utama penghasil hydrogen fluoride yang merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk memproduksi berbagai jenis material. Hyrogen fluoride dipecah berdasarkan persamaan reaksi kimia berikut:

CaF2(s) + H2SO4→ CaSO4(s) + 2 HF(g)

Identifikasi mineral fluorit:
Warna                           : putih, kuning, hijau, merah, biru
Cerat                             : putih
Kilap                             : kaca
Sistem Kristal               : isometric
Belahan                         : sempurna
Pecahan                        : Splintery, sub-concoidal
Kekerasan                     : 4
Ketembusan Cahaya     : transparan - subtranslusen
Berat Jenis                    : 3,01 – 3,25

5.  Atacamit (Cu2(OH)3Cl)


(Gambar 11: Atacamit)

Atacamit adalah mineral yang relatif langka terbentuk oksidasi mineral utama tembaga atau zona pelapukan iklim kering . Mineral ini dicirikan dengan bentuk prismatik ramping memanjang, tabular, massif, biasa juga berbentuk granular atau fibrous. Keunikan dapat melebut, menghasilkan nyala api biru – azure dari tembaga klorida, menghasilkan percikan tembaga jika dilebur dengan sodium karbonat pada arang.

Identifikasi mineral atacamite:
Warna                           : hijau, kuning, hijau kekuningan, hijau gelap
Cerat                             : hijau muda
Kilap                             : adamantine
Sistem Kristal               : orthorombic
Belahan                         : sempurna
Pecahan                        : konkoidal
Kekerasan                     : 3 – 3,5
Ketembusan Cahaya     : transparan - translusen
Berat Jenis                    : 3,76 – 3,78

6.  Karnalit (KMgCl3.6H2O)


(Gambar 12: Karnalit)

Karnalit adalah mineral evaporit, yang terhidrasi dari potassium magnesium chloride.  Karnalit ditemukan dalam endapan laut garam yang dikenal sebagai mineral sedimen evaporit yang terkonsentrasi oleh penguapan air laut. Mineral karnalit banyak digunakan sebagai fertilizeryang merupakan sumber penting pengahsil potash. Mineral karnalit berbentuk massif, granular, dapat berbentuk tabular, mineral ini memiliki keunikan sangat mudah larut, menghasilkan nyala api ungu ketika dilebur dan memiliki rasa yang pahit.
Identifikasi mineral karnalit:
Warna                           : biru, kuning, putih, merah, colourless
Cerat                             : putih
Kilap                             : lemak
Sistem Kristal               : orthorombic
Belahan                         : tidak ada
Pecahan                        : konkoidal
Kekerasan                     : 2,5
Ketembusan Cahaya     : transparan - translusen
Berat Jenis                    : 1,6



















{ 0 komentar ... read them below or add one }

Posting Komentar