Kilang minyak atau oil refinery adalah pabrik/fasilitas industri yang mengolah minyak mentah menjadi produk Bahan Bakar Minyak (BBM) yang bisa langsung digunakan maupun produk-produk lain yang menjadi bahan baku bagi industri petrokimia.
Produk-produk utama yang dihasilkan dari kilang minyak antara lain :
1. Bahan Bakar Minyak :
a) BioPertamax, Pertamax
b) Pertamax Plus
c) BioPremium, Premium,
d) Solar, Bio Solar, Pertamina DEX
e) Kerosine
2. Non-minyak : Minarex, HVI 90, HVI 160, Lube Base, Green Coke, Asphalt,
3. Gas : Elpiji, Bahan Bakar Gas (BBG), Vigas, LPG, CNG, Musicool
4. Petrokimia : Pure Terahithlic Acid (PTA), Paraxyline, Benzene, Propyline, Sulfur
Ada beberapa kilang minyak di Indonesia yang dimiliki oleh PERTAMINA, antara lain :
1. Pertamina Unit Pengolahan I Pangkalan Brandan, di Sumatera Utara
Kapasitas produksi 5 ribu barel/hari. Kilang minyak pangkalan brandan sudah ditutup sejak awal tahun 2007
2. Pertamina Unit Pengolahan II Dumai dan Sungai Pakning, di Riau
Kapasitas produksi Kilang Dumai 127 ribu barel/hari, dan Kilang Sungai Pakning 50 ribu barel/hari
3. Pertamina Unit Pengolahan III Plaju Sungai Gerong Palembang, Sumatera Selatan
Kapasitas produksi 145 ribu barel/hari
4. Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap Jawa Tengah
Kapasitas produksi 548 ribu barel/hari
5. Pertamina Unit Pengolahan V Balikpapan, Kalimantan Timur
Kapasitas produksi 266 ribu barel/hari
6. Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan Indramayu, Jawa Barat
Kapasitas produksi 125 ribu barel/hari
7. Pusdiklat Migas Cepu, Jawa Tengah
Kapasitas produksi 45 ribu barel/hari
8. Pertamina Unit Pengolahan VII di Sorong Papua
Kapasitas produksi 10 ribu barel/hari
Disamping kilang minyak, PERTAMINA Hilir mempunyai kilang LNG di Arun dan di Bontang, dengan kapasitas LNG Arun sebesar 12,5 Juta Ton sedangkan LNG Badak 22,5 Juta Ton per tahun.
Pertamina merupakan perusahaan BUMN yang bergerak dibidang minyak dan gas bumi, yang pernah mempunyai monopoli pendirian SPBU di Indonesia, tetapi monopoli tersebut telah dihapuskan pemerintah pada tahun 2001. Pertamina juga mengoperasikan 7 Kilang Minyak dengan kapasitas total 1.052,7 MBSD, pabrik petrokimia dengan kapasitas total 1.507.950 ton per tahun dan pabrik LPG dengan kapasitas total 102,3 juta ton per tahun.
HITUNG-HITUNGAN KONDISI BBM INDONESIA
Menurut Lemigas pada tahun 2005 produksi minyak mentah Indonesia sebesar 1,113,400 barrel per hari (BPH). Data tersebut berasal dari PT. Chevron Pacific Indonesia sebesar 476 ribu BPH, Pertamina 135 ribu BPH, Conocophilips 71 ribu BPH, CNOOC 64 ribu BPH, Total Indonesie 60 ribu BPH, medco EP 55 ribu BPH , Petrochina 52 ribu BPH, Unocal 35 ribu BPH, Vico 24 ribu BPH dan BP 19 ribu BPH.
Dari total 1,113,400 barrel tersebut, setelah dipotong untuk biaya cost recovery, maka jatah KPS (Kontraktor Production Sharing) adalah 504,900 barrel, atau kurang lebih 45.35%. Sedangkan bagian pemerintah (termasuk produksi Pertamina) adalah 608,500 barrel, atau sekitar 54.65%.
Pada tahun 2004 jumlah konsumsi Bahan Bakar Minyak dalam negeri Indonesia sebesar 1,182,900 BPH.
Disamping minyak mentah digunakan sendiri, pemerintah menjual sedikit ke luar negeri, yaitu dalam bentuk pertukaran sebanyak 29,900 BPH. Sebanyak 35,100 BPH di ekspor ke luar negeri. Penjualan ke luar negeri melalui jalur BP Migas sebanyak 34,100 BPH.
Sehingga minyak mentah yang siap dikirim ke Kilang Pengolahan hanya sebesar: 608,500 -29,900 – 35,100 – 34,1000 = 509,400 BPH. Masih ada tambahan dari KPS sebesar 102,800 barrel sehingga menjadi 612,200 barrel.
Kebutuhan kilang minyak Indonesia sebesar 995,700 barrel, sehingga ada kekurangan 383,500 barrels. Dicari dimana ? (impor)
Sebanyak 248,800 barrels diimpor dari Saudi Aramco, Petronas PPT, dan Petral. Sedangkan dari Spot tender didapat 119,900 barrels. Dengan demikian sudah diperoleh 368,700 barrels. Kurang sebesar 14,800 barrels diimport dalam bentuk HOMC atau High Octane Mogas (Motor Gasoline) Component.
Sebanyak 248,800 barrels diimpor dari Saudi Aramco, Petronas PPT, dan Petral. Sedangkan dari Spot tender didapat 119,900 barrels. Dengan demikian sudah diperoleh 368,700 barrels. Kurang sebesar 14,800 barrels diimport dalam bentuk HOMC atau High Octane Mogas (Motor Gasoline) Component.
Sehingga total yang sudah dapat dikirim ke kilang minyak untuk lakukan pengolahan adalah 612,200 + 248,800 + 119,900 + 14,800 = 995,700 barrel.
Dari jumlah 995,700 barrel yang dikirim ke Kilang Minyak dengan hasil pengolahan terdiri dari :
1. LPG : 30,200
2. Premium : 194,200
3. Minyak Tanah : 164,700
4. Solar : 266,800
5. Diesel : 17,800
6. Minyak Bakar : 89,000
Sehingga total yang dihasilkan untuk BBM sebesar 732,500 barrel, diluar LPG.
Sedangkan kebutuhan BBM Indonesia per hari sebesar 1,182,900 barrel, sehingga ada selisih antara kebutuhan dan produksi sebesar 1,182,900 kebutuhan – 732,500 produksi = 450,400 barrel BBM yang masih harus impor.
Jumlah impor BBM sebesar 450,400 barrel dengan rincian :
1. Premium : 67,300 barrel
2. Minyak Tanah : 163,300 barrel
3. Solar : 190,800 barrel
4. Minyak Bakar : 29,000 barrel.
Refferensi : Mata kuliah Energi yang diampuh oleh Bapak Sudiartono
Artikel terkait : Sumber Energi Fosil 1 Minyak Bumi
4. Minyak Bakar : 29,000 barrel.
Refferensi : Mata kuliah Energi yang diampuh oleh Bapak Sudiartono
Artikel terkait : Sumber Energi Fosil 1 Minyak Bumi
{ 1 komentar ... read them below or add one }
saya ingin berbagi dengan siapa pun di sini yang mencari pinjaman untuk bisnis atau pinjaman pribadi untuk menghubungi mr pedro di pedroloanss@gmail.com karena mr pedro dan perusahaan pinjamannya adalah semua yang saya percaya ketika datang ke solusi situasi keuangan jadi saya merekomendasikan ada yang mencari bantuan keuangan untuk menghubungi mr pedro dengan pinjaman 2 tingkat pengembalian tahunan, sekarang? Anda mengerti mengapa saya akan memilih pedro dengan perusahaan pinjamannya 100 keuangan asli.
Posting Komentar